Advertorial

Jangan Hanya Marah-marah, Lihatlah Perjuangan Para Petugas Demi Padamkan Kebakaran Hutan yang Sebabkan Kabut Asap

Mentari DP

Editor

Menurut BNPB, mereka mengaku kewalahan lantaran peralatan yang dimiliki tak cukup mumpuni memadamkan api dengan cepat.
Menurut BNPB, mereka mengaku kewalahan lantaran peralatan yang dimiliki tak cukup mumpuni memadamkan api dengan cepat.

Intisari-Online.com – Masalah kebakaran hutan dan lahan semakin parah.

Akibatnya kabut asap mengenai hampir sebagian besar wilayah Indonesia seperti di Pekanbaru hingga Palangkaraya.

Netizen pun berlomba menuliskan keluh kesah mereka di media sosial. Berharap kebakaran hutan menurun dan kabut asap mereda.

Sebab, ada banyak dampak buruk dari kejadian ini.

Baca Juga: (Foto) Semakin Pekat, Begini Kondisi Kabut Asap di Sejumlah Daerah

Misal jarak panjang pendek, susah bernapas, sekolah libur, risiko masalah pernapasan, hingga terganggungnya ekonomi warga.

Namun tahukah Anda, dibalik ribuan komentar tersebut ada puluhan petugas yang berupaya memadamkan api dengan cepat?

Mereka adalah tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPN) dibantu beberapa petugas dan relawan.

Menurut BNPB, mereka mengaku kewalahan lantaran peralatan yang dimiliki tak cukup mumpuni memadamkan api dengan cepat.

Peralatan pemadaman tidak cukup

BNPB menyebut sejak Januari hingga Agustus tahun ini luas lahan yang terbakar mencapai 328.724 hektar.

Setidaknya ada enam provinsi termasuk kategori parah kebakaran lahan yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.

Baca Juga: Pelajar SMA yang Tikam Begal Hingga Tewas Karena Bela Pacarnya Terancam 7 Tahun Dipenjara: Benarkah Membunuh Karena Membela Diri Tetap Diproses Hukum?

Untuk memadamkan kebakaran itu, Kepolisian mengirim lima ribu personel.

Sementara BNPB mengerahkan 32 helikopter water bombing dan 10 helikopter patroli.

Meski, menurut Juru bicaranya, Agus Wibowo, masih kurang.

"Enggak cukup, kurang lah,” jelasnya.

“Lahan yang terbakar itu kan luas sekali dan banyak lokasi-lokasi (yang hendak dipadamkan) dengan water bombing enggak bisa langsung padam. Karena kebakarannya besar.”

"Jadi memang kami berusaha mencegah jangan sampai merembet. Jadi mengurangi," sambungnya.

Karena jumlah helikopter yang terbatas itu proses pemadaman, kata dia, "perlu waktu lama".

"Intinya kebakaran sangat luas, jadi berat memadamkannya," tukasnya.

Baca Juga: Bocah 8 Tahun Ini Tewas Setelah Disiksa Neneknya Berbulan-bulan, Kelaparan, Diikat, dan Dipukuli, Bahkan Ada Belatung di Tubuhnya

Helikopter water bombing itu, kata Agus Wibowo, disebar ke enam provinsi. Terbanyak dikerahkan ke provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.

Selain itu, ada juga pesawat Hercules milik TNI yang digunakan untuk penyemaian hujan buatan. Kendati, pergerakan awan masih belum terlihat.

Karena kabut asap ini, beberapa negara tetangga Indonesia juga terkena dampak.

Misalnya Malaysia menyebut terkena dampak asap dengan kualitas udara di sejumlah negara bagian termasuk Kuala Lumpur menjadi tidak sehat selama beberapa hari terakhir.

Sedangkan di Singapura, perlombaan Formula 1 terancam batal.

Badan Lingkungan Hidup Singapura (NEA) menyatakan, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Singapura semakin memburuk, dan sudah mencapai angka 112 atau kategori tidak sehat di beberapa daerah pada Sabtu malam. (Rachmawati)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "BNPB Kewalahan Padamkan Api, Kebakaran Meluas Kabut Asap Semakin Parah")

Baca Juga: Kasus Pelajar SMA yang Bunuh Begal Karena Bela Pacarnya: Ini Posisi Hukum Seseorang yang Tidak Sengaja Membunuh Karena Membela Diri

Artikel Terkait