Dalam buku tersebut, disebutkan bahwa hubungan Soekarno dan Fatmawati mulai merenggang pada tahun 1950-an.
"Sampai dengan lahirnya Mohammad Guruh, tahun 1954, keluarga Presiden rukun dan kelihatan bahagia sekali. "
"Akan tetapi setelah pecah berita, bahwa Bung Karno akan menikah dengan Bu Hartini."
"Hubungan antara Bung Karno dan Bu Fat serta keluarga kelihatan mulai tegang renggang," kata Fatmawati menirukan catatan dari Winoto Danuasmoro yang merupakan sahabat dekat Soekarno seperti dilansir dari tribunnews.com.
Tak sampai disitu saja.
Ketika hubungan keduanya merenggang, Fatmawati juga sudah pindah dari kamar di gedung utama Istana Merdeka.
Dia pindah ke paviliun yang letaknya di dekat Masjid Baitul Rachim.
Sang Ibu Negara tinggal di sana sampai dia memutuskan untuk meninggalkan Istana.
Pada suatu hari, Fatmawati menghadap Presiden Soekarno untuk pamit pulang ke rumahnya yang ada di Jalan Sriwijaya.
Namun, Fatmawati Soekarno tidak mengizinkannya.
"Di sini rumahmu," ucap Soekarno.
Fatmawati kemudian menjawabnya.
"Di sini bukan rumahku, keadaan kita sekarang sudah lain," jawab Fatmawati.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR