"Tidak ada bukti bahwa mayoritas korban pelecehan seksual berpakaian terbuka. Jadi, memang tidak ada hubungannya antara pakaian dengan perilaku kekerasan seksual yang diterima oleh korban," ujar Azriana ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/1/2020).
Azriana menambahkan, kasus di Bekasi itu memperlihatkan bahwa korban yang berpakaian tertutup saja masih menjadi sasaran pelecehan seksual.
"Jadi yang harus kita perbaiki bukan pakaiannya korban, tetapi otaknya pelaku," lanjut dia.
Azriana yang belum lama purnatugas dari kursi Ketua Komnas Perempuan beranggapan, kasus di Bekasi memberikan dua gambaran umum soal peristiwa pelecehan seksual yang kerap menghantui perempuan.
Pertama, perempuan masih rentan terhadap pelecehan seksual sehubungan dengan rendahnya penghargaan masyarakat.
"Kasus di Bekasi memperlihatkan bagaimana penghargaan masyarakat terhadap perempuan itu rendah sekali. Mereka menjadi objek semata," kata Azriana.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR