Advertorial

Saat Kasus Corona AS Tertinggi di Dunia, Beginilah Kehidupan Keluarga Donald Trump Setelah Lockdown

Tatik Ariyani

Editor

Intisari-Online.com -Selasa (31/3/2020) kemarin, sebanyak 865 orang meninggal di Amerika Serikat akibat terinfeksi virus corona.

Jumlah kematian tersebut merupakan yang terbesar di AS berdasarkan perhitungan Johns Hopskin.

Dengan demikian, korban meninggal akibat Covid-19 di AS menjadi 3.873 orang.

AS saat ini memiliki 188.172 kasus Covid-19 dan menjadi yang tertinggi di dunia.

Baca Juga: Banyak Digunakan Orang-orang Indonesia di Tengah Pelaksanaan WFH, Sri Mulyani 'Kejar' Pajak Aplikasi Video Conference

Di tengah tingginya kasus corona di AS, lantas bagaimanakah kehidupan Donald Trump beserta keluarganya?

Melansir Express.co.uk, Rabu (1/4/2020), Presiden AS Donald Trump, istrinya Melania dan putranya Barron telah mengungkapkan bagaimana mereka menyesuaikan diri dengan kehidupan di Gedung Putih setelah adanya social distancing.

Sekretaris pers Gedung Putih Stephanie Grisham mengatakan bahwa Melania Trump, melakukan jarak sosial (social distancing) dari anggota staf sesuai pedoman Centers for Disease Control and Prevention.

Grisham berkata, "Staf yang tidak begitu berkepentingan bekerja dari rumah."

Baca Juga: Ilmuwan Bocorkan Alasan Virus Corona Sampai Menyebar Ke Seluruh Dunia, Ternyata Semua Berawal Dari 'Kecerobohan' China Ini

Sebelum memasuki Gedung Putih, anggota staf yang saat ini masih bekerja di sana menjalani pemeriksaan suhu.

Trump mengatakan putra bungsunya, Barron, tidak menentang aturan untuk tinggal di rumah dari sekolah karena lockdown.

Berbicara kepada Fox News pada hari Senin, Trump mengatakan: "Yah, Barron tidak begitu tidak bahagia, oke. Dia tidak begitu tidak bahagia."

Baca Juga: Hampir Capai 200.000 Kasus, Trump Keluarkan Dana Bantuan Sebanyak Rp35,5 Triliun untuk Atasi Virus Corona, Ini Gunanya

"Mereka berkata, 'Kamu tidak bisa pergi ke sekolah,' dansayatidak akan mengatakan dia duduk dan mengeluh tentang hal itu."

Mengenai Gedung Putih, dalam bukunya, The Residence: Inside the Private World of the White House, kontributor CNN Kate Andersen Browermenceritakan tentang rumah besar keluarga Trump.

Dia menulis, "Gedung Putih adalah simbol kepresidenan negara yang paling kuat dan abadi.

"132 kamarnya, 147 jendela, 28 perapian, 8 tangga, dan tiga lift tersebar di enam lantai - ditambah dua tingkat mezzanine tersembunyi - semua terselip di dalam apa yang tampaknya merupakan bangunan tiga lantai."

Hidup menjadi berbeda sekarang karena pekerja yang akan berada di gedung monumental setiap harinya harus tinggal di rumah.

Anggota staf seperti tukang bunga, seniman kaligrafi, dan koki juga tidak ada lagi.

Baca Juga: Ketika Murid Belajar Online karena Pandemi Covid-19, Para Guru Malah Arisan, Kapolsek Berang, 'Kamu Kira Main-main, Kita Semua Capek'

Bahkan sekretaris sosial Gedung Putih, Rickie Niceta, sekarang bekerja dari rumah.

Jumlah staf The Executive Residence telah berkurang puluhan dari 90 pekerja penuh waktu.

"Seperti saat-saat lain dalam sejarah baru-baru ini, seperti penutupan pemerintah, mereka kemungkinan beroperasi hanya dengan kelompok inti orang-orang penting," kata seorang mantan staf senior Gedung Putih."

Sumber itu menambahkan bahwa jumlah pelayan reguler juga telah dikurangi.

"Sisa staf akan dikirim pulang, atau dipanggil, untuk datang atau bergantian ketika dibutuhkan," kata mantan karyawan itu.

Anggota staf yang masih bekerja di rumah besar melakukan pekerjaan mereka sambil menjaga jarak sekitar 1,8 meter dari Presiden dan keluarga dekatnya.

Tur pengunjung harian, acara, dan dua acara utama ibu negara tahun ini - Paskah Egg Roll dan makan malam negara untuk Spanyol - telah ditangguhkan.

Baca Juga: Terlihat Tanda-tanda Awal Bahwa Pandemi Virus Corona di Seluruh Dunia Mulai Melambat, Simak Selengkapnya Berikut Ini

Artikel Terkait