Advertorial
Intisari-Online.com – Di Singapura seorang ibu yang alami depresi pascamelahirkan melompat dari gedung tinggi dengan memegangi bayinya.
Bermasalah dengan pengaturan perawatan yang tidak menentu untuk putrinya yang berusia dua bulan dan kegelisahannya yang semakin besar untuk kembali bekerja, Koh Suan Ping tidak tampak seperti dirinya yang biasa seminggu sebelum dia melompat ke kematiannya sambil memegangi anaknya.
Manajer bisnis berusia 29 tahun itu juga telah menjelajahi dunia maya apa yang harus dilakukan ketika tidak ada jalan keluar beberapa hari sebelum insiden, yang dianggap sebagai "tindakan bunuh diri yang disengaja" oleh Pemeriksa Negara Marvin Bay pada hari Selasa ( 9 Mei 2017).
Mengingat keadaan tragis dari kasus ini, Bay juga menyoroti kenyataan depresi pascamelahirkan di antara para ibu dan beban yang dikenakan pada wanita yang bekerja yang harus menangani juggle, memberi makan anak mereka, merawat rumah tangga, dan memenuhi karir mereka sebagai tanggung jawab.
Baca Juga: Kisah Tragis Seorang Ibu, Bunuh Diri Setelah 'Kalah' Melawan Depresi Pascamelahirkan
Koh dan putrinya, Jaelyn Ng, ditemukan tewas di lantai dasar Jalan Fajar Blk 443B pada 23 November 2016 lalu. Mereka tinggal di lantai 12 blok itu bersama suami Koh.
Pengadilan mendengar bahwa suaminya tidak melihat istrinya menderita kondisi medis atau psikologis apa pun. Putri mereka lahir pada 29 Agustus tahun itu.
Namun, Koh telah menyuarakan keprihatinannya tentang lambatnya penjualan di perusahaannya dan menawarkan diri untuk bekerja dari rumah selama cuti hamil.
Dia juga kesal karena ketidakmampuannya untuk menghasilkan pasokan ASI yang memadai untuk bayinya.
Dia juga berbicara tentang kesulitan dengan pengaturan pekerja rumah tangganya, seperti harus mencari pekerja rumah tangga baru, kepada majikan dan rekannya, jelas Bay.
“Koh jatuh dari ketinggian adalah tindakan bunuh diri yang disengaja. Koh secara tragis melakukan kejatuhan fatalnya, sambil berpegangan pada Baby Jaelyn, dengan maksud yang jelas bahwa mereka akan mati bersama,” tambahnya, seperti dilansir dari todayonline.
Bay mengatakan orang harus sadar bahwa stres, yang timbul dari kondisi medis seperti depresi pascamelahirkan atau tuntutan yang dihadapi ibu yang bekerja, dapat menyebabkan kecemasan yang luar biasa dan dalam situasi tertentu, "memicu kemungkinan ide melukai diri sendiri".
Kelahiran bayi dapat memicu emosi yang kuat, mulai dari kegembiraan sampai ketakutan, bahkan kegelisahan dan menghasilkan depresi pasca-melahirkan.
Baca Juga: Ibu di Cilacap Bunuh Diri Pascamelahirkan: Kenali Sebab dan Ciri Baby Blues Syndrome
Dia mencatat bahwa ibu baru harus menyadari kondisi medis ini, mengenali gejalanya dan meminta dukungan dari anggota keluarga.
"Semakin awal seorang ibu baru mendapat bantuan, semakin cepat dia akan diperlengkapi untuk mengatasi depresi atau kecemasan, dan menikmati bayi barunya."
Bay menambahkan, “Adalah ideal bagi tempat kerja untuk mengakui kebutuhan ibu yang bekerja dengan bayi baru, dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki tekanan tambahan yang dikenakan pada mereka dengan memberikan keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik, kondisi kerja yang fleksibel, dan kualitas yang terjangkau, berkualitas pengasuhan anak."
Tanda-tanda seorang ibu alami depresi pascamelahirkan
Baca Juga: Anda Mengalami Baby Blues Syndrome Pascamelahirkan? Cek Kondisinya dengan Ini!
Laman WebMD memuat jika hampir 10 persen ibu setelah melahirkan mengalami depresi pascamelahirkan.
Jika tak segera ditangani, depresi pascamelahirkan dapat memicu hal berbahaya seperti yang dilakukan Wartini pada anaknya.
Kenali depresi pascamelahirkan, berikut enam tanda-tandanya, seperti dilansir dari Nakita.id.
1. Merasa sedih melihat Si Kecil
Baca Juga: Kahiyang Ayu Melahirkan: Yuk Kenali Baby Blues Syndrome, Tangis Sedih Ibu Setelah Melahirkan
Wajar bagi wanita usai melahirkan mengalami suasana hati yang kurang baik usai melahirkan.
Terutama pada dua minggu pertama setelah Si Kecil lahir.
Normalnya setelah itu ibu akan merasa lebih baik dan lebih berenergi untuk beraktivitas.
Akan tetapi jika ibu masih merasa sedih tiap melihat Si Kecil bahkan berminggu-minggu setelahnya, Anda perlu waspada.
Baca Juga: Trik Atasi Baby Blues: Agar Istri Tak Merasa 'Apa Hidup Saya Hanya Untuk Mengurus Bayi?'
Maka hal itu bisa jadi bukan sekadar kehilangan semangat.
2. Dihantui rasa bersalah dan ketakutan
Menjadi orangtua memang bukan pekerjaan mudah, apalagi jika Moms baru pertama kali memiliki buah hati.
Rasa lelah dan jenuh itu wajar muncul, tetapi semakin sering ibu merasa bersalah dan tertekan karena menjadi orang tua, maka itu bisa menjadi gejala depresi pascamelahirkan.
Merasa tak cukup baik maupun tak puas atas apa yang ibu lakukan untuk Si Kecil hingga muncul rasa sedih yang intens juga bisa menjadi gejala depresi.
Ibu yang baru melahirkan terus merasa takut tak bisa menjadi orangtua yang baik juga sebaiknya waspada.
Rasa takut menjadi orangtua yang tak kunjung hilang merupakan kondisi yang perlu dikonsultasikan ke dokter atau psikolog.
3. Kehilangan minat pada kegemaran
Tiap orang memiliki kegemaran maupun hobi berbeda.
Anda mungkin senang menonton drama komedi, atau gemar camilan pedas.
Atau sebelum melahirkan, Anda senang melakukan olahraga tertentu.
Memang ketika telah menjadi orang tua ada beberapa hal yang perlu dikorbankan, termasuk kegemaran.
Akan tetapi saat Anda mendapat kesempatan melakukan hal-hal yang dulu Anda sangat senangi dan tak terasa menyenangkan lagi, ini bisa menjadi tanda awal depresi.
Baca Juga: ‘Saya Seperti Mati Rasa’, Kisah Ibu yang Baru Melahirkan dengan Operasi Caesar
Segera konsultasikan ke dokter untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
4. Kesulitan membuat keputusan
Ketika kita merasa lelah, memang sulit untuk berpikir jernih.
Apalagi ketika dihadapkan dengan beberapa masalah, tentunya semakin sulit untuk mengambil keputusan.
Namun yang perlu Anda waspadai ialah, ketika tak bisa mengambil keputusan atas hal-hal sederhana.
Seperti apakah sudah waktunya bangun dari tempat tidur, kapan waktunya mandi, atau apakah sudah waktunya untuk mengganti popok Si Kecil.
Hal-hal ini bisa menjadi tanda awal depresi pascamelahirkan.
5. Berubahnya pola tidur
Tak mungkin ibu tidak mengalami perubahan pola tidur setelah kelahiran Si Kecil.
Bangun dini hari, tapi tetap harus beraktivitas di pagi hari, perubahan pola tidur ini bukan hal asing.
Wajarnya Anda bisa beristirahat ketika Si Kecil tidur siang atau sore.
Saat Anda mengalami kesulitan untuk istirahat sejenak, atau justru terus-menerus tidur, ini perlu Anda waspadai.
6. Dorongan melukai diri sendiri
Kedatangan Si Kecil ke dunia seharusnya menjadi berkah dan mengundang rasa bahagia yang meluap.
Lantas alih-alih rasa bahagia yang muncul, jika Anda memiliki pikiran untuk menyakiti Si Kecil, segeralah berkonsultasi pada dokter atau psikolog.
Munculnya keinginan untuk bunuh diri atau melukai Si Kecil maupun diri sendiri merupakan tanda serius dari depresi pascamelahirkan.
Jika tak segera ditangani, maka dampaknya bisa fatal.