Advertorial
Intisari-online - Selama ini kita tidak pernah menduga bahwa dunia akan menjadi sekacau ini hanya gara-gara sebuah virus tak kasat mata yang menjelajah ke seluruh dunia.
Awalnya dunia ini tenang-tenang saja, dalam 100 tahun terakhir setelah pandemi muncul terakhir kali di dunia tahun 1920 silam.
Lalu mengapa virus ini bisa menjadi momok mematikan hingga menyebar ke seluruh dunia?
Bahkan Indonesia, pun kini juga terkena imbasnya, dan yang bisa kita lakukan hanyalah berjuang untuk mengatasi wabah ini semoga bisa segera berakhir.
Melansir Daily Express pada Rabu (1/4/2020), misteri soal menyebarnya virus corona memang kita ketahui dari persilangan penduduk yang berpindah-pindah.
Satu pasien yang terinfeksi terus menyebarkan, dan itu berulang sampai wabah ini menyebar dengan besar.
Namun, dalam sebuah film dokumenter rahasia, yang berbicara "Rahasia di balik virus corona" mengungkapkan bahwa virus ini tidak akan sebesar ini andaikan China tidak membuat kecerobohan.
Four Corner, rekan senior Pusat Studi Internasional Strategis Richard McGregor mengatakan, pada masa lalu China membuang waktu yang sangat penting untuk mencegah pandemi ini.
Dia mengatakan, "Poin kunci dalam kasus ini adalah China kehilangan dua hingga tiga minggu, ketika virus itu muncul pertama kalinya."
"Pada awalnya merekai mengabaikannya, dengan tidak melacaknya, padahal saat itu sangat mungkin untuk menekannya lebih awal," katanya.
"Hal itu terjadi karena China terperangkap dalam politik arus informasi dan pengawasan yang ketat," paparnya.
Namun nasi telah menjadi bubur, segalanya telah terjadi dan kini kita hanya bisa pasrah sambil menunggu solusi untuk mengatasi semua ini.
Sejak insiden itu, China dikecam habis-habisan oleh seluruh dunia.
Karena mereka ditemukan dalam aplikasi WeChat, telah menyensor kata kunci tentang virus corona sejak 1 Januari, sebelum wabah ini merebak.
Negara komunis itu menangkap siapa saja yang menyebarkan desas-desus secara online tentang virus ini.
Termasuk pada saat itu Dr Li Wenliang, yang dipuji sebagai pahlawan karen menjadi orang pertama yang waspada akan bahaya virus corona ini, pada awal wabah ini muncul.
Kemudian, presenter Sean Nicholls juga menjelaskan alasan sekunder lonjakan besar terjadi di China yang berakibat fatal ke seluruh dunia.
Dia mengatakan, "Empat minggu setelah infeksi pertama di China, mereka baru memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang wabah itu, padahal keadaan sudah sangat buruk."
"Pada awal Januari saja, jutaan orang Tiongkok sedang bersiap melakukan perjalanan dari kota ke kota lain termasuk Wuhan untuk merayakan tahun baru Imlek bersama keluarga mereka," jelasnya.
Tahun baru China atau Imlek jatuh pada tangga 25 Januari.
Dua hari sebelumnya pemerintah pusat kota China memberlakukan kuncian di Wuhan dan kota-kota lain di Hubei dalam upaya mengkarantina pusat wabah.
Tetapi, korespondensi BBC China, Stephen McDonell mengatakan pada saat itu, jutaan penduduk China dari seluruh negara sudah melewati jalur pada titik pandemi itu.
Dia mengatakan, "Jika Anda memilih waktu paling berbahaya, waktu terburuk saat penyebaran itu adalah saat tahun baru China, dengan migrasi besar memungkinkan penyebarannya ke seluruh China sangat cepat."
"Ada jutaan orang melintasi Tiongkok pada waktu itu, dan menjadikannya migrasi massal terbesar di dunia setiap tahunnya, ini waktu yang mengerika untuk menyebarkan virus itu.
Meski demikian, lockdown yang dilakukan China setelahnya terbukti efektif, dengan menekan jumlah pasien mencapai titik nol.
Sejak dua bulan lalu, Wuhan menjadi kota mati kehidupan di dalamnya lumpuh total, toko dan semua tempat umum ditutup.
Saat ini kota tersebut mulai berangsur pulih meskipun orang-orang di dalamnya dilarang meninggalkan kota tersebut hingga 8 April mendatang.