Advertorial
Intisari-online.com -Tidak terasa telah lima bulan berlalu sejak wabah virus Corona menyebar di China.
China menjadi negara yang pertama kali terkena dampak mengerikan dari virus Corona baru.
Kini, warga China telah umumkan hari Sabtu ini sebagai hari penghormatan para 'martir' virus Corona.
Martir, sebutan bagi mereka yang gugur di zona perang.
Nyatanya, virus Corona telah ciptakan perang kemanusiaan yang terasa sangat nyata bagi rakyat China.
Oleh sebab itu, julukan martir pantas bagi mereka yang meninggal karena penyakit Covid-19.
Pada pukul 10:00 pagi waktu setempat (9:00 pagi WIB), rakyat berdiri dalam rangka mengenang 3300 warga yang telah meninggal.
Mereka berdiri dalam waktu tiga menit dalam upacara penghormatan yang khidmat.
Tidak hanya itu, mobil, kereta dan kapal membunyikan klakson mereka.
Sirene berdering dengan kencang dan semua warga membisu, mendoakan rekan dan kawan mereka yang telah lebih dahulu meninggal.
Seperti kita ketahui, kasus pertama virus Corona dideteksi di kota Wuhan, China, provinsi Hubei, akhir tahun silam.
Sejak saat itu virus tersebut telah menyapu seluruh dunia dan menginfeksi lebih dari satu juta jiwa.
Lebih dari 181 negara telah terkena virus Corona, dan 60 ribu jiwa melayang akibat penyakit yang ia sebabkan di tubuh manusia.
Di Wuhan, semua lampu merah secara kompak menyala pada pukul 10:00 tepat.
Semua mobil dan kendaraan berhenti kemudian menyalakan klakson mereka.
Pemerintah China menyebut acara ini sebagai cara membayar rasa hormat kepada para pekerja medis yang meninggal melawan virus Corona.
Tercatat total 14 petugas medis telah meninggal menyelesaikan tugas terakhir mereka sebagai penolong sesama umat manusia.
Salah satunya adalah Li Wenliang, dokter di Wuhan yang meninggal karena Covid-19.
Li Wenliang telah peringatkan semua orang, terutama pemerintah, untuk ingatkan orang lain tentang penyakit ini.
Seorang perawat mengatakan kepada AFP, "Aku merasakan duka yang sangat dalam mengingat rekan dan pasien yang telah meninggal.
"Kuharap mereka beristirahat dengan tenang di surga."
Xi Jinping turut serta bersama anggota dewan pemerintah lainnya.
Ia terlihat mengenakan bunga putih yang tersemat di dadanya.
Sabtu ini dipilih menjadi hari berduka karena bertepatan dengan festival tahunan Qingming.
Festival tersebut dilakukan para keluarga China untuk mengenang leluhur mereka.
China pertama kali umumkan ke WHO mengenai kasus pneumonia sejak 31 Desember silam.
Pada 18 Januari, jumlah kasus yang terkonfirmasi telah naik menjadi 60, tetapi ahli sebutkan angka yang benar mendekati 1700.
Dua hari kemudian, saat jutaan warga bersiap pergi rayakan hari raya Imlek, jumlah kasus meningkat tiga kali lipat menjadi lebih dari 200.
Virus terdeteksi di Beijing, Shanghai dan Shenzhen.
Sejak saat itu, virus mulai menyebar dengan cepat ke Asia dan Eropa.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini