Advertorial
Intisari-Online.com - Semburan air dari sumur bor di Desa Bumi Makmur Kecamatan Mesuji Raya, Kabupaten Ogan komering Ilir (OKI) muncul sejak Sabtu (27/10/2019).
Terhitung sampai hari Selasa (29/10/2019), sudah 4 hari semburan air.
Setiap harinya, warga yang berkunjung untuk melihat secara langsung kejadian semburan bisa ratusan orang lebih.
Setyono, Ketua Adat Desa Bumi Makmur mengungkapkan, setiap harinya pengunjung yang datang selalu bertambah banyak.
"Hingga 4 hari ini, banyak warga yang sengaja datang ke lokasi untuk melihat dan mengabadikan momen langka, ada ratusan pengunjung tiap harinya," ucapnya saat dikonfirmasi wartawan Tribunsumsel.com, Selasa (29/10/2019).
Lebih lanjut ia mengatakan, hingga saat ini semburan air justru semakin kuat dan pancaran airnya semakin tinggi.
"Semburan air semakin kuat dan lebih tinggi dari hari sebelumnya," ucapnya.
Dari segi pengamanan sendiri petugas kepolisian dibantu Linmas disiapkan di lokasi.
"Setiap hari siang dan malam secara bergantian petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) disiapkan di lokasi dan beberapa petugas kepolisian juga selalu memantau," tutupnya.
Ahli Geologi Sumsel Dr Budhi Kuswan Susilo ST MT mengatakan, semburan air ini disebut dengan Confined Aquifer atau Akuifer Tertekan/terbatas.
"Jadi terkait fenomena tersebut kalau dibor berarti dia ngebor ketemu lapisan pembawa air namanya adalah Confined Aquifer, seperti kayak bejana berhubungan kalau misalkan Akuifer itu ditembus sama bor jadi posisi bor permukaannya itu di bawah yang disebut sebagai piezometric level," katanya, Minggu (27/10/2019).
Jadi air itu keluar tanpa pakai pompa, kalau buat sumur bor harusnya pakai pompa tapi ini ada tekanan alamiah.
"Di bawah tanah itu ada yang namanya lapisan pembawa air sifatnya adalah Akuifer Tertekan (Confined Aquifer) bagian atasnya itu lapisan kedap," jelasnya.
"Ada air itu kan berarti lapisan batuan sarang jadi bisa diisi air nah bawahnya kerap lagi."
"Jadi misal gini pipa PDAM itu tiba-tiba kita lubangi dan menyembur kira-kira begitu."
"Airnya gak akan berhenti seperti saya bilang tadi Confined Aquifer," jelas dosen Teknik Geologi Universitas Sriwijaya ini.
Model fenomena seperti ini sebenarnya tinggal dipasang pipa kalau sifatnya mau ngebor untuk air tanah.
"Kalau digunakan ya bisa dibuatkan pipanisasi masuk keran-keran warga, seperti di daerah Semarang, daerah yang dataran tinggi seperti itu, gak perlu pompa, di bor, tidak pakai listrik," katanya.
Baca Juga: ‘Saya Seperti Mati Rasa’, Kisah Ibu yang Baru Melahirkan dengan Operasi Caesar
"Dan terkait air yang menyemburkan batubara dan pasir ini karena kemungkinan batubara ini ada di atas lapisan pasir."
"Jadi air itu kan ada di dalam pasir, airnya ada di lapisan pasir. Nah di atas pasir ini ada batubara sama Lempung," jelasnya.
Karena batubara pasti ada kaitannya dengan Lempung.
"Kita lihat sejarah pembentukan batubara itu kan batubara itu ada di dalam Lempung, pasti di atasnya Lempung jadi pas warga buat sumur bor ada lapisan Lempung ada batubaranya baru ke pasir yang ada airnya," katanya.
"Begitu ke bagian pasir yang ada airnya tekanan kuat, airnya kan melewati lubang yang ada lempung dan batubaranya."
"Kalau ngebor batubara kan airnya hitam tapi kalau sudah lama mungkin ditutup pakai pipa selubung sampai kemudian tinggal pasirnya saja bisa jadi bersih," ujarnya.
Akuifer tertekan/terbatas (confined aquifer) adalah akuifer yang jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas dan bawahnya merupakan akuiklud (kedap air) dan tekanan airnya lebih besar dari tekanan atmosfir.
Pada lapisan pembatasnya tidak ada air yang mengalir (no flux).
(Winando Davinchi)
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Hari Keempat Semburan Air di Mesuji Raya OKI Makin Tinggi, Linmas Berjaga Siang Malam