Advertorial
Intisari-online.com - Biasanya orang yang memiliki kelainan susah tidur disebabkan karena menderita insomnia.
Namun pada kenyataanya orang yang menderita insomnia bisa tidur meski waktunya terlambat atau berbeda dari orang normal.
Lain halnya dengan insomnia, ternyata ada pula malasah atau kelainan yang menyebabkan seseorang tidak bisa tidur sama sekali.
Jika Anda tidak pernah mendengar kasus semacam itu, simak kisah berikut ini.
Baca Juga: Siap 'Menyusul' BPJS Kesehatan, Tarif-tarif Ini Bakal Naik Tinggi Tahun Depan, Listrik Salah Satunya
Mengutip ABC News pada tahun 2009 silam, seorang bocah berusia 3 tahun bernama Shannon Lamb berusia 3 tahun memiliki kondisi tidak bisa tidur.
Selama 24 jam penuh dia selalu terjaga, dan kasus ini sampai membingungkan dokter.
"Tubuh Rhett Lamb menyuruhnya istirahat, tetapi pikirannya tidak, dia terjaga," Kata Rett Shannon, ibu Lamb.
Alhasil, karena dia tidak bisa tidur Rhett Lamb memiliki perilaku aneh dan buruk.
Baca Juga: Perayaan Hari Orang Mati di Meksiko, Warga Buat Kerangka 'Bangkit' dari Aspal Jalan
"Dia dalam suasana hati yang buruk sepanjang waktu, dia tidak bisa bermain dan berinteraksi, tingkat frustasinya tinggi dan semakin buruk," jelas ibunya.
Emosi Rhett Lamb begitu buruk, sehingga dia akan memukul ibunya danjuga menggigit dan menghantam apapun di sekitarnya.
Bahkan satu menit kemudian perilakunya tidak bisa diprediksi.
Karena kondisi anehnya ini Rhett dijuluki anak domba, keluarganya mengatur shift untuk menjaganya.
Namun, setelah kunjungan ke dokter selama bertahun-tahun misteri penyakitnya akhirnya terungkap.
Rhett didiagnosis menderita kondisi otak langka yang disebut malformasi chiari.
Malformasi chiari adalah ganguan neurologis di mana bagian bawah otak, kecil turun dari tengkoraknya dan memadatkan sumsum tulang belakang.
Hal itu memberi tekanan pada otak dan tulang belakang, menyebabkan sejumlah gejala termasuk kesulitan untuk tidur.
Setelah diagnosis itu dokter melakukan operasi berisiko yang menawarkan kesempatan 50/50 untuk membuatnya tidur pertama kalinya.
Gerald Tuite seorang ahli bedah saraf pediatrik di All Children's Hospital membuat sayatan dari pangkal tengkorak Rhett, untuk menghilangkan tulang di sekitar batang otak dan sumsum tulang belakang.
Itu memberinya banyak ruang dan mengurangi tekananan.
Operasi itu sukses dan Rhett akhirnya bisa tidur untuk pertama kalinya dan perilakunya membaik secara dramatis.
Karena penyakitnya, ia berfungsi pada level anak berusia 18 bulan dan bahkan tidak bisa berbicara, namun seiring waktu dia bisa menyusul teman-teman seumurannya.