Advertorial
Seorang wanita di Ungaran hidup seorang diri di rumah yang tidak layak huni.
Namanya Sukiyah, berumur 50 tahun di dalam rumah beralas tanah dan berdinding papan.
Ibunya meninggal sekitar tiga tahun lalu.
Sementara adiknya semenjak menikah sebelum pindah ke Banjarnegara tak pernah pulang dan berkirim kabar.
Sukiyah buta sejak berumur lima tahun. Kala itu, dia sakit panas hingga kejang-kejang dan tidak bisa melihat lagi.
Namun kala itu dia masih bisa beraktivitas normal hingga membantu orangtuanya berkebun.
"Sukiyah mulai bertingkah aneh dan jadi pendiam sejak umur 10 tahun," kata Suramto, Kamis (23/1/2020), paman Sukiyah dikutip dari Kompas.com.
Dia mulai mengurung diri dan enggan bersosialisasi.
Selama bertahun-tahun hanya berada dalam rumah.
Setelah ibunya meninggal, Sukiyah sempat tidur di teras.
Oleh warga, dia dimasukkan ke dalam rumah dan setiap malam, selalu dikunci dari luar.
"Itu agar dia tidak keluar rumah, karena tidak ada yang mengawasi," terangnya.
Sukiyah tinggal di Dusun Karangombo, Desa Polobogo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
Warga sempat mengaliri rumah Sukiyah dengan listrik dari masjid.
Namun, lampu yang menyala dirusak Sukiyah hingga selalu dalam keadaan gelap.
Relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Salatiga, Ardian, menemukan Sukiyah berdasar cerita sesama relawan pada Rabu (22/1/2020).
Saat pertama kali bertemu, kondisinya sangat mengenaskan.
"Dia hampir tidak pernah bicara dengan orang lain, tapi saya lakukan pendekatan dan ngomong pingin susu," jelasnya.
Dia memerkirakan Sukiyah berdiam di rumah sekitar 27 tahun.
Saat itu, yang terlintas dalam benak Ardian adalah memotong rambut Sukiyah.
Selain gembelnya sudah mencapai dua meter, di rambut tersebut ada kotoran manusia dan anakan tikus.
"Dia mengajukan permintaan, nanti setelah dipotong, minta dikeramas dengan sampo warna hitam, dan diobatin," ungkapnya.
Ardian mengatakan, kaki Sukiyah sudah lemah sehingga tak bisa digunakan untuk berjalan.
"Dia cuma duduk selonjor dan kalau berpindah tempat ndlosor karena tangannya juga lemah," terangnya.
Sukiyah memang melakukan semua aktivitasnya di dalam rumah. Bahkan dia buang air besar dan kecil di dalam rumah sehingga mengeluarkan bau menyengat.
Meski selalu berada di rumah, lanjutnya, Sukiyah mengetahui perkembangan di luar dusunnya.
Dari hasil komunikasi dengan Ardian, dia bercerita tentang berbagai daerah yang ada di Kota Salatiga.
Sementara Darkumi, tetangga Sukiyah mengatakan, setiap hari tetangga mengantarkan makan untuk Sukiyah.
Baca Juga: Bagai Senjata Makan Tuan, Pria Ini Tewas oleh Ayam Jantannya Sendiri Saat Sabung Ayam
"Sudah ada yang ngirim makan. Kalau pagi, siang, sore ada.
Tapi ya cuma dikasih depan pintu, nanti dimakan langsung," jelasnya. Dia mengingat, Sukiyah terakhir mandi sekitar setahun lalu.
Saat itu ada enam orang dewasa yang memegangi karena dia terus berontak.
"Bahkan tangan saya sempat digigit. Setelah kejadian itu, tidak ada yang mau memandikan lagi," kata Darkumi.
(Dian Ade Permana)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Derita Sukiyah, Berteman Gelap hingga Rambut Jadi Sarang Tikus"