Advertorial

Cara Unik Seniman Sindir Para Pengunjung Holocaust Memorial yang Bertingkah Konyol, Syahrini Berikutnya?

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Aksinya itu dianggap tidak etis, bahkan Syahrini mengatakan bahwa 'tempat Hitler bunuh-bunuhan' itu bagus.
Aksinya itu dianggap tidak etis, bahkan Syahrini mengatakan bahwa 'tempat Hitler bunuh-bunuhan' itu bagus.

Intisari-Online.com- Holocaust Memorial di Berlin merupakan monumen yang menggambarkan kisah gelap masa lalu terkait pembantaian Yahudi oleh Nazi.

Pada tempat itu juga terdapat larangan bagi pengunjung untuk menaiki monumen.

Baru-baru ini Syahrini menjadi trending topic di Indonesia karena mengunggah fotonya berdiri di atas monumen.

Aksinya itu dianggap tidak etis, bahkan dia mengatakan bahwa 'tempat Hitler bunuh-bunuhan' itu bagus.

Baca Juga:Pesan Tersembunyi di Balik Logo-logo Terkenal yang Mungkin Tak Pernah Anda Sadari

Baca Juga:Ditawari Bertemu Diktator Franco, Hitler Malah Pilih Cabut Empat Giginya, Kenapa?

Tak hanya Syahrini, beberapa pengunjung juga seringkali mengambil foto narsis di atas tragedi kemanusiaan itu.

Dilansir dari petapixel.com, Holocaust Memorial memiliki luas 4,7 hektar yang ditutupi dengan 2.711 lempengan beton.

Bentuknya menyerupai kuburan, tetapi para desainer mengatakan itu adalah peringatan abstrak yang terbuka untuk interpretasi.

Atas tingkah polah para pengunjung yang dinilai tidak sopan, terciptalah proyek website Yolocaust.

Yolocaust diciptakan untuk mengangkat suara dan berbicara menentang perbuatan konyol para turis.

Shahak Shapira, seorang seniman Yahudi yang tinggal di dekat monumen di Berlin ada dibalik proyek ini.

Dia menyindir para pengunjung dengan mengedit foto-foto mereka.

Baca Juga:Bayi di Karawang Ini Alami Koma, Ternyata Gara-gara Dianiaya Oleh Ibu Kandungnya Sendiri Selama 2 Bulan!

Shapira menggunakan photoshop dan mengubah foto asli menjadi seolah-olah berada di tempat kejadian berlatar belakang kuburan masal korban Holocaust.

Langkahnya ini juga untuk menunjukkan perspektif yang berbeda tentang apa yang dilakukan para turis ini.

Shapira mengumpulkan beberapa foto-foto, mengeditnya, dan menjadikan para pengunjung di kamp-kamp pemusnahan Nazi.

Baca Juga:10 Fakta Menarik Mengenai kehidupan Sehari-hari di Sekolah Jepang yang akan Membuatmu Terkejut!

Artikel Terkait