Agar mata uang ini berhasil, diperlukan algoritma matematika yang sangat canggih bernama blockchain yang secara kasar seperti rantai tapi terenkripsi dengan baik dan tidak dapat diubah-ubah dengan mudah.
Menariknya, menurut pengakuan Bjorn Bjercke, seorang ahli blockchain, dia mengetahui jika Onecoin tidak memiliki blockchain.
Artinya, mata uang digital ini bahkan belum ada wujudnya untuk menjadikannya digital dan bisa ditransfer dengan mudah kepada siapa saja.
Nyatanya, masyarakat Inggris sudah menghabiskan hampir 4,6 triliun rupiah dalam enam bulan pertama ke OneCoin, dengan 31 milyar rupiah masuk setiap minggunya dan tingkat investasi masih akan meningkat setelah pidato Ruja di Wembley Arena.
Baca Juga: Dituduh Mencuri Harta Temannya Sendiri, Penemu Bitcoin Dituntut Rp140 Triliun
Lebih dari 62 triliun rupiah telah masuk dari Agustus 2014 sampai Maret 2017 dari berbagai negara: Pakistan sampai Brazil, Hong Kong sampai Norwegia, Kanada hingga Yaman, bahkan juga Palestina.
Lambat laun diketahui, Onecoin hanyalah usaha penipuan berupa koin palsu dan dijual dengan modus operandi MLM model piramida lama.
Jika biasanya MLM menjual produk fisik, kali ini mereka menjual produk digital berupa mata uang yang dijanjikan akan menyaingi Bitcoin.
Kasus Onecoin telah dimulai sejak tahun 2016.
Sampai saat ini, pemiliknya sekaligus dalang di balik semua ini, Ruja Ignatova, masih menghilang membawa uang investasi milik semua orang yang 'berjudi' di dalam Onecoin.
Artikel ini merupakan bagian dari artikel Ruja Ignatova, Kisah Ratu Kripto yang Berhasil Menggondol Rp62 Triliun Setelah 'Menipu Dunia', Lalu Kemudian Menghilang
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR