Advertorial
Intisari-Online.com - Karena pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia, seluruh siswa harus belajar di rumah.
Sebab, sejumlah sekolah diliburkan demi keamanan seluruh siswa.
Pemerintah pun memberlakukanpembelajaran daring (online) menggunakan smartphone dan juga laptop.
Hanya saja ada satu fakta yang terlupakan.
Tidak semua orang memiliki smartphone atau laptop yang artinya tidak semua siswa bisa mengakses pembelajaran online tersebut.
Melihat hal ini, Lulu Kartika (26), seorang guru SD di Kabupaten Sragen Jawa Tengah terpaksa mendatangi satu per satu rumah seluruh muridnya untuk memberikan penjelasan materi pelajaran.
Lulu merupakan guru kelas IV di SDN Sigit 3 Kecamatan Tangen KabupatenSragen.
Sebenarnya, Lulu telah membuat grup WhatsApp (WA) yang berisikan wali murid.
Tujuannya, untuk membagikan materi pelajaran dan penugasan.
Namun, tiga dari sebelas wali murid tidak memilikismartphoneyang bisa untuk bergabung ke dalam grup WA yang Lulu buat.
Grup WA yang Lulu buat bukan hanya sekadar untuk memberikan materi dalam bentuk tulisan.
"Saya tetap membuat video materi pembelajaran yang kemudian saya kirim ke grup tersebut," ujarLulu kepadaTribunnews.commelalui sambungan telepon pada Minggu (3/5/2020).
"Sedangkan ada yang tiga belum pernah. Jadinya saya datangi ke rumahnya satu-satu," ungkap Lulu.
Lulu mengaku sudah menerapkan mengajardoor to doorsejak diterapkannya belajar dari rumah.
Lulu mendatangi rumah muridnya setidaknya sekali dalam seminggu.
"Nanti saya kasih tugas, saya jelaskan materinya, seminggu kemudian saya datang lagi untuk memeriksa dan mengambil tugasnya," kata Lulu.
Lulu mengungkapkan daerah tempat ia mengajar bisa dikatakan termasuk daerah pelosok.
"Akses menuju rumah para murid juga masih sulit, bahkan untuk motor," katanya.
Memang saat ini TVRI menanyangkan proses pembelajaran.
Namun sebagian dari daerah para murid juga disebut Lulu sulit menangkap tayangan TVRI.
"Tapi bagi yang sudah memiliki fasilitassmartphonedan orangtuanya mendukung, bisa mengakses materi melalui Youtube," ungkap Lulu.
"Sedangkan yang tidak bisa mengakses ya kasihan kalau ketinggalan banyak materi," imbuhnya.
Bahkan, Lulu menyebut satu dari tiga murid yang ia datangi adalah peraih peringkat satu di kelas sejak kelas satu.
"Makanya sayang kalau ketinggalan banyak materi," ujarnya.
Lulu mengungkapkan orangtua murid yang ia datangi mengungkapkan banyak terima kasih.
"Seminggu sekali waktu piket ya saya kasih tugas kemudian saya ambil," ujarnya.
Jaga jarak dan gunakan masker
Dalam memberikan pembelajarandoor to doorkepada tiga murid, Lulu tetap menerapkan anjuran jaga jarak atau social distancingdan juga mengenakan masker.
Nantinya, social distancingdan penggunaan masker akan diberlakukan Lulu terhadap seluruh murid yang ia ajar.
"Untuk menghemat waktu dan tetap melaksanakan anjuran pemerintah untuk social distancing, saya menjadwalkan dan mengelompokkan anak-anak maksimal 3-4 anak," ujar Lulu.
Nantinya pengelompokan tersebut diatur sesuai jarak rumah masing-masing anak yang saling berdekatan.
"Anak-anak wajib menggunakan masker saat pembelajaran langsung bersama saya, nanti apabila ada yang belum mempunyai masker insyaallah akan saya sediakan," ungkap Lulu.
Lulu berharap di tengah situasi saat ini, para murid tetap rajin belajar.
"Semoga para murid tetap harus semangat rajin belajar walaupun di musim pandemi, mematuhi anjuran pemerintah untuk tetap social distancing, insyaallah wabah segera berakhir," ungkap Lulu.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang Putranto)
(Artikel ini telah tayang diTribunnews.comdengan judul "Di Tengah Wabah Corona, Guru SD Ini Ngajar Door to Door ke Rumah Murid: Tak Semua Punya Smartphone")