Advertorial
Intisari-online.com -Kabar duka kembali menyelimuti warga Indonesia.
Mantan basis Dewa 19 Erwin Prasetya meninggal dunia Sabtu 2/5/2020.
Ia meninggal karena pendarahan lambung.
Kematian Erwin begitu mengejutkan banyak pihak.
Sebab ia tidak memiliki riwayat penyakit berat.
Disebutkan oleh istri mendiang, Miranda, Erwin juga seorang yang rajin menjaga kesehatan.
Bahkan, Miranda kerap kali diingatkan oleh Erwin Prasetya untuk mengonsumsi vitamin serta penggunaan masker.
“Dia (Erwin) itu yang paling rajin jaga kesehatan, minum obat, vitamin, dari sekeluarga dia yang paling rajin, ingetin buat minum vitamin dan pakai masker juga,” kata Miranda saat dihubungi, Sabtu (2/5/2020).
Tetapi, Miranda mengatakan, kesehatan Erwin Prasetya tiba-tiba menurun pada Kamis (30/4/2020).
“Enggak ada sakit, tiba-tiba drop Kamis pagi, langsung kami bawa ke rumah sakit,” ujar Miranda.
Hingga akhirnya, Erwin Prasetya meninggal dunia di Rumah Sakit Sari Asih, Ciputat, pada Sabtu (2/5/2020) subuh.
Eks basis Dewa 19 ini mengembuskan napas terakhirnya karena penyakit pendarahan lambung.
“Iya benar tadi jam 5 pagi di Rumah Sakit Sari Asih Ciputat. Penyebab pendarahan di lambung, tadi pagi kritis pas azan subuh,” tutur Miranda.
Lambung adalah salah satu organ pencernaan yang perawatannya cukup sulit.
Tidak disangka, lambung bisa rusak hanya karena konsumsi makanan terlalu pedas.
Melansir Kompas.com, makanan pedas memang membangkitkan selera sekaligus menimbulkan rasa penasaran.
Tak heran bila produk keripik pedas berlevel terus diburu orang meski saat menyantapkan mulut serasa terbakar.
Namun mereka yang sudah mengalami masalah pencernaan disarankan untuk menghindari produk makanan yang terlalu pedas.
Yang perlu disadari, setiap orang memiliki kepekaan usus berbeda-beda.
Pada mereka yang menderita gangguan pencernaan, menurut dr.Ari Fahrial Syam, Sp.PD, ahli pencernaan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, tidak disarankan terlalu sering mengonsumsi produk makanan yang pedas karena bisa memperburuk masalah pencernaannya.
"Hati-hati untuk yang punya masalah pencernaan," katanya dalam surat elektronik.
Ia menceritakan pengalaman pasiennya yang mengalami keluhan lambung setelah mengasup produk keripik pedas.
"Setelah saya teropong ternyata ditemukan luka di lambungnya," imbuhnya.
Konsumsi makanan pedas yang terlalu sering dapat menyebabkan permukaan lambung menjadi rapuh dan mudah mengalami luka.
Penyakit itu disebut gastritis alias mag, yang terjadi karena adanya peradangan pada lapisan lambung.
Pasalnya, lambung yang sering ditimpa makanan pedas mengakibatkan lapisan-lapisannya menipis dan rentan terkena infeksi.
Untuk masyarakarat yang tetap ingin mengonsumsi makanan super pedas, dr.Ari menganjurkan unuk mencampurnya dengan makanan lain supaya efek pedasnya berkurang.
"Sebaiknya juga siap-siap dengan obat pelindung dinding lambung atau mukoprotektor," katanya.
Rasa pedas dari cabai berasal dari zat capcaisin, menurut dr.Ari sebenarnya bermanfaat bagi tubuh.
Antara lain sebagai penghilang rasa sakit, anti radang, meningkatkan nafsu makan, serta melancarkan buang air besar.
Tetapi jika berlebihan tentu berbahaya.
"Dalam praktek sehari-hari saya pun tidak pernah melarang orang untuk tidak makan pedas hanya jangan berlebih-lebih dan bagi yang sedang mengalami sakit di ulu hatinya untuk menghindari sementara," paparnya.
Lebih lanjut ia meminta agar produsen makanan pedas memberikan informasi peringatan di kemasan produknya akan gangguan pencernaan.
Ia juga mengharapkan agar rasa pedas dalam produk makanan dibatasi.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Makanan Terlalu Pedas Merusak Lambung"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini