Advertorial

Dilantik Hari Ini, Kisah Jokowi Daki Kerinci dan Bertemu Iriana hingga Jadi Orang Nomor 1 di Indonesia

Nieko Octavi Septiana
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Dari ikut Ekspedisi Kerinci sampai ketinggalan pesawat Hercules, seperti inilah cerita Jokowi sebelum menjadi orang nomor satu di Indonesia.
Dari ikut Ekspedisi Kerinci sampai ketinggalan pesawat Hercules, seperti inilah cerita Jokowi sebelum menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Intisari-Online.com -Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI untuk periode 2019-2024 berlangsung hari ini, Minggu (20/10/2019).

Melansir Kompas.com, pelantikan Joko Widodo - Ma'ruf Amin digelar di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Acara pelantikan dijadwalkan pukul 14.30 WIB dan diperkirakan selesai pada 15.48 WIB.

Dengan acara pelantikan ini, Joko Widodo (Jokowi) akan segera menjalankan amanah sebagai Presiden Indonesia untuk yang kedua kalinya.

Baca Juga: 'Pelantikan' Presiden Soekarno 1945 yang Sudah Diramalkan Mertua: Fatmawati Akan Tinggal di Istana Putih Besar

Namun, sebelum Jokowi menjadi sosok paling dikenal di Indonesia, ia sebelumnya adalah mahasiswa yang tergabung dalam pecinta alam.

Dari ikut Ekspedisi Kerinci sampai ketinggalan pesawat Hercules, seperti inilah cerita Jokowi sebelum menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Meski puluhan tahun kisah itu berlalu, pengalaman itu masih membekas, terutama bagi mereka yang mengalaminya.

Siapa sangka, salah satu pendaki yang berhasil naik hingga ke puncak Gunung Kerinci di tahun 1983 itu adalah orang nomor satu di Indonesia, yakni Joko Widodo.

Baca Juga: Jika Kim Jong Un Digulingkan, Inilah Sosok Orang yang Akan Menggantikannya

Perjalanan Jokowi bersama 13 rekan lainnya yang tergabung dalam Ekspedisi Kerinci 1983 itu menghabiskan waktu selama dua minggu lebih.

Ada banyak cerita tentang persahabatan, semangat, tantangan, hingga kisah-kisah lucu selama pendakian.

Robertus Sugito yang merupakan Ketua Mapala Silvagama pada waktu itu, menceritakan kembali kisah pendakian Gunung Kerinci ketika Tribunjogja.com mengunjungi kediamannya di Gedongkiwo, Mantrijeron, Yogyakarta pada Rabu (16/10/2019) siang.

Ekspedisi Kerinci 1983 ini diikuti oleh 14 orang anggota Mapala Silvagama yakni Joko Widodo, Damianus Joko Santoso atau Joksan sebagai Ketua Ekspedisi Kerinci, Erwansyah, Hudi Wardoyo, Arif Hidayat, Arif Mulia Nasution atau Ucok, Johan Utama Perbatasari, Totok Suripto, Edy Pramudjo, Bambang Supriyambodo, Sri Hardono, Harwo, Sigit Hardiwinarto dan Gito selaku Ketua Mapala Silvagama.

Baca Juga: Kisah Saat Indonesia Belum Punya Mobil Kepresidenan: Beberapa Loyalis Soekarno 'Mencuri' Mobil Buick dan Suruh sang Sopir Pulang ke Jawa Tengah

Jokowi Mahasiswa Rajin

Jokowi dikenal sebagai mahasiswa yang cukup rajin dan tertib saat kuliah.

Atas dasar itulah, teman-teman Mapala Silvagama mengharuskan Jokowi untuk ikut dalam pendakian Gunung Kerinci.

Alasannya, karena pendakian Kerinci mendapat dukungan dana dari Dinas Kehutanan Sumatera Barat dan mereka harus memberikan laporan observasi pasca pendakian.

Jokowi sosok yang tepat untuk membantu menyelesaikan laporan, karena dia terhitung rajin dan tertib mencatat.

"Setiap ekspedisi kegiatan memang (Jokowi) mencatatnya rajin. Kalau Jokowi ikut yang bikin laporannya kan enak, karena (Jokowi) rajin dan konsisten," ujarnya.

Momen Ketika Tertinggal Pesawat Hercules

Selama menempuh perjalanan hingga menyusuri jalur pendakian, banyak cerita menarik.

Ada juga drama Pesawat Hercules, di mana mereka bermimpi menjadi Mapala pertama yang berangkat ekspedisi dengan naik pesawat.

Namun ternyata mereka gagal naik pesawat Hercules.

"Ayahnya Jaka Santosa atau Joksan pilot. Ayahnya akan mengusahakan bisa ke Padang naik Pesawat Hercules. Yang paling getun Joksan, susah payah beliau melobi ke pangkalan udara agar jadi Mapala pertama di Indonesia yang berangkat mendaki gunung naik Hercules," kata dia.

Sayangnya, ketika sampai di Bandara Halim Perdanakusuma pada 9 Februari 1983, pesawatnya sudah berangkat.

Momen tertinggal Pesawat Hercules ini masih selalu terbawa dalam setiap reuni termasuk reuni bersama Jokowi.

Peristiwa ini cukup lucu mengingat sekarang sebagai Jokowi dengan mudah naik Pesawat Hercules.

Baca Juga: Temukan Tas Misterius Pria Ini Terkejut Temukan, 'Binatang Buas' Ini Hampir Mati dalam Kondisi Menyedihkan di Dalamnya

"Sekarang Jokowi yang mondar-mandir naik pesawat kepresidenan. Karena tertinggal Hercules, akhirnya kami naik Bus Damri dari Jakarta sampai ke Padang," jelasnya.

Jokowi Mendaki Dengan Sepatu Kets

Jokowi menjadi orang pertama di antara rombongan yang berhasil mencapai puncak.

Menurut Gito, ada beberapa hal yang mempengaruhi hal itu.

Baca Juga: Ditentang Keluarga, Gadis Muda Ini Nekat Nikahi Pria Tertinggi di Dunia, Akhirnya Menangis Setelah Melahirkan Anak Pertamanya

Posturnya yang kurus dan tinggi membuatnya lebih lincah saat melakukan pendakian.

"Langkahnya lebar. Teman lain dua langkah, dia (Jokowi) satu langkah. Justru persiapan paling matang itu Jokowi, karena merasa fisiknya paling kurus, persiapan dia paling bagus. Sebelum ekspedisi dia sudah rutin latihan fisik bersama Jambrung," ungkap dia.

Jokowi satu-satunya peserta yang memakai sepatu kets, sementara peserta lain memakai sepatu lars.

Hal itu disinyalir justru mempermudah langkahnya saat mendaki gunung.

"Jokowi pake kets yang lain sepatu lars, justru sepatu kets ringan. Untungnya tidak hujan waktu itu, kalau hujan, dia repot sendiri karena kets licin," tuturnya.

Hingga saat ini Jokowi gemar menggunakan kets.

"Mungkin dia terinspirasi dari pengalamannya mendaki Kerinci. Sepatu kets yang dipakai Jokowi lebih efektif membantu pendakian dibanding teman lainnya yang memakai lars," jelasnya.

Jokowi Sosok Pendiam dan Pendengar Baik

Menurutnya, sosok Jokowi muda tak jauh berbeda dengan Jokowi saat ini.

Jokowi adalah sosok yang pendiam, dia hanya berbicara seperlunya, menghindari kata-kata negatif yang menyakiti dan fokus pada tujuan.

Baca Juga: Ditentang Keluarga, Gadis Muda Ini Nekat Nikahi Pria Tertinggi di Dunia, Akhirnya Menangis Setelah Melahirkan Anak Pertamanya

Selain itu, Jokowi adalah sosok pendengar yang baik.

Dia sangat sabar, ketika ada berbagai persoalan, Jokowi berusaha mencari jalan keluarnya.

"Jokowi orangnya pendiam, tidak suka bertingkah aneh, dia pendengar yang baik. Kalau ada teman yang bergurau dia ikut ketawa," ungkapnya.

Hingga saat ini, Para Laskar Kerinci masih berkawan baik dengan Jokowi.

Mereka juga pernah diundang ke Istana Negara dan Jokowi yang menyajikan sendiri suguhan untuk Para Laskar Kerinci.

"Jokowi pernah mengundang kami menjadi tamu di Istana Negara," terangnya.

Joko Widodo, yang memulai karier politiknya dari menjadi Wali Kota Solo mulai 28 Juli 2005 hingga 1 Oktober 2012 ini, menjelma menjadi tokoh nasional begitu dirinya berhasil menduduki jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta pada periode 15 Oktober 2012 – 16 Oktober 2014.

Setelah itu, dirinya menjadi calon presiden pada Pilpres 2014 berpasangan dengan Jusuf Kalla.

Baca Juga: Hari Osteoporosis Sedunia : Cintai Tulang Agar Terhindar dari Pengeroposan

Jokowi pun terpilih menjadi presiden periode 2014 - 2019.

Pada pilpres 2019 lalu, Jokowi kembali terpilih menjadi presiden periode 2019 - 2024 berpasangan dengan Maruf Amin.

Keduanya akan dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden pada Minggu (20/10/2019).

Jauh sebelum dikenal sebagai seorang Presiden, Joko Widodo adalah orang biasa.

Robertus Sugito yang merupakan Ketua Mapala Silvagama pada waktu itu mengungkapkan, selain mendaki Gunung Kerinci, Mapala Silvagama kerap mendaki gunung lainnya.

"Hampir setiap akhir pekan kami naik gunung seperti Lawu, Merapi, Merbabu, Semeru. Kalau mendaki Gunung Lawu, beberapa kali kami berkumpul di rumah orangtuanya Jokowi."

"Kami berangkat diantar oleh keluarganya pakai colt ramai-ramai."

Baca Juga: Ariel Tatum Idap Gangguan Mental, Sudah Sejak Usia 13 Tahun

"Dari situ kalau tidak naik angkot ya diantar keluarganya naik colt," tutur Gito ketika ditemui Tribunjogja.com, Rabu (16/10/2019) di kediamannya di Gedongkiwo, Mantrijeron, Yogyakarta.

Mungkin Gito adalah teman semasa kuliah Jokowi yang memiliki pengalaman berbeda dengan teman-teman lainnya.

Pada waktu itu, Gito akan mendaki Gunung Lawu dan mampir dahulu ke rumah orangtua Jokowi.

Sore hari, sebelum berangkat ke Cemoro Sewu, Gito meminta Jokowi untuk mengantarnya bertemu adik kelas perempuan.

Ceritanya, pada waktu itu Gito jomblo dan akan mendekati adik kelas perempuan itu.

Jokowi yang paham daerah Solo pun meluncur dengan CB 100 miliknya dan Gito membonceng di belakang.

Sampailah mereka ke rumah yang dituju.

Dengan sabar, Jokowi setia menunggu Gito bertemu dengan adik kelasnya.

"Setelah bertemu adik kelas, Jokowi mengajak saya untuk ketemu orang lain lagi. Saya senang, karena yang akan ditemui ini perempuan."

Baca Juga: Hendak Pulang ke Rumah, Kapal Pria Ini Diserang Buaya 3 Meter, Diseret ke Air, Kemudian Dibunuh

"Setelah sampai di rumahnya, saya berusaha agar terlihat keren. Tapi kemudian Jokowi duduk mendekati perempuannya itu dan berbincang, mereka terlihat sangat dekat," jelas dia.

Jokowi bertemu Iriana

Setelah puas berbincang-bincang, Jokowi dan Gito pamit.

Saat dalam perjalanan kembali ke rumah Jokowi, Gito bertanya siapa perempuan itu kepada Jokowi.

"Siapa itu tadi Jok? Dengan kalem, dia (Jokowi) menjawab kalau perempuan itu pacarnya."

"Saya tepuk punggungnya dengan keras sambil ngomel. Kalau dia dari awal bilang perempuan itu pacarnya, saya tidak GR," ungkapnya.

Gito mengatakan, perempuan yang ditemui Jokowi pada saat itu ialah Iriana.

Sejak saat itu, Gito tahu kalau Jokowi ternyata tidak jomblo.

"Awal-awal pacaran dengan Iriana, dia tidak menceritakan hubungannya itu. Teman-teman juga tidak tahu kalau Jokowi sudah punya pacar, Bu Iriana," kata Gito.(Noristera Pawestri)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kisah Joko Widodo Naik Gunung Pakai Sepatu Kets Hingga Dilantik Jadi Presiden

Artikel Terkait