Advertorial

Terbongkar Keadaan Mengerikan Kehidupan Penjara di Korea Utara, Pria Ini Mengaku Memilih Mati daripada Menjadi Tahanan yang Dibombardir Siksaan

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Intisari-Online.com -Setiap orang yang melakukan kejahatan atau mengancam pemerintahan di Korea Utara sudah tentu akan dikirim ke kamp penjara.

Selain berakhir dieksekusi mati, ada yang hidup tersiksa dan dipaksa melakukan pekerjaan berat hingga akhirnya mati karena tersiksa.

Misalnya kisah Jeong Kwang-il, seorang pria Korea Utara yang berdagang dengan Korea Selatan dan Tiongkok.

Karena bergaul dengan musuh Korea Utara, Jeong dituduh sebagai mata-mata, akhinya diseret dan dijebloskan ke penjara.

Baca Juga:Meski Asam, Ini Alasan Mengapa Lemon Masuk dalam Menu Diet Kita

Dia disiksa dengan harapan memberikan pengakuan, dipukuli sangat parah hingga semua giginya parah dan bahkan kepalanya dibuat menderita luka permanen.

Jeong juga disiksa dengan teknik "siksaan merpati" di mana tangannya diborgol di belakang tubuhnya digantung dengan borgol sedang kakinya menggantung di tanah.

Baca Juga: Kisah Saat Bung Karno Berucap 'Hei Wanita yang Pakai Kelom Geulis, Mari Duduk Dekat Saya,' Kontan Para Wanita Berlarian dan Berebut Kursi Mendekatinya

Dalam posisi tersebut, Jeong terus dibombardir dengan siksaan selama berhari-hari.

"Sangat menyakitkan, saya lebih baik mati, daripada mengakui kejahatan yang tidak pernah saya lakukan," katanya dikutip dariNY Daily News.

Selama 10 bulan Jeong mendapatkan siksaan.

Baca Juga: Minum Segelas Air Putih saat Buka Puasa Memang Baik untuk Kesehatan, Tapi Lebih Baik Air Mineral atau Air Sumur?

Dia dikirim ke Yodok, salah satu penjara terbesar di Korea Utara yang menampung sekitar 50.000 tahanan.

Dalam gerbang penjara itu, ada tulisan yang berbunyi, "Mari kita korbankan hidup kita untuk melindungi kepemimpinan revolusioner dari pemimpin yang terhormat, Kim Jong-Il (ayah Kim Jong-Un)."

Banyak orang yang telah mati di kamp tersebut.

Baca Juga: Tak Terima Diejek Kekuatan Militernya Menurun Akibat Corona, AS Lakukan Operasi Tempur Skala Besar dengan Skenario Serbuan Amfibi ke Daratan China

Para tahanan dibangunkan pada pukul 05.00 pagi, kemudian diberi semangkuk nasi, kacang dan jagung lalu dipaksa bekerja.

Pada musim semi, para tahanan dituntutmenuju ke sebuah ladang yang jaraknya sangat jauh, setiap hari atau diberi makan sedikit.

Pada musim dingin, para tahanan harus memotong kayu-kayu besar yang panjangnya lebih dari 4 meter dan membawanya sepanjang 3 kilometer.

Baca Juga: Memiliki Kemiripan dengan Virus Corona, Ilmuwan Temukan Penyakit Baru Berasal dari Asia, Penyakit Ini Sudah Menyebar Luas di Jerman

Banyak orang yang mati karena kecelakaan, dan hampir sebagian besar mati kelaparan karena tidak bisa bekerja.

Sedangkan Jeong tetap dipenjara selama 3 tahun sampai seorang penjaga senior memutuskan bahwa dia tidak bersalah.

Baca Juga: Makin Mencurigakan, Ilmuwan AS Dilarang China Melakukan Penyelidikan Asal Usul Virus Corona di Laboratorium Wuhan, Apa Alasannya?

Kemudian setelah dibebaskan dia memilih pergi dari rumahnya bersama keluarganya dan melarikan diri ke Korea Selatan. (Afif Khoirul M)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait