Advertorial
Intisari-Online.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang merevitalisasi kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Rencananya, revitalisasi dikerjakan selama tiga tahun, yakni 2019-2021.
Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Suzi Marsitawati mengatakan, ada sekitar 80 pohon yang ditebang demi revitalisasi sisi selatan Monas dan akan dipindahkan.
Jumlah pohon ini berbeda dengan yang disebutkan oleh Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah.
Saefullah sebelumnya menyebut ada 85 pohon yang dipindahkan.
Suzi berujar, pohon-pohon itu akan dipindahkan atau ditanam kembali di sisi selatan juga, tepatnya di kanan dan kiri area yang direvitalisasi.
Menurut dia, penanaman kembali pohon-pohon di sisi selatan sesuai dengan hasil sayembara desain revitalisasi Monas.
"Dalam sayembara pun, memindahkan pohon itu nantinya akan di sektor selatan."
Sektor selatan kan luas, kami akan menghijaukan bagian-bagian itu, menebalkan bagian-bagian itu," ujar Suzi di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (24/1/2020).
Meskipun demikian, lanjut Suzi, saat ini pohon-pohon itu belum ditanam di sana.
Pohon-pohon itu dibawa ke kebun bibit milik Dinas Pertamanan dan Hutan Kota di Jagakarsa, Jakarta Selatan, untuk disehatkan terlebih dahulu.
Proses untuk menyehatkan pohon yang akan direlokasi membutuhkan waktu 2-3 bulan.
Banyak masyarakat Indonesia masih awam jika bentuk nyala api di Tugu Monumen Nasional (Monas) terbuat dari emas.
Padahal puncak nyala api monas tersebut dilapisi dengan 38 kg emas murni.
Dari 38 kg total emas, sebesar 28 kg disumbang oleh konglomerat asal Aceh bernama Teuku Markam.
Teuku Markam adalah pengusaha kaya Aceh pada jaman pemerintahan Presiden RI Soekarno.
Sebelum menyumbangkan emas untuk Monas, ternyata Teuku Markam sudah lebih dulu berkontribusi banyak untuk negeri ini.
Salah satunya ialah memasukkan peralatan perang ke Indonesia demi mendukung kampanye militer Trikora merebut Irian Barat.
Hal ini seperti diungkapkan oleh Politisi PDI Perjuangan H Karimun Usman, Senin (10/6/2019).
Baca Juga: Ingat, Bila Tes Widal Positif Belum Berarti Kalau Kita Kena Tifus Loh! Ini Penjelasannya!
"Tetapi Markam tipe yang tidak balas budi ke Bung Karno. Keuntungan dalam memasukan alat perang IRIAN BARAT tahun 1963 dibelikan dalam bentuk emas yang dipasang dipuncak Monas."
"Bukan diberikan kepada pribadi Bung Karno," kata Karimun.
Hal itu didapat Teuku Markam usai dirinya memenangkan tender pengadaan Peci dan Kopiah bagi aparatur pemerintahan Orde Lama.
"Di Jakarta Markam bertemu Jendral Gatot Subroto dan diperkenalkan kepada Presiden Soekarno, yang waktu itu sedang ada tender pengadaan peci atau kopiah. Teuku Markam berhasil memenangkan tender tersebut," ujar Karimun.
Baca Juga: Ini 10 Cara Perawatan dari Biduran Kronis, Salah Satunya Tetap Tenang dan Jangan Stres
Walau sudah menyumbangkan emas sebanyak itu dan berkontribusi secara materil demi utuhnya NKRI, harta kekayaan Teuku Markam seperti tak pernah surut.
Dengan sisa kekayaannya yang lain, Teuku Markam masih sanggup mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Berdikari yang masih eksis hingga saat ini.
Namun gegara di cap PKI oleh rezim Orde Baru, Teuku Markam dijebloskan ke penjara dan kekayaannya diambil alih oleh negara.
"Perusahaannya PT Berdikari diambil alih oleh negara dan dijadikan BUMN," kata Karimun.
Karimun juga menyatakan saat ini bisa saja DPRD Aceh dan Pemerintah Aceh meminta kembali perusahaan itu ke Aceh dan dipersilakan mengajukannya ke Presiden Jokowi.
"Sekarang waktu yang tepat bila DPR Aceh dan Pemerintah Aceh menginginkan PT Berdikari dikembalikan ke Aceh, terlebih masih ada anak dari almarhum Teuku Markam," tambah Karimun Usman.