Advertorial

Buat yang Rumahnya Kebanjiran, Ini Cara Cegah Jamur Timbul pada Bagian Rumah yang Kebanjiran

K. Tatik Wardayati

Editor

Lingkungan yang lembab menjadi tempat berkembangnya jamur dan menciptakan lingkungan yang tidak sehat bagi manusia.
Lingkungan yang lembab menjadi tempat berkembangnya jamur dan menciptakan lingkungan yang tidak sehat bagi manusia.

Intisari-Online.com – Banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya menyisakan banyak kerugian bagi pemilik rumah yang kebanjiran.

Bukan hanya harta benda yang menjadi rusak akibat banjir, tetapi juga ia harus mewaspadai penyakit yang mungkin mengintai anggota keluarga.

Lalu, setelah genangan air yang masuk ke dalam rumah dan sekitarnya mulai surut, maka menjadi pekerjaan rumah adalah membersihkan bekas-bekas banjir.

Salah satu risiko yang dihadapi adalah jamur yang mulai bermunculan pada perabotan atau dinding-dinding rumah.

Baca Juga: Waspadai Ancaman Leptospirosis, Penyakit yang Kerap Muncul Pascabanjir, Kenali Gejalanya dan Pencegahannya!

Katherin Allen dari Ilmu Pengetahuan Keluarga dan Konsumen, University of Florida yang juga direktur penyuluhan wilayah menjelaskan, jamur akan tumbuh pada suhu di antara 4 hingga 37 derajat Celcius.

Maka tak heran jika jamur menjadi masalah yang dihadapi setelah banjir menggenangi rumah dan bangunan lainnya.

Lingkungan yang lembab menjadi tempat berkembangnya jamur dan menciptakan lingkungan yang tidak sehat bagi manusia.

Menjadi agen penyuluhan dan bekerja dengan isu kualitas lingkungan selama lebih dari 20 tahun membuat Katherin memahami betul dampak kesehatan jangka pendek dan panjang dari paparan jamur.

Baca Juga: Sebut-Sebut Sampah Sebagai Penyebab Banjir Jakarta, Jokowi Ditampik Gubernus Anies Baswedan,

Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakuka untuk mencegahnya:

1. Pentingnya tindakan segera

Selalu pertimbangkan keselamatan terlebih dulu saat kembali ke rumah yang terkena banjir.

Periksa stabilitas struktural. Jika kerusakannya parah, Anda mungkin perlu memanggil spesialis untuk memeriksa rumah dan memastikannya aman untuk dimasuki.

Jika mau melakukan bebenah sendiri, jauhkan anak-anak saat pekerjaan sedang dilakukan.

Ganti dengan pakaian "kerja" sebelum memasuki area tersebut dan lepaskan pakaiannya saat meninggalkan area.

Baca Juga: Banjir Tak Surut-surut, Jakarta Diprediksi Tenggelam pada 2050, Ini Solusi yang Diberikan Ilmuwan PBB Untuk Selamatkan Jakarta

Lakukan identifikasi tingkat kerusakan, apa yang bisa Anda lakukan untuk menghentikannya menjadi lebih parah dan bagaimana melindungi orang-orang di dalam ruangan.

Alat pengukur kelembaban mungkin akan berguna dalam menentukan seberapa basah suatu bahan, serta mengidentifikasi sumbernya.

Sesuatu yang terlihat kering mungkin memiliki kelembaban tersembunyi. Kadar air kayu harus kurang dari 16 persen.

Keringkan area yang basah sesegera mungkin setelah air banjir surut sepenuhnya.

Baca Juga: Cerita Penanganan Banjir Jakarta dari Masa ke Masa, dari Raja Tarumanegara, Orde Baru, Jokowi-Ahok, hingga Anies Baswedan

Kadar air akan menjadi faktor yang paling penting dalam menentukan apakah jamur dapat berkecambah dan tumbuh di permukaan.

Jamur tumbuh pada hampir semua bahan yang basah selama lebih dari dua hari.

Semakin lama jamur dan basah menetap, maka akan semakin cepat penyebarannya.

Jamur bahkan juga bisa tumbuh di daerah kering dengan tingkat kelembapan antara 25 persen hingga 70 persen.

Jika lumpur masuk ke dalam rumah, bersihkan sebelum mengering. Buka pintu, lemari dan laci, lalu gunakan AC, pemanas dan kipas angin jika ada untuk mengusir kelembapan.

Baca Juga: Mainan Ponsel di Tengah Banjir, 2 Orang Ini Lolos dari Maut Setelah Tembok di Atas Kepala Mereka Mendadak Runtuh Diterjang Arus Deras

Tetapi jika jamur sudah mulai tumbuh, jangan gunakan kipas angin karena dapat menyebarkan spora jamur.

2. Menentukan penggunaan pemutih

Banyak orang ingin menggunakan pemutih saat pertama kali melihat jamur.

Pemutih memang bisa efektif dalam membunuh jamur pada permukaan yang tidak keropos, seperti genteng dan porselen.

Namun, pemutih tidak bekerja efektif pada kayu dan bahan berpori lainnya, seperti drywall.

Baca Juga: Hadapi Banjir, Inilah 8 Tips dan Pantangan yang Perlu Anda Lakukan Untuk Mencegah Penyakit

Pada permukaan tersebut, pemutih malah mendorong lebih banyak pertumbuhan jamur.

Ketika permukaan masih dalam keadaan lembab, pemutih tidak mencegahnya dari pertumbuhan kembali koloni baru.

Jika Anda menggunakan pemutih pada kamar mandi dan permukaan tidak keropos lainnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan untuk menggunakan tidak menggunakan lebih dari satu cangkir pemutih rumah tangga per satu galon air.

Pastikan Anda membuka jendela dan ventilasi ruangan ketika pembersihan dilakukan.

Baca Juga: Banjir Jakarta Sampai Muncul Peringatannya di Google Maps, Tandanya Berbentuk Seperti Ini, Ini Himbauan BMKG Untuk Seluruh Rakyat Indonesia

Selain itu, jangan gunakan pemutih pada sistem pendingin udara, karena pemutih bersifat korosif.

Jangan pula menggunakannya pada perabotan kayu halus karena dapat merusak seratnya.

Jangan pernah mencampur pemutih dengan amonia karena dapat menyebabkan uap beracun.

3. Relakan barang jika terpaksa

Buang barang-barang yang sudah tidak bisa dicuci dan didisinfeksi Singkirkan karpet, bantalan, gorden, furnitur berlapis kain, bantal, boneka binatang, dan kasur karena mereka memiliki bahan-bahan yang menyerap air dengan cepat dan lama kering.

Baca Juga: Juga Tumbuh di Indonesia, Jamur Ini Bisa Membunuh Anda Hanya dengan Menyentuhnya, Caranya Merenggut Nyawa Bikin Bergidik

Langit-langit yang basah kemungkinan akan kehilangan sifat insulasinya dan perlu diganti.

Jika melepas atau menggeser bahan bangunan, seperti lantai atau langit-langit, ketahuilah bahwa di rumah yang lebih tua mereka mungkin memiliki cat timbal dan asbes.

Membersihkan jamur berarti kita harus menghapusnya, bukan hanya mematikannya.

Sebab spora mati masih bisa menyebabkan masalah kesehatan. Sapu atau lakukan vacuum pada area tersebut.

Baca Juga: Wilayah yang Tersapu Tsunami Aceh dalam Bahaya, Jamur Patogen Ini Diduga Sedang Berevolusi, Bisa Ciptakan Wabah Mematikan dengan Tingkat Kematian yang Tinggi

Jika menggunakan vacuum, pertimbangkan untuk menggunakan alat dengan filter Penahanan Partikel Efisiensi Tinggi.

Kemudian, gunakan larutan pembersih nonfosfat dan air panas. Gunakan kain, sikat kaku, dan jika perlu botol semprotan parfum.

Jangan gunakan penyemprot bertekanan tinggi karena justru bisa menyebarkan spora jamur.

Setelah semuanya beres, awasi pertumbuhan baru atau kelembaban yang berkelanjutan. Ingat, jamur bisa terbentuk hanya dalam dua hingga tiga hari.

Baca Juga: 3 Langkah Mudah Perbaiki Dinding yang Lembab

Pastikan terdapat drainase air hujan yang baik dan berlokasi jauh dari rumahmu. Jika memungkinkan, gunakan kontrol kelembapan dalam ruangan seperti exhaust fan kamar mandi dan dapur untuk mencegah kelembaban tambahan.

Jika melihat jamur baru, ulangi prosedur pembersihan dan pengeringan. Dalam beberapa kasus, ini bisa berarti bahwa pembersihan bahan bangunan dalam waktu yang lama mungkin diperlukan.

Terakhir, perlu diingat bahwa kerusakan pada rumah dapat menimbulkan reaksi emosional. Hal ini normal.

Fokuskan kembali perhatian Anda pada hal-hal positif dan apa yang dapat Anda lakukan.

Baca Juga: Ilmuwan Peringatkan Munculnya Jamur yang Sangat Kebal dari Obat, Mulai Menyebar ke Seluruh Dunia

Tentu saja Anda dapat dengan aman memperbaiki dan membangun kembali rumah Anda setelah kerusakan yang ditimbulkan oleh air banjir. (Nabilla Tashandra)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cara Mencegah Jamur pada Bagian Rumah yang Kebanjiran"

Artikel Terkait