Advertorial

'Godfather of Broken Heart' Bilang Tidak Perlu Ada Ratapan, Didi Kempot: 'Patah Hati Tidak Usah Dibuat Sedih, Ayo Kita Jogetin'

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Intisari-Online.com - Kabar duka datang dari dunia musik tanah air.

Penyanyi legenda campursari Didi Kempot meninggal dunia.

Penyanyi yang mendapat julukan Godfather of Broken Heart tersebut meninggal dunia pada Selasa (5/5/2020) sebagaimana dilansir Tribunnews.

Didi Kempot meninggal dunia pada 07.30 WIB.

Baca Juga: Setelah Kasus Corona di Rusia 'Mengamuk', Tiga Dokter Rusia Justru Bunuh Diri Seperti ini, Bikin Banyak Pihak Penasaran Terkait Pandemi Covid-19 di Sana

Dilansir dari Tribunnews, Didi Kempot mengadu nasib ke Jakarta pada tahun 1987 hingga 1989.

Nama panggung Didi Kempot merupakan singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar, grup musik asal Surakarta yang membawa ia hijrah ke Jakarta.

Yang menarik, lagu-lagu Didi Kempot dikenal sebagai lagu-lagu patah hati.

Baca Juga: Tidak Jera di Tengah Pandemi Covid-19, Beredar Lagi Kabar Warga China 'Mencuri Angsa Hitam dari Danau Lalu Dibuat Sup', ini Nasibnya Sekarang

Ternyata Didi Kempot memiliki alasan tersendiri.

Hal itu lantaran tema tersebut karena rata-rata orang pernah mengalaminya.

Didi kempot ingin dekat dengan masyarakat, juga menjadi alasan Didi Kempot menggunakan nama-nama tempat sebagai judul atau lirik lagunya.

Baca Juga: Perjalanan Karir Didi Kempot Sang Maestro Campursari, Berawal dari 'Pengamen Trotoar' yang Mengadu Nasib ke Jakarta hingga Karyanya Kerap Dicover Tanpa Izin

Namun rupanya berkat lagu-lagunya itulah kini Didi Kempot banyak diminati oleh kalangan muda dari berbagai daerah.

Mereka yang menyebut diri mereka sebagai Sadboys dan Sadgirls yang tergabung dalam "Sobat Ambyar".

Para sobat ambyar itu pun lantas mendaulat Didi Kempot sebagai "Godfather of Broken Heart" dengan panggilan Lord Didi.

Baca Juga: Kenali Bahaya Kelelahan: Didi Kempot Meninggal Dunia Setelah Mengeluh Panas, Saudaranya Menduga 'Godfather of Broken Heart' Ini Kelelahan

Julukan itu berawal dari lagu-lagu Didi Kempot yang hampir semuanya menceritakan tentang kesedihan dan kisah patah hati.

Bagi penyanyi kelahiran Surakarta 1966 tersebut, patah hati justru harus diekspresikan sebaliknya.

Tidak perlu ada ratapan, tidak ada tangisan justru harus dibuat penuh suka cita, riang gembira.

Baca Juga: Tergeletak di Jalan Pantura Memeluk Koper, Nenek Asal Kaltim Ini Tak Kuat Lagi Lantaran Kelelahan Jalan Kaki dan Sakit Perut

"Patah hati tidak usah dibuat sedih, ayo kita jogetin!," ucapnya sambil berteriak riang saat manggung di Jazz Traffic Surabaya September 2019.

Penonton yang berjejalan tak hanya melihat tetapi sekaligus ikut larut.

Mereka ikut menyanyi tembang berbahasa Jawa tersebut.

Mulai dari Cidro, Suket Teki, Pamer Bojo, Cendol Dawet, Banyu Langit, dan lainnya.

Baca Juga: Temuan Mengejutkan, Dokter Buktikan Covid-19 'Sudah Hadir di Eropa Sejak Desember' dari Peninjauan 24 Kasus Pneumonia Sejak Desember

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait