Cindy juga bekerja keras untuk membuat semua orang senang.
Ketika Cindy merenungkan perasaan dan pikirannya, ia menyadari bahwa ia merasa marah karena melakukan parenting sendirian.
Ia juga menyadari dasar dari kemarahannya adalah perasaan kesepian. Ia merasa tidak didukung.
Psikoterapi Michelle Farris mengatakan, seperti Cindy, banyak orang yang tidak menyadari perasaan dan pikirannya sendiri.
“Kebanyakan orang tidak menavigasi perasaan sendiri."
"Apalagi, lingkungan mendorong kita untuk menghindari konflik, selalu bersikap baik dan berkata ‘iya’ walau sebenarnya tidak mau."
"Kita bergumul dengan rasa marah karena merasa tabu untuk menunjukkan emosi,” kata Farris.
Setelah melakukan sesi terapi, Cindy akhirnya belajar untuk mengatur emosinya.
Ia secara khusus meminta suaminya untuk lebih memberikan dukungan. Cindy pun kini tak lagi merasa kesepian.
Dalam banyak kasus, rasa marah sebenarnya adalah emosi kedua.
Di balik rasa frustrasi dan gampang tersinggung, ada emosi yang rentan, seperti kesepian, kesedihan, atau takut.
Sering kali emosi itu sulit untuk diekspresikan. (Editor Kus Anna)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sering Marah Tanpa Sebab? Mungkin Ini Penjelasannya"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR