Advertorial
Intisari-online.com -Nasib naas dialami Yus Yunus (26), asal Desa Sugihwaras, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Ia tewas setelah dianiaya massa di Jalan Trans Nabire, Dogiyai, Papua, pada Minggu (23/2/2020).
Dalam rekaman video yang diunggah kakak korban Anhy Nayah, 25 Februari 2020, di media sosial itu memperlihatkan detik-detik Yunus tewas dianiaya massa.
Ironisnya, di video berdurasi 5 menit tersebut korban terlihat sudah berusaha lari mencari perlindungan kepada polisi setempat.
Namun, polisi yang terlihat membawa senjata di lokasi kejadian tidak mampu menghadang massa yang berusaha membunuh korban.
Hingga akhirnya, korban tewas di tempat setelah dianiaya menggunakan kayu dan senjata tajam oleh warga.
Dalam video itu, Anhy juga menuliskan sejumlah keterangan dan mengecam peristiwa naas yang menimpa adiknya.
Bantu di viralkan sawadara kasihan adekq yg meminta pertolongan tapi di biar kan sj. Mana rasa kemanusian nya ini pihak kepolisian,, kasian adekq lari" sana sini minta pertolongan tapi tdk ada yg bantu,, malah pihak kepolisian dgn santai nya melihat adekq di hajar massa. mana keadilan mu,, mana yg namanya mengayomi masyarakat,, mana yg katanya dari masyarakat untuk masyarakat.
Ya Allah kasian adekq tolong di bantu viralkan kasian adek ini berusaha hindari noge yg kecelakaan nabrak babi di jalan makanya mobil adek masuk ke semak semak krn menghindari eh malah adekq yg di tuduh nabrak & di amuk massa,, anehnya lagi adekq di bunuh di dpn aparat tanpa pertolongan sama sekali,, ya Allah kasian adekq sudah lari lari minta pertolongan tapi tdk di aman kan sama sekali.
Polisi kalian tdk punya hati betul,, tinggal berdiri di belakang truk,, ninton pegang senjata,, membiarkan adekq di amuk massa ya Allah mohon ke adilan mu,, mana ke adilan yg ada di indonesia,, Ya allah sy tdk tetima sekali adekq di siksa di TKP di depan polisi,, sedangkan polisi hanya berdiam pegang senjata,,, ya Allha tunjukan ke adulan mu, mana masyarakat indonesia,, mana anak mandar bugis kalian tega kah kami di perlakukan kayak binatang,, ya Allah harus kemana kami mengadu. haruskah kami di perlakukan seperti binatang.
Aksi main hakim sendiri dan sikap polisi saat menangani kasus tersebut mendapat kecaman dari warga.
Dilansir dari Kompas.com, kejadian itu bermula saat korban yang sedang melintas di Jalan Trans Nabire, Dogiyai, mengetahui ada seorang warga setempat yang diketahui bernama Damianus tewas setelah menabrak babi.
Melihat kejadian itu, Yunus kemudian berhenti dan melaporkannya kepada polsek terdekat.
Setelah mendapat laporan itu, Yunus bersama anggota polisi mengunjungi lokasi.
Namun setibanya di lokasi, justru warga menganggap Yunus yang menabrak Damianus dan babi tersebut hingga tewas.
Warga yang tersulut emosi, kemudian mengejar Yunus dan menganiayanya hingga tewas.
Bupati Dogiyai Yakobus Dumupa mengatakan, terkait tewasnya Yus Yunus, perlu diklarifikasi mengenai satu hal yang simpang siur dan tidak benar.
Ia mengatakan, pengeyorokan Yunus bukan karena babi yang mati ditabrak.
Para pelaku yang menganiaya Yunus hingga tewas tidak mempersoalkan babi tersebut.
"Tetapi hal ini karena tersulut emosi melihat kematian Demianus Mote yang dicurigai ditabrak oleh truk. Sehingga diharapkan untuk tidak mengembangkan dan menyebarluarkan isu seolah-olah nyawa babi dibalas dengan nyawa manusia," kata Bupati dikutip dari Antara, Jumat (28/2/2020).
Bupati juga menegaskan, tewasnya Yunus tidak ada hubungannya antara orang Dogiyai dengan orang Polewali Mandar atau masalah antara orang Papua dan orang non-Papua.
Masalah ini murni kecelakaan lalu lintas dan kriminal.
"Karena itu dimohon untuk tidak mengaitkan masalah kecelakaan lalu lintas dan kriminal ini dengan masalah politik, rasisme, agama, suku, kepulauan, dan lainnya," katanya.
Saat disinggung terkait pembiaran anggotanya dalam peristiwa penganiayaan yang menewaskan Yunus tersebut, ia mengaku polisi tidak bisa berbuat banyak.
Karena jika anggota polisi bertindak tegas, dikhawatirkan akan jatuh banyak korban.
“Kalau saya bayangkan anggota melakukan tindakan tegas terhadap masyarakat itu, maka akan ada korban juga karena sebenarnya itu situasional," jelasnya.
(Junaedi)
Artikel ini merupakan saduran dari 2 artikel Kompas berjudul "Viral Sopir Tewas Diamuk Massa di Depan Polisi yang Bawa Senjata"dan "Sopir Truk Tewas Diamuk Massa di Hadapan Polisi, Keluarga: Kapolri dan Kapolda Harus Bertanggung Jawab"