Advertorial
Intisari-Online.com - Singa-singa kebanggan di Afrika Selatan telah disembelih oleh pemburu liar dan bagian tubuhnyadipotong untuk dijual.
Dua singa jantan bernama Jarvis dan Tau dan dua sing betina bernama Bashi dan Tawani tewas setelah mengalami penderitaan pada Kamis pekan lalu setelah makan daging beracun diRietvlei Nature Reserve, seperti diwartakan Dialy Mail, Selasa (29/10/2019).
Keempat singa itu, yang dikenal sebagaiPride of Rietvlei (kebanggan Rietvlei), dipotong rahang dan kaki mereka dengan parang untuk dijual kepada para dukun.
Ketika dipanggil untuk memeriksa bangkai kucing-kucing besar yang berlumuran darah itu, Kepala Ranger Bradden Stevens, 33, merasa bingung.
Ini bukan pertama kalinya singa-singa itu menjadi sasaran para pemburu gelap.
Sebelumnya, dua betina lain bernama River dan Serabi diracun pada tahun 2017, meskipun para pemburu liar terganggu sebelum mereka bisa memutilasi mayat-mayat itu.
Setelah serangan itu, sisa kelompok dipindahkan ke area yang lebih aman seluas 250 hektar di cagar alam.
Namun, itu pun tak menghentikan pemburu bersenjata mengambil seluruh singa-singa pekan lalu.
Diperkirakan kelompok itu memiliki pengetahuan terperinci tentang cagar alam itu untuk dapat menargetkan hewan-hewan di tempat mereka tinggal.
Keempat singa awalnya dipancing dengan daging yang telah dicampur dengan racun.
Dalam 15 menit, mereka telah mati kemudian para pemburu menggunakan parang untuk memotong 16 cakar dan 4 rahang untuk digunakan sebagai ramuan ajaib.
Bradden mengatakan dunianya telah 'terbalik' oleh 'pembunuhan muti' - muti menjadi istilah Afrika Selatan untuk pengobatan suku tradisional.
Dia menambahkan, "Saya telah bekerja dengan singa kebanggaan selama 10 tahun di dunia di mana mereka tidak dieksploitasi untuk keserakahan manusia atau kesombongan tetapi di dunia yang merupakan bagian dari pariwisata yang bertanggung jawab dan etis.
Namun, beberapa hari terakhir ini Bradden merasa itu adalah hari terburuknya dengan menemukan singa-singa yang telah dirawatnya mati dengan mengenaskan.
Ia yakin bagian-bagian tubuh singa yang dicuri tidak akan jauh-jauh dari penjualan di pasar muti lokal, di mana biasanya bagian tubuh mereka digunakan untuk membuat obat-obatan tradisional atau ramuan ajaib.
“Pasar-pasar ini perlu ditutup dan mereka yang datang ke cagar alam di mana hewan-hewan yang luar biasa ini aman dan (yang) membantai mereka sedemikian rupa perlu dihukum berat," tambah Bradden.
Baca Juga: Awalnya Dikira Sarung Mengapung, Temuan Jenazah Membawa Parang Ini Lantas Gegerkan Warga
Hatinya hancur untuk keempat singa yang mati mengenaskan di tangan pemburu gelap.
Kepala Lingkungan dan Pertanian Dewan, Mr Dana Wannenburg mengatakan bahwa perburuan itu tampaknya menjadi 'pekerjaan sampingan' dan para pemburu itu nampaknya telah mengetahui tata letak cagar alam sehingga bisa mendapatkan akses masuk.
Dia mengatakan: "Kami telah meningkatkan keamanan dengan polisi berpatroli di jalan-jalan utama di dalam dan sekitar cadangan untuk meningkatkan keamanan yang ada untuk menjaga keselamatan hewan seperti badak."
Cagar Alam Rietvlei juga merupakan rumah bagi empat 'Lima Besar' Afrika yang terkenal memiliki populasi badak, macan tutul dan kerbau yang sehat dan hingga minggu ini merupakan kebanggaan singa.
Kantor Polisi Afrika Selatan mengatakan bahwa otopsi mengkonfirmasi bahwa singa-singa itu diracun sebelum mereka dibantai.
Kepala polisi, Stevens menambahkan: "Pride of Rietvlei terdiri dari singa penyelamat dan yang tidak mungkin dilepaskan ke alam liar karena mereka tidak akan bisa mendapatkan makan dengan baik dan bertahan hidup.
Cagar Alam Rietvlei diatur dalam 3800 hektar tepat di tepi Pretoria dan merupakan rumah bagi 2000 game termasuk kuda nil, zebra, springbok, cheetah dan memiliki pemandangan burung yang luar biasa.
Namun, sayangnya cagar alam itu pun menjadi target yang cukup menggiurkan bagi para pemburu liar untuk mengambil keuntungan dari hewan-hewan tak berdosa itu.
Baca Juga: 2.000 Domba Merino dan 100 Kambing Banjiri Jalanan di Madrid dalam Migrasi Tahunan, Kok Bisa?