Advertorial

Berjuang di Garis Depan Penanganan Corona di Rumah Sakit Wuhan, Dokter Ini Ungkap Kondisi Pasien hingga Beri Pesan Ini

Tatik Ariyani

Editor

Intisari-Online.com -Jumlah kasus positif infeksi virus corona Covid-19 masih terus bertambah di seluruh dunia.

Melansir South China Morning Post, hingga Senin (2/2/2020) pagi, total kasus infeksi yang telah tercatat di seluruh dunia adalah sebanyak 88.227 kasus.

Dari kasus-kasus infeksi yang terjadi, ada 3.006 kematian yang terjadi di seluruh dunia dengan jumlah pasien sembuh sebanyak 41.997.

Seorang dokter yang bertugas di garis depan kasus korban infeksi virus corona di Wuhan menyampaikan pesan dan ceritanya kepada BBC.

Baca Juga: Meski Virus Corona Ditakuti Semua Pihak, Data NASA ini Tunjukkan 'Anjloknya' Polusi Udara Setelah Merebaknya Covid-19 di China Buat Kota itu Lumpuh, Bisakah Disebut Sisi Positif?

Dokter Xie Jiang bekerja di rumah sakit Anzhen, salah satu rumah sakit di Wuhan, provinsi Hubei, China berpesan, "Jangan pernah sekali-kali mengabaikan penyakit ini. Jangan pernah."

Di dalam unggahan video berisi percakapan wawancara antara jurnalis BBC dengannya, Xie Jiang mengatakan bahwa dirinya tiba di rumah sakit Anzhen pada awal bulan lalu.

Ketika itu, dia melihat banyak pasien terinfeksi virus corona memenuhi rumah sakit. "Mereka seperti lautan manusia. Padahal, fasilitas rumah sakit seperti kasur tidak mencukupi."

Situasi itu membuatnya yakin, tidak ada satu rumah sakit pun di dunia ini memiliki peralatan medis lengkap yang mampu menghadapi pasien sebanyak itu.

Baca Juga: Wabah Belalang Serbu Pertanian di Pakistan, China Kirim 100.000 Ekor Bebek, Beginilah Maksudnya!

Meski begitu, hari demi hari pihak rumah sakit pada akhirnya memiliki peralatan canggih seperti ecmo (yang mendukung pasien untuk terus hidup), ventilator dan ventilator invasif.

Saat ini angka kematian di China dikabarkan menurun drastis dari bulan sebelumnya. Walau begitu, dokter Xie Jiang masih belum puas diri. Menurutnya, angka kematian masih relatif tinggi.

"Pasien yang memiliki gejala penyakit virus corona parah justru memiliki resiko kematian lebih tinggi dibandingkan penderita Sars," ungkapnya. Hal itu juga yang kini harusnya menjadi perhatian.

Baca Juga: Viral di Media Sosial karena Disebut Mirip New Zealand, Wisata Randu Manduro Ditutup untuk Umum padahal Pengunjung Membludak, Mengapa?

Ketika dokter Xie Jiang ditanya apakah dirinya mengalami kesulitan dalam menguasai sisi emosionalitasnya, dia menjawab, "Sangat menyedihkan ketika mendengar anak muda meninggal karena penyakit ini."

Dia kemudian menceritakan tentang nasib dokter Li Wenliang yang tergolong masih sangat muda.

Dokter Wenliang sebenarnya telah berusaha memperingatkan petugas medis lain terkait penyakit sejenis Sars yang akan mewabah.

"Dia sempat diinterogasi polisi. Dan ternyata dia memang benar,"ungkapnya sedih, "aku sangat sedih ketika mendengar berita tentangnya (dokter Wenliang). Ini merupakan pukulan besar bagi seluruh tenaga medis."

Baca Juga: Kontrol Diabetes dengan Minum Air Rebusan Seledri dan Lemon, Yuk Coba

Belajar dari pengalaman ini, dokter Xie Jiang merasa seharusnya pemerintah China lebih bisa terbuka terhadap akses berita dan penyebaran informasi.

"Pemberitahuan terbuka akan informasi merupakan hal yang amat penting. Jika saja kita semua tahu dari awal, maka hasilnya tidak akan separah hari ini," imbuhnya.

Dengan ekspresi kecewa dia juga memberitahukan bahwa suatu malam dia pernah kehilangan lima orang pasiennya. "Saya kehilangan lima orang pasien dalam suatu malam. Bisakah Anda bayangkan? Dalam satu malam," pungkasnya.

Penyebaran virus corona sangat cepat. Sejak pertama kali diketahui bermula di pasar Seafood Hunan di Wuhan, China, virus itu kini telah menginfeksi lebih dari 79 ribu orang di seluruh dunia.

Baca Juga: Mengerikan, Sopir Truk Asal Sulawesi ini Tewas Diamuk Massa Papua di Depan Polisi Bersenjata 'Polisi Biarkan Adik Saya Jadi Korban Penghakiman Massa'

Miranti Kencana Wirawan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pesan dari Dokter Xie Jiang yang Berjuang di Garis Depan Rumah Sakit Anzhen, Wuhan"

Artikel Terkait