Advertorial

Ada 1.000 Kematian Sehari, Ratusan Warga Amerika Serikat Malah Demo Minta Lockdown Dicabut, 'Kami Lebih Takut Miskin!'

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Beberapa waktu lalu, lockdown Indonesia sempat menjadi trending topic pasca masuknya kasus virus corona di Indonesia.

Menurut warga, lockdown mungkin jadi jalan terbaik untuk mengurangi jumlah pasien virus corona.

Walau tak digunakan, pemerintah Indonesia sepakat menggunakan PSBB sebagai jalan terbaik.

Nah, lockdown memang memang menjadi salah satu cara untuk menghentikan penyebaran virus corona di seluruh dunia.

Baca Juga: Ayahnya Dibunuh, Keluarganya Tewas Karena Kelaparan, hingga Rela Makan Tikus demi Bertahan Hidup, Pembelot Korea Utara Ini Ceritakan Kejamnya Rezim Ayah Kim Jong Un

Sudah ada beberapa negara yang berhasil.

Misalnya China, Italia, Spanyol, hingga Malaysia.

Nah, Amerika Serikat yang sekarangnegara dengan jumlah kasus virus corona terbanyak di dunia melakukan lockdown pada beberapa negara bagian.

Sebab, kasus di sana sudah mencapai738.913 kasus.

Hanya saja, warga Amerika Serikat malah ramai lakukan demonstrasi untuk menyerukan pencabutan lockdown pada Sabtu (18/4/2020).

Baca Juga: Kantong Jenazah Habis, Pekerja Kamar Mayat Ini Gunakan Seprai pada 80% Jenazah Pasien Virus Corona, 'Ada Berton-ton Darah dan Kotoran'

Melansir Daily Mail, ribuan orang tampak berlomba-lomba berlari ke tepi pantai Florida setelah Gubernur Ron DeSantis memberi 'lampu hijau' bagi kota itu untuk membuka kembali pantai dan taman jika mereka menganggapnya aman.

Semua itu terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuka kembali perekonomian negaranya yang lumpuh akibat lockdown untuk menghentikan penularan virus corona.

Presiden Trump juga memberikan tiga kali kicauan beruntun di Twitter, 'LIBERATE MINNESOTA!', 'LIBERATE MICHIGAN!', 'LIBERATE VIRGINIA' (Bebaskan Minnesota, Michigan, Virginia).

Trump juga mengecam Gubernur New York, Andrew Cuomo yang melayangkan kritik.

Trump mengatakan pada Cuomo agar pria itu lebih banyak bekerja daripada sekadar mengeluh.

Berulang kali Trump mengatakan kalau dirinya ingin membuka bisnis dan perekonomian AS dengan cepat.

Dia juga pernah mengklaim kalau presiden AS punya otoritas total terhadap permasalahan ini.

Klaim otoritas total itu mendapat sindiran dari mantan wakil presiden Joe Biden di Twitter.

Tak lama kemudian, Trump langsung mengoreksi ucapannya dan mengatakan bahwa peraturan pembukaan kembali (pencabutan lockdown) untuk memulihkan perekonomian AS ada di tangan para pemimpin negara bagian.

Pengunjuk rasa ingin lockdown dicabut Sekitar 100 orang pengunjuk rasa di Pantai Huntington, California menentang perintah tinggal di rumah dan berkumpul dipusat kota untuk memprotes peraturan lockdown.

Baca Juga: Ada 738.913 Kasus Virus Corona di Negaranya, Trump Salahkan China, 'Mereka Harus Bertanggung Jawab atau Mereka Akan Hadapi Konsekuensi'

The Orange County Register melaporkan, beberapa pengunjuk rasa melantunkan nyanyian, "AS! AS! (Amerika Serikat!)" sementara pengendara pengemudi mendukung nyanyian itu dengan klakson mobil.

Seorang warga bernama Nicole Brown (50) di Costa Mesa mengatakan, "Kebebasan kami telah diraih dari kami. Orang-orang dikunci di rumah."

Menurut Brown, dia bersimpati pada pasien yang terinfeksi Covid-19 tapi dia percaya bahwa karantina harus bersifat opsional dan tidak diwajibkan dari negara.

Beberapa pengunjuk rasa melambaikan spanduk pro-Trump sementara yang lainnya tampak mengenakan jas medis putih tiruan dan memegang papan bertuliskan, "CORONAVIRUS IS A LIE" atau bermakna, virus corona adalah kebohongan.

Para pengunjuk rasa mengatakan bahwa keputusan gubernur untuk menutup bisnis tidaklah konstitusional.

Di sisi lain, dilansir dari media Perancis AFP, diperkirakan sebanyak 400 orang berkumpul di Concord, New Hampshire, di bawah rintik hujan dingin.

Beberapa ada yang berjalan kaki dan beberapa ada yang mengendarai mobil.

Mereka juga mengatakan bahwa karantina (lockdown) besar-besaran tidak diperlukan di negara bagian yang memiliki kasus Covid-19 relatif kecil.

Di Texas, lebih dari 250 orang berunjuk rasa di luar State Capitol di Austin, termasuk teori konspirasi sayap kanan Alex Jones, pendiri situs Infowars.

Baca Juga: Amankan Pertemuan Kim Jong Un dan Donald Trump, Ini Fakta Mengerikan dari Pasukan Gurkha, 'Mereka Terganas dari yang Terganas dan Juga Haus Darah'

"Sudah waktunya untuk membuka kembali Texas, sudah waktunya untuk membiarkan orang bekerja, sudah waktunya bagi mereka untuk membiarkan interaksi sukarela dan akal sehat, bukan kekuatan pemerintah," kata Justin Greiss, seorang aktivis Young American for Liberty.

Seorang Ibu rumah tangga, Amira Abuzeid menambahkan, "Saya bukan seorang dokter tetapi saya adalah orang yang cerdas yang dapat melakukan matematika dan sepertinya pada akhir hari ini, angka-angka (infeksi) ini tidak terlalu mengkhawatirkan."

Demonstran di luar gedung pemerintahan era kolonial Maryland di Annapolis berada di mobil mereka dan menggoyangkan papan bertuliskan, "Kemiskinan juga membunuh."

Dolores, seorang penata rambut, mengatakan kepada AFP bahwa dia tidak berhak menjadi pengangguran karena dia adalah pemilik bisnis, bukan seorang karyawan.

"Aku harus menyelamatkan bisnisku. Aku harus bekerja untuk hidup. Kalau tidak, aku akan mati," kata Dolores.

Demonstrasi lain terjadi di seluruh negeri di kota-kota seperti Columbus, Ohio dan San Diego, serta negara bagian Indiana, Nevada dan Wisconsin.

Hanya sedikit yang mempraktikkan jarak sosial tetapi banyak dari pengunjuk rasa mengibarkan bendera Amerika Serikat.

(Miranti Kencana Wirawan)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Ramai Warga AS Turun ke Jalan, Minta Gubernur Cabut Lockdown")

Baca Juga: Abaikan 23.644 Kasus Kematian di AS, Trump Malah Puji Dirinya Sendiri, Bahkan Siap Buka Kembali Seluruh Akses di Negaranya

Artikel Terkait