Advertorial

Mengungkap Kericuhan Delhi: Rumah Umat Muslim Dibakar Sampai Rata Dengan Tanah dan Hampir 50 Warga Muslim Dibantai Dalam Tiga Hari, Naasnya, UU India-lah Penyebab Kekejaman ini

May N

Editor

Intisari-online.com -Seorang pria muslim bernama Mohammad Munazir datang ke Delhi 10 tahun yang lalu setelah ingin lepas dari hidup miskinnya di negara asalnya, Bihar.

Kehidupannya di Bihar sangat naas, dengan keluarganya tidak memiliki rumah dan ayahnya bekerja jadi petani gurem dengan gaji yang rendah.

Awal pindah ke Delhi, layaknya migran miskin lainnya ia hidup bersama di gubuk terpal di pinggiran ibukota India yang luas.

Munazir bekerja di penjilidan buku dan pindah ke Khajuri Khas, lingkungan tetangga di timur laut Delhi, yang memiliki tingkat membaca lebih rendah dibandingkan rata-rata negara tersebut.

Baca Juga: Tak Tahu Menahu Terkena Virus Corona, WNI Asal Depok Akui Tertekan: 'Saya Tertekan Walau Bukan Karena Sakitnya'

Saat perusahaannya mulai gulung tikar, Munazir memutuskan untuk memulai bisnisnya sendiri, ia membeli gerobak lalu menjual biryani, makanan tradisional India berupa nasi dan ayam.

Bisnisnya berkembang pesat, dan hidupnya pun mulai tertata dengan baik.

Tiga tahun yang lalu, Munazir dan adiknya, seorang supir taksi, gunakan tabungan mereka untuk membeli rumah, sebuah rumah dua lantai di gang sempit daerah Delhi.

Masing-masing lantai memiliki 2 kamar berukuran kecil tanpa jendela dan dapur kecil serta kamar kecil.

Baca Juga: Ada yang Capai 100%, Ini Daftar Persentase Pasien yang Sembuh Virus Corona di Berbagai Negara, Korea Selatan Paling Rendah

Bagi kedua keluarga, rumah itu sempit, tapi itu adalah rumah tempat mereka berpulang.

Mereka bahkan memasang AC demi kenyamanan keluarga saat musim panas di Delhi menyerang.

"Itu adalah sarang yang berhasil aku bangun untuk istriku dan keenam anakku setelah perjuangan seumur hidup," ujarnya dilansir dari bbc.com.

"Itu satu-satunya yang kuinginkan di hidupku, dan akhirnya menjadi nyata."

Baca Juga: Air Wudhu dari 2 Keran di Masjid Ini Berwarna Hijau, Warga Rela Berdesakan Berbondong-bondong Demi Gunakan untuk Minum & Mandi: 'Berubah Warna Jadi Hijau Pukul 17.00'

Namun impian dan perjuangannya berakhir menjadi abu pada Selasa siang, munggu lalu.

Saat kericuhan Delhi melanda, rumah Munazir dibumihanguskan oleh massa yang gunakan masker dan helm dan terdiri dari para pemuda, masuk dan menjarah serta 'sapu' seluruh lingkungan tersebut.

Mereka gunakan senjata seperti tongkat hoki, batu dan botol berisi bensin sembari meneriakkan "Jai Shri Ram".

"Jai Shri Ram" berarti "Kemenangan untuk Tuan Ram", sebuah salam yang telah berubah menjadi seruan pembunuhan oleh gerombolan pembunuh Hindu dalam beberapa tahun terakhir. .

Baca Juga: Status Kasus Penyebaran Virus Corona Jadi Kejadian Luar Biasa, Ini 4 Contoh Kasus KLB di Indonesia

Khajuri Khas merupakan satu dari lingkungan yang dilanda oleh kericuhan rasis berdasarkan agama di Delhi selama puluhan tahun.

Sementara saat serangan ratusan kelompok Hindu terjadi, seorang warga yang putus asa bernama Naziya mencoba menelepon semua nomor telepon polisi yang bisa ia temukan di internet.

"Selama 48 jam berikutnya, sama sekali tidak ada polisi yang terlihat. Mereka perbolehkan para perusuh untuk luncurkan serangan kepada kami," ujar wanita berumur 45 tahun tersebut dilansir dari South China Morning Post.

"Bahkan para perusuh itu berkoar-koar 'polisi bersama kami'."

Baca Juga: Merebak Ke Seluruh Dunia, Agresifnya Virus Corona Buat Para Ahli Menerka-nerka, Berapa Lama Virus Corona Bertahan di Sebuah Permukaan Barang Sehari-hari?

Kericuhan yang merebak saat Donald Trump sampai ke India untuk kunjungan negara, berlangsung tiga hari dan membunuh lebih dari 45 warga, sebagian besar muslim dan cederai 150 warga lain.

Para perusuh bakar bangunan yang bernilai jutaan rupee, dan ratusan pemilik rumah kehilangan rumahnya, salah satunya adalah Munazir dan keluarganya.

Saat ini, lebih dari 1000 orang telah ditangkap atas kekerasan ini.

Pembantaian dan penjarahan ini muncul di tengah ketegangan yang meningkat antara Muslim dan Hindu di India, dan diperparah oleh UU yang diajukan oleh Perdana Menteri Narendra Modi.

Baca Juga: Tidak Tertular Virus Corona Meski Tinggal Serumah dengan Dua Pasien Virus Corona di Depok, Kemengkes Ungkapkan Penyebabnya Ini

Narendra Modi adalah Perdana Menteri beragama Hindu dari partai Hindu Nasionalis Bharatiya Janata Party (BJP).

Partainya usulkan hukum kontroversial dan ia loloskan yang mempercepat jejak kewarganegaraan India untuk kelompok agama tertentu tetapi mengecualikan Muslim.

Kericuhan tersebut juga temukan bukti jika Muslim menjadi target dalam rencana yang tersusun rapi, dengan sejumlah dokumen tunjukkan jika polisi membantu para perusuh atau tidak menghentikan usaha mereka.

Ada 200 rumah dan toko yang hancur akibat kericuhan tersebut dan seperlima dari 200 bangunan tersebut dimiliki oleh Muslim.

Baca Juga: Pasca Melahirkan, Berat Badan Shandy Aulia Turun 10 kg Tanpa Olahraga: Ini 4 Cara Alami Agar Berat Badan Turun Setelah Melahirkan

Namun rumah para warga Hindu pun juga terkena dampaknya, karena struktur rumah yang berdesak-desakan bahkan berbagi dinding dan atap.

UU bernama Citizenship Amendment Act (CAA) atau Aksi Amandemen Warga dikritik teras sebagai bentuk diskriminasi dan batasi otonomi suku Kashmir dan Jammu, dan menjadi momok warga Muslim India.

Muslim India sendiri ada sejumlah 200 juta jiwa, yang perbandingannya 15% dari populasi India.

Sebagian umat Muslim yang selamat berhasil melarikan diri setelah ada ledakan tabung gas di salah satu rumah, menyebabkan Naziya dan beberapa anggota keluarganya melarikan ke Mustafaband, wilayah yang didominasi Muslim di sekitar tempat tinggal mereka.

Baca Juga: Bisa Menangkal Bahkan Membunuh Virus Corona Langsung, Beginilah Cara Kerja Pakaian Anti Virus Corona yang Diciptakan Ilmuwan

Sementara Munazir yang tetangganya adalah orang Hindu diselamatkan oleh tetangganya saat tetangganya mencoba mencegah perusuh masuk ke rumah Munazir, tetapi meski begitu perusuh menang dan tetap menjarah rumah di gang tersebut.

Munazir segera berlari ke rumah untuk mempertahankan rumahnya saat mereka berusaha mendobrak masuk rumah Munazir.

Namun perhatian mereka teralih saat melihat masjid di sebelah rumah Munazir dan kemudian melemparkan bom bensin ke masjid tersebut.

Polisi datang 6 jam kemudian dan kemudian membawa para warga Muslim untuk selamatkan mereka.

Baca Juga: Kasus Virus Corona di Indonesia: Awas, Ada Ancaman Sanksi bagi Pengungkap Identitas Pasien Corona

Para umat Muslim di India yang alami kericuhan ini akhirnya berkumpul di lokasi evakuasi tempat 70 pria, wanita dan anak kecil dari 11 keluarga lokal berkumpul di sebuah ruangan kecil.

Ada dari mereka seorang wanita yang mengikat anaknya yang baru lahir seminggu di pinggangnya untuk melompat dari lantai 3 untuk mencari keamanan.

Para warga Muslim yang dievakuasi kini salahkan pemerintahan Modi yang ciptakan atmosfer kebencian di seluruh negara.

"Kami hanya bisa berharap para umat Hindu sadar membunuh kami tidak membawa kehidupan lebih baik bagi mereka."

Baca Juga: Selalu Gunakan Jimat Demi Kebertuntungan, Pria Ini Tewas Tepat saat Dia Memilih Tak Mengenakannya dalam Perjalanan Pulang dari Pencarian Jimat Lebih Banyak

Artikel Terkait