Advertorial

Anak Pierre Roland Idap Diabetes Tipe 1: Hati-hati, Anak-anak yang Mudah Marah dan Kelelahan Bisa Jadi Gejala Idap Diabetes

K. Tatik Wardayati
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Mengetahui sang anak harus mengalami hal yang sama, Pierre sangat terpukul, namun Efra malah yang mampu menguatkannya.
Mengetahui sang anak harus mengalami hal yang sama, Pierre sangat terpukul, namun Efra malah yang mampu menguatkannya.

Intisari-Online.com – Anda masih ingat dengan sinetron Gerhana yang pernah tayang di awal tahun 2000-an?

Aktor pemeran Gerhana, yaitu Pierre Roland, sudah lama tak terdengar kabarnya.

Seperti dilansir dari Nova.id, ia menikah dengan Bonita Adela di tahun 2006 lalu, dikaruniai 3 orang anak, dan memilih menetap di Hong Kong sejak 10 tahun terakhir.

Dalam acara Rumpi pada Selasa (19/11), Pierre Roland mengungkapkan kondisi penyakit diabetes tipe 1 yang diidapnya karena pola hidupnya yang tak sehat.

Baca Juga: Pierre Roland Jadi Kurus Gara-gara Idap Diabetes: Inilah Sel-sel 'Liar' Penuh Rasa Lapar yang Membuat Berat Badan Pasien Diabetes Turun Drastis

Tak disangka, penyakit yang dialami oleh Pierre tersebut juga menurun pada putrinya, Efra yang baru menginjak usia 3 tahun.

Efra pun harus menerima 4 kali suntik insulin setiap hari karena penyakit yang dialaminya tersebut.

Mengetahui sang anak harus mengalami hal yang sama, Pierre sangat terpukul, namun Efra malah yang mampu menguatkannya.

"Saat itu saya hancur hati jujur, aku ini orang normal, aku broken hearted lihat anak aku suntik 4 kali sehari" ungkap Pierre.

Baca Juga: Penderita Diabetes Berisiko Meninggal Mendadak? Ini Jawaban Dokter

"Aku cuma pikir dia akan lari, dia kabur dan segala macam, tetapi ternyata Efrata fire me a lot," sambungnya.

Dengan mata berkaca-kaca Pierre Roland menirukan apa yang dikatakan anaknya tersebut.

"I'm strong, because my God is strong," kata Pierre.

"Dia bilang 'you know papa', dia bilang gini dari dia kecil kan, 'if you can do it, i can do it,'," sambungnya.

Baca Juga: Tepat di Hari Diabetes Sedunia, Diabetasol Gemakan 'Gerakan Lawan Diabetes Bersama Dia' di Seluruh Indonesia

Diabetes bisa menyerang anak-anak, kenali gejala dan pencegahannya

Penyakit diabetes melitus (DM) tidak hanya dapat menyerang orang dewasa, melainkan juga dapat menyerang anak-anak.

Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dalam 10 tahun terakhir terdapat kenaikan hingga 700 persen DM yang terjadi pada anak-anak usia 0-18 tahun.

DM atau penyakit kencing manis adalah gangguan metabolisme yang timbul karena peningkatan kadar gula darah di atas normal yang berlangsung secara kronis.

Baca Juga: Penelitian: Sekitar 70% Wanita Tak Dapat Kelola Diabetes, Hanya Andalkan Perawatan Diri

Hal tersebut disebabkan adanya gangguan pada hormon insulin yang berfungsi mengatur penggunaan glukosa oleh otot, lemak, atau sel-sel lain dalam tubuh.

Penyakit DM sendiri terbagi menjadi dua tipe, yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2.

Penyakit DM tipe 1 disebabkan oleh pankreas yang tidak memproduksi cukup insulin.

Selain itu, DM tipe 1 dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kecenderungan genetik, faktor lingkungan, sistem imun, dan sel pankreas yang perannya belum diketahui.

Baca Juga: Semakin Meningkat Penderita Diabetes, Kenali dan Waspadai Gejala Awal Penyakit Ini

Sejauh ini, DM tipe 1 tidak dapat dicegah dan dapat dialami siapa saja.

Adapun, DM tipe 2 disebabkan oleh gangguan kerja insulin yang juga dapat disertai kerusakan pada sel pankreas.

Apabila produksi insulin berkurang, menyebabkan kadar gula dalam darah tinggi serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.

Salah satu dokter dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, dr Aman Pulungan, seperti dilansir dari kompas.com, menyampaikan terdapat beberapa gejala yang perlu diwaspadai apabila anak menderita DM.

Baca Juga: Kurangi Ancaman Diabetes? Lakukan Hal Sederhana Ini Agar Tubuh Tetap Bergerak

Gejala tersebut antara lain

  • Anak menjadi banyak makan dan minum
  • Anak sering kencing dan mengompol
  • Penurunan berat badan yang drastis dalam waktu 2-6 minggu sebelum terdiagnosis
  • Anak mudah marah dan kelelahan
  • Sesak napas dan dehidrasi
"Kalau ada anak haus, sering minum, makan banyak, sering kencing dan mengompol, hal yang pertama yang harus dipikirkan adalah diabetes," kata Aman dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (22/1/2019).

Diagnosis

Baca Juga: Jangan Sampai Kecolongan, Ini 7 Langkah Mudah Cegah Diabetes, Salah Satunya Seruput Secangkir Teh dan Kopi Hitam

Di Indonesia, penyakit DM tipe 1 pertama kali didiagnosis paling banyak pada kelompok usia 10-14 tahun dengan 403 kasus.

Kemudian disusul oleh kelompok usia 5-9 tahun dengan 275 kasus. Terdapat 146 kasus untuk usia kurang dari 5 tahun, dan paling sedikit adalah usia di atas 15 tahun dengan 25 kasus.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Cur Putri Ariane mengatakan bahwa permasalahan DM lainnya di Indonesia adalah terkait terdiagnosis dan tidak terdiagnosisnya penyakit tersebut.

Menurut Riskesdas 2013, dari jumlah penduduk Indonesia, terdapat 6,9 persen orang dengan DM. Namun 69,9 persen penyakit DM tidak terdiagnosis, dan 30,4 persen sisanya terdiagnosis.

Baca Juga: Ini 5 Manfaat Luar Biasa Jika Anda Mengurangi Konsumsi Daging, Termasuk Kurangi Risiko Diabetes

Pengontrolan

Penyakit DM memang tidak dapat disembuhkan, tapi penyakit ini dapat dikontrol dan dicegah.

Pengontrolan dan pencegahan yang dapat dilakukan oleh orangtua, salah satunya adalah dengan kontrol metabolik pada anak-anak.

Kontrol metabolik dapat dilakukan dengan mengupayakan kadar gula dalam batas normal atau mendekati nilai normal tanpa menyebabkan anak menjadi kekurangan glukosa dalam darah.

Baca Juga: Tak Hanya Bantu Kontrol Diabetes, Tapi Konsumsi Bubuk Biji Mangga Juga Baik untuk Kesehatan Jantung Lho

Pengelolaan dilakukan dengan pemberian tata laksana yang sesuai baik insulin atau obat-obatan, pengaturan makan, olahraga, edukasi, pemantauan gula darah secara mandiri, dan menerapkan gaya hidup sehat pada anak-anak.

"Upaya pencegahan itu perlu disosialisasikan tidak hanya oleh pemerintah, tapi juga perlu dilakukan oleh semua sektor termasuk masyarakat," ujar Cut Putri Ariane.

Berikut beberapa gaya hidup sehat yang dapat diterapkan kepada anak-anak dari Kementerian Kesehatan.

1. Pertahankan berat badan ideal

Baca Juga: Terlalu Sering Konsumsi Gula, Bukan Hanya Diabetes Akibatnya Tapi Juga Picu Osteoporosis

Orangtua dapat mengontrol berat badan anak agar ideal. Apabila berat badan anak berlebih, maka dapat diupayakan untuk mengurangi sekitar 5-10 persen.

Hal ini berguna untuk mengurangi risiko DM pada anak. Selain itu, deiperlukan juga diet kalori dan rendah lemak.

Ini sebagai cara terbaik menurunkan berat badan dan mencegah DM tipe 2.

2.Makan buah dan sayur

Baca Juga: Ini 10 Gejala Diam-diam dari Diabetes Tipe 2 yang Mungkin Anda Lewatkan, Salah Satunya Jadi Pemurung dan Pemarah

Orangtua dapat memberikan asupan bergizi kepada anak-anaknya, seperti memperbanyak buah dan sayur.

3.Kurangi minuman manis dan bersoda

Pencegahan juga dapat dilakukan dengan mengurangi pemberian minum-minuman manis dan bersoda.

4.Olahraga

Baca Juga: Dilarang di Singapura, Iklan Minuman Manis Simpan 3 'Jebakan' Pemicu Tingginya Angka Penderita Diabetes di Indonesia, Mengapa Indonesia Tak Tiru Singapura?

Usahakan untuk aktif berolahraga setidaknya 30 menit sehari. Selain untuk mencapai berat badan ideal, hal ini juga dapat menekan tingginya risiko DM tipe 2.

Berolahraga juga dapat menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan kadar insulin.

5.Batasi gadget

Orangtua dapat membatasi waktu penggunaan gadget pada anak. Hal ini dilakukan karena apabila anak terlalu lama menggunakan gadget, maka sama saja dengan membiarkan tubuh anak tidak bergerak dalam waktu yang lama. Baca Juga: PeduliTubuhmu: Perhatian Buat Penderita Diabetes dan Hipertensi, Jangan Sampai Waktu Tidur Kurang dari 6 Jam, Ini Penjelasannya!

Artikel Terkait