Advertorial

Tolong Wanita Tuna Netra yang Rambut Gembelnya Sudah Jadi Sarang Tikus dan Ulat, Ardian Ternyata Mantan Residivis yang Sering Keluar Masuk Penjara

May N

Editor

Ardian, seorang relawan Aksi Cepat Tanggap yang memotong rambut gimbal Sukiyah, rupanya mantan residivis, keluar masuk penjara
Ardian, seorang relawan Aksi Cepat Tanggap yang memotong rambut gimbal Sukiyah, rupanya mantan residivis, keluar masuk penjara

Intisari-online.com -Ardian Kurniawan Santoso tak menyangka niatnya menolong Sukiyah, warga Dusun Karangombo, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang menjadi viral.

Sukiyah, perempuan berusia 50 tahun tersebut memiliki rambut gembel sepanjang kurang lebih dua meter hingga menjadi sarang tikus dan ulat.

Sukiyah yang berteman dengan gelap, ditolong oleh Ardian.

Ardian merawat dan memotong rambut Sukiyah.

Baca Juga: Menyusul Dua Negara Asia Ini untuk Menambah Kesiapan Angkatan Bersenjata Demi Natuna yang Masih Panas, Prabowo 'Minta' Dibelikan 48 Jet Tempur Dassault Rafale, Ini Tanggapan Jokowi

Ardian menceritakan, Sukiyah hidup seorang diri dalam keadaan buta dan rumah yang gelap karena aliran listrik dirusaknya.

Ardian adalah orang pertama yang berkomunikasi dengan Sukiyah setelah beberapa tahun.

Sukiyah dikenal tetangganya gampang mengamuk.

Bahkan, setahun lalu saat akan dimandikan oleh enam orang, dia mengamuk dan menggigit orang yang memegangnya.

Baca Juga: Sungai dari Dua Desa Ini Tak Bisa Menyatu, Begitu Pula Warganya yang Dilarang Saling Menikahi, Ternyata Ada Sejarah Kelam Perselisihan di Antara Desa Tersebut

Sukiyah selama hampir 27 tahun hanya berada di rumah dengan kondisi duduk dan rambutnya tak pernah dipotong.

"Mungkin memang menjadi relawan sudah menjadi jalan hidup saya setelah mengalami masa kelam," kata Ardian di Sekretariat MRI Salatiga dan Kabupaten Semarang, di Jalan Merak, Klaseman, Kelurahan Mangunsari, Salatiga, Sabtu (25/1/2020).

Ardian menceritakan awal mula menjadi seorang relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Ardian mengakui dia memiliki masa lalu yang tak baik.

Baca Juga: Kisruh Penebangan Pohon di Monas: Kenali Teuku Markam, Sosok Kaya Raya yang Sumbang 28 Kg Emas untuk Monas Namun Hidupnya Berujung Tragis hingga Dijebloskan ke Penjara

Dia harus mendekam di penjara sebanyak dua kali.

Pertama, tahun 2014 dia dipenjara di Jember, Jawa Timur karena mencuri truk berisi beras.

"Saat itu yang diambil sebanyak 8 ton beras. Saya dipenjara selama dua tahun," ujarnya.

Selain dijual dan digunakan sendiri, beras hasil curian itu dibagikannya untuk orang-orang yang membutuhkan.

Baca Juga: Stok Makanan Sudah Semakin Menipis Hingga Akhirnya Memohon untuk Dievakuasi, Inilah Kesaksian WNI di Wuhan yang Jadi 'Sarang' Virus Corona

Setelah bebas dari penjara di Jember, dia tidak bertobat.

Ardian beraksi di berbagai toko retail di wilayah Salatiga dan Boyolali.

"Saya juga tertangkap dan dipenjara lagi," ungkapnya.

Dalam masa tahanan yang kedua ini, Ardian mulai mencari jalan tobat.

Baca Juga: Ingat, Bila Tes Widal Positif Belum Berarti Kalau Kita Kena Tifus Loh! Ini Penjelasannya!

"Saya teringat anak-anak yang masih kecil. Tidak mungkin jika saya terus seperti ini, keluar masuk penjara. Anak saya pasti malu, saya ingin anak saya bangga, saya ingin menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat," paparnya.

Namun dia gamang. Ardian menilai jika ingin membantu orang lain harus kaya dan memiliki uang berlebih.

Padahal yang dia miliki hanya tenaga.

Saat itulah Ardian mulai berpikir untuk menjadi relawan.

Baca Juga: Ini 10 Cara Perawatan dari Biduran Kronis, Salah Satunya Tetap Tenang dan Jangan Stres

Tahun 2017, dia mulai bergabung ke Masyarakat Relawan Indonesia-Aksi Cepat Tanggap (MRI-ACT).

Di MRI, Ardian bertugas sebagai koordinator wilayah Salatiga dan Kabupaten Semarang.

Sementara di ACT, Ardian adalah driver food truck humanity yang biasa membuat dapur umum di daerah bencana.

Selama menjadi relawan, Ardian pernah betugas di Palu, Riau, Jambi, Dumai, dan Padang.

Baca Juga: 'Mengganas,' Wabah Virus Corona Bahkan Merenggut Dokter yang Menangani Pasien yang Terjangkiti hingga Ikut Tertular: Menginfeksi Lebih dari 1.300 Orang

Namun Ardian mengakui, pengalaman bertemu Sukiyah adalah yang paling menggetarkan hatinya.

"Bagaimana bisa kita membiarkan seorang manusia dalam keadaan seperti itu. Kita semua harus memanusiakan manusia apapun keadaannya," ucap Ardian.

Kondisi Sukiyah menurutnya sangat memprihatikan, selain karena keterbatasannya dan menutup diri, Sukiyah juga dirasakannya sangat 'unik.'

Namun, dia juga bahagia karena saat ini Sukiyah sudah berangsur membaik meski belum pulih sepenuhnya.

Baca Juga: Terpaksa Pakai Pembalut Wanita Sebagai Masker, Begini Kondisi Orang-orang di China yang Putus Asa Karena Tak Ada Masker Layak Pakai: 'Semua Orang Pada Akhrinya Terinfeksi dan Sekarat'

Karena pengabdiannya di dunia kerelawanan, Ardian pun mendapat hadiah yang tak disangkanya.

Ardian dijadwalkan berangkat umroh ke tanah suci pada 22 Februari 2020.

"Sebetulnya saya ingin ibu yang berangkat umroh, tapi ternyata tidak boleh, harus saya selaku yang mendapat hadiah yang berangkat. Semoga saya punya kesempatan lain untuk memberangkatkan ibu berangkat umroh," kata Ardian.

Baca Juga: Sepatu Paling Nyaman Digunakan Berbagai Kesempatan, Ini Cara Bersihkan Sesuai Bahan Material Sepatunya

(Dian Ade Permana)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sosok Ardian, Relawan Penolong Sukiyah dari Rambut 2 Meter Sarang Tikus: Mantan Residivis Keluar Masuk Penjara"

Artikel Terkait