Advertorial

Suku Kanibal Terakhir di Dunia Ini Hidup Damai di Papua, Berdampingan Dengan Alam dan Tidak Serakah, Potretnya Menakjubkan

May N

Editor

Meski kanibal, suku Korowai tidak serakah dan menjaga alam Papua dengan baik. Mereka juga tidak setiap saat memakan daging manusia
Meski kanibal, suku Korowai tidak serakah dan menjaga alam Papua dengan baik. Mereka juga tidak setiap saat memakan daging manusia

Intisari-online.com -Papua adalah kepulauan di ujung timur Indonesia yang memiliki beragam suku bangsa dan kebudayaan yang sangat indah.

Salah satu suku bangsa di Papua adalah suku bangsa Korowai, yang tinggal di wilayah Papua Barat selama 10.000 tahun.

Dilansir dari thesun.co.uk, jurnalis dan fotografer Italia, Gianlunca Chiodini telah menembus hutan liar Papua untuk bertemu dengan suku misterius ini.

"Aku benar-benar ingin mengunjungi salah satu suku bangsa asli dan paling terisolasi di dunia.

Baca Juga: Punya Harta 37 Kali Lebih Besar dari Orang Terkaya di Dunia, Sang Raja Diraja dari Tangerang Ini Sesumbar akan Lantik Seluruh Presiden dan Raja di Muka Bumi, Ini Sumber 'Kekayaannya'

"Suku Korowai hidup di jantung hutan hujan Papua, mereka belum terekspos kepada media, sehingga tradisi berumur ribuan tahun mereka masih terjaga."

Chiodini kemudian mendokumentasikan foto-foto suku Korowai saat dia berkunjung di sana.

Foto tersebut menunjukkan warga suku Korowai berpesta memakan serangga hidup; memperbaiki rumah mereka dengan tangkai-tangkai panjang; dan pemanah yang berburu untuk makan malam seluruh suku.

Karena masih terisolasi, suku Korowai tidak memiliki akses kepada pengobatan modern dan menyembuhkan diri dengan tanaman-tanaman dan ilmu sihir.

Baca Juga: Kisah Delapan Teko Teh yang Mengemuka Setelah Bangunan Apotek Dihidupkan Kembali

Umumnya, harapan hidup anggota suku adalah di bawah umur 50 tahun.

Karena keterbatasan ilmu, suku Korowai percaya kematian berhubungan dengan setan 'Khakhua' yang mengambil nyawa manusia.

'Khakhua' menurut kepercayaan mereka, menyamarkan diri sebagai teman atau anggota keluarga untuk mendapat kepercayaan dari suku Korowai.

Baca Juga: Coba Fitur Baru Gojek, Sembunyikan Nomor Telepon Kita dan Driver

Setelah mereka lengah, 'Khakhua' dapat membunuh mereka.

Dari kepercayaan tersebut, mereka merasa perlu melindungi anggota suku dari siapapun yang mereka anggap sebagai 'Khakhua'.

Untuk melindunginya, mereka melakukan ritual kanibalisme kepada siapapun yang mereka anggap 'Khakhua'.

Setelah menangkap setan tersebut, suku Korowai akan membunuh korban 'Khakhua' dan memakan dagingnya.

Baca Juga: Dua Keunikan Pasar Bandeng Rawabelong Jakarta

Chiodini sendiri mengaku dia takut terhadap kanibalisme.

"Beberapa sumber mengatakan jika Korowai masih mempraktikkan kanibalisme sampai hari ini.

"Antropologi lain mengatakan jika praktik tersebut sudah berhenti, tetapi hanya di abad ini saja.

Baca Juga: Luka yang Digoreskan Trio Ikan Asin Sudah Terlalu Dalam Menembus Hatinya, Fairuz: Sampai Saya Masuk Akhirat, Saya Tidak Akan Mau Maafkan

"Namun pemanduku memperhitungkan jika masih ada orang-orang di hutan pedalaman Papua yang belum dihubungi, sehingga kanibalisme masih dilakukan."

Korowai hidup di rumah pohon yang tersusun dari tangkai-tangkai yang mereka temukan di hutan.

Rumah mereka dibuat untuk melindungi dari roh jahat yang bersembunyi di bawah kanopi hutan.

Baca Juga: Padahal Sudah Bersuami 3 Wanita Ini Masih Doyan Selingkuh, dan Akui Koleksi Banyak Pria, Di Balik Perselingkuhan Itu Ternyata ada Fakta Menyedihkan

Saat ini populasi Korowai mencapai angka 3.000, sebagian besar tidak mengetahui ada dunia di luar tempat mereka tinggal.

Korowai tidak mengerti peradaban barat sampai tahun 1970 ketika seorang antopolog melakukan perjalanan untuk mempelajari mereka.

Artikel Terkait