Advertorial
Intisari-Online.com - Kabar buruk bagi masyarakat Inggris datang pada Jumat (28/3/2020) kemarin.
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, menyatakan melalui unggahan video di Twitter bahwa dirinya positif menderita Covid-19.
Gejala yang dialaminya ringan, sedikit demam, dan batuk yang frekuentif selama 24 jam.
Berdasarkan saran Otoritas Kesehatan Inggris, Boris diminta untuk menjalani uji virus corona. Ternyata hasilnya positif.
"Selama kurun waktu 24 jam terakhir, saya mengalami gejala ringan yang ternyata setelah dites saya mengidap Covid-19.
Kini saya dikarantina, tetapi saya masih akan terus memimpin respons pemerintah melalui video konferensi terkait perlawanan terhadap wabah virus corona. Bersama kita bisa melawan virus ini. #StayHomeSaveLives." ungkapnya.
Johnson menyatakan dalam videonya, dia meminta warga Inggris untuk tetap berada di rumah agar tidak tertular dan menghentikan penularan infeksi virus corona.
Rupanya bukan hanya Boris Johnson yang dinyatakan positif Covid-19 di keluarganya.
Melansir Mirror.co.uk, Saudara ipar Boris Johnson, Gabriela Maia, juga mengatakan bahwa hasil tes menunjukkan dirinya positif Covid-19.
Gabriela Maia, yang menikah dengan saudara tiri Boris, Max, mengatakan bahwa dia masih belum pulih dari virus dengan beberapa kesulitan pernapasan.
Wanita berusia 30 tahun, yang sedang hamil, mengatakan kepada Daily Mail: "Saya baik-baik saja sekarang dan saya merasa sangat beruntung masih hidup dan saya berdoa agar bayi saya selamat.
"Hatiku meleleh bagi orang-orang yang belum seberuntung itu. Ini benar-benar, sangat menyedihkan."
Gabriela mengatakan hal tersebut setelah Boris Johnson membagikan pesan video di Twitter pagi ini mengkonfirmasikan bahwa ia telah tertular virus.
Wajar saja jika ibu hamil mengkhawatirkan bayi dalam kandungannya dalam situasi seperti sekarang.
Orang-orang yang tidak dalam kondisi hamil pun akan memiliki banyak kekhawatiran untuk kesehatannya.
Berikut ini 8 pertanyaan dan jawaban seputar Covid-19 pada ibu hamil.
1. Apakah ibu hamil berisiko lebih tinggi?
Para ahli tidak tahu tentang hal ini.
Sebab, Covid-19 adalah penyakit baru, tidak ada laporan ilmiah yang diterbitkan tentang apakah wanita hamil lebih rentan daripada populasi umum.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat menunjukkan, wanita hamil memang mengalami pelemahan sistem kekebalan tubuh, dan mungkin lebih rentan terhadap infeksi pernapasan, termasuk Covid-19.
Untuk saat ini, baik CDC maupun American College of Obstetricians and Gynaecologists tidak merekomendasikan pedoman khusus untuk wanita hamil, selain pedoman umum bagi semua orang terkait wabah virus corona.
2. Langkah apa yang harus dilakukan ibu hamil?
CDC merekomendasikan masyarakat umum, termasuk wanita hamil, mengambil "tindakan pencegahan sehari-hari" demi membantu menghentikan penyebaran wabah ini.
Langkah tersebut termasuk mendapatkan vaksin flu, mencuci tangan, menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut, tinggal di rumah saat sakit, dan menghindari kontak dekat dengan orang yang sakit, seperti yang dilakukan orang-orang pada umumnya.
3. Bolehkah wanita hamil berpergian?
Tidak ada petunjuk khusus yang melarang wanita hamil untuk berpergian (saat mendesak).
Yang pasti, wanita hamil harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan termasuk ke mana tujuan, dan seberapa dekat kita dengan waktu persalinan.
4. Haruskah ibu hamil pergi ke RS jika merasakan gejala virus corona?
Wanita hamil harus menghubungi dokter sebelum pergi ke rumah sakit, jika dia menunjukkan gejala.
Jika ibu hamil mengalami masalah pernapasan, maka dia harus segera mencari bantuan medis.
5. Amankah ke dokter untuk memeriksakan kandungan?
CDC dan ACOG di AS tak mengeluarkan pedoman khusus yang menyarankan wanita hamil untuk mengkarantina diri, atau tidak keluar rumah, termasuk memenuhi janji dengan dokter.
Tentu saja, menghubungi dokter terlebih dahulu merupakan pilihan yang bijak. Dari sana akan didapat kepastian, tindakan pencegahan yang mereka ambil.
6. Bisakah virus corona ditransfer ke janin?
Tidak diketahui apakah seorang wanita hamil dengan virus corona dapat menularkan virus ke janinnya sebelum, selama, atau setelah melahirkan.
Ada beberapa kasus di mana bayi yang lahir dari wanita dengan virus corona, dan dalam kasus itu, tidak ada bayi yang dites positif untuk virus yang menyebabkan Covid-19.
7. Haruskah wanita hamil memakai masker?
Tidak, kecuali wanita itu memang sudah sakit.
Orang sehat tidak direkomendasikan memakai masker.
Selain itu, dokter memperingatkan risiko dari mengutak-atik -memakai dan melepas masker malah bisa menjadi bumerang dengan memaparkan kuman di tangan ke wajah.
8. Amankah ibu yang terjangkit virus corona menyusui?
Jika seorang ibu didiagnosis terjangkit Covid-19, ia harus berbicara dengan paramedis dan keluarganya tentang apakah akan melanjutkan menyusui.