Psikoterapis Rebecca Wong melihat banyak individu dan pasangan yang merasa marah karena masalah dalam hubungan.
Mereka marah kepada suami atau istri, anak, orangtua, teman, atau rekan kerja.
“Rasa marah juga bisa timbul karena merasa tidak dilihat atau diperhitungkan,” kata Wong.
Kita mungkin berharap sahabat mendukung, tetapi ia tidak melakukannya.
Kita berharap pasangan ikut membantu dalam pekerjaan rumah, tetapi ia seolah selalu sibuk dan tidak mengerti.
“Bila tombol itu terus-terusan ditekan, emosinya akan berbalik menjadi amarah tanpa tahu penyebabnya,” katanya.
Cindy (bukan nama sebenarnya) adalah wanita berusia 30-an tahun yang terlihat ceria dan positif, tetapi juga lelah.
Cindy adalah orang yang senang membantu dan memiliki empati kepada orang lain (kecuali untuk dirinya).
Ia memiliki dua anak berkebutuhan khusus. Suaminya jarang membantu Cindy dan jarang berinteraksi dengan kedua anaknya karena sibuk kerja.
Baca Juga: Cerita Tim Densus 88 'Dimarahi' Pemilik Rumah Kos Saat Akan Geledah Kamar Terduga Teroris
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR