Advertorial
Intisari-Online.com - Sementara pelantikan Jokowidodo dan Ma’ruf Amin dilaksanakan pada 20 Oktober 2019, ada yang unik pada zaman Soekarno.
Tak seperti sekarang yang tertib dan sakral, pelantikan presiden dahulu dirayakan 'hanya' dengan teriakan "Hidup Bung Karno.”
Soekarno resmi terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia untuk pertama kali secara aklamasi dalam Sidang PPKI.
Sidang digelar di gedung Tyuuoo Sangi-In dan dihadiri oleh sejumlah tokoh, seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ki Hadjar Dewantara.
Agenda pemilihan presiden dan wakil presiden pertama di Indonesia dimulai pada pukul 13.45 WIB setelah diskors sejak pukul 12.20 WIB.
Saat Soekarno resmi terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia untuk pertama kali, dia merespon:
"Tuan-tuan, banyak terima kasih atas kepercayaan Tuan-tuan dan dengan ini saya dipilih oleh Tuan-tuan sekalian dengan suara bulat menjadi Presiden Republik Indonesia."
Baca Juga: Cara Gila Kim Jong-Un Menyiksa Siapa Saja Warga Korea Utara yang Tidak Memandangnya Sebagai Tuhan
Riuh tepuk tangan memenuhi seantero ruangan, menanggapi pernyataan Soekarno.
Semua anggota sidang kemudian berdiri dan menyanyikan lagu kebangsaan ”Indonesia Raya”.
Setelahnya, peserta sidang berteriak, ”Hidup Bung Karno” sebanyak tiga kali.
Mobil Buick
Satu kisah lainnya yang dihadapi oleh Soekarno adalah perihal mobil kepresidenan yang belum dimiliki oleh Indonesia.
Salah seorang pemuda dan loyalis Soekarno, Sudiro, menyadari akan hal ini.
Lebih lanjut, Sudiro juga mengetahui bahwa saat itu di Jakarta terdapat sebuah mobil Buick milik seorang kepala jawatan kereta api dari Jepang.
Saat itu, kendaraan ini sudah sudah termasuk mewah dan dilengkapi dengan kain jendela pada bagian kaca belakang.
Sudiro bersama beberapa orang loyalis Soekarno lainnya berhasil menemukan keberadaan mobil dalam garasi di rumah kepala jawatan kereta api.
Beruntung, Sudiro mengenal sang sopir dan segera meminta kunci mobil.
“Merdeka,” ucap Sudiro sebagai salam pembuka kepada sang sopir.
Rasa kebingungan yang menghinggapi sopir tersebut segera terjawab setelah Sudiro menjelaskan bahwa mobil itu dibutuhkan untuk digunakan sebagai mobil kepresidenan.
Sang sopir kemudian bersedia memberikan kunci mobil tersebut.
“Kembalilah ke kampungmu di Jawa Tengah sebelum orang mengetahui kejadian ini,” kata Sudiro kepada sang sopir sebagaimana dikisahkan oleh Soekarno.
Sayang, Sudiro tak bisa mengendarai mobil Buick mewah tersebut.
Menurut Soekarno, tak banyak orang Indonesia yang mampu mengendarai mobil di zaman itu.
Sebab, hanya para pejabat yang diizinkan mengendarai mobil selama zaman pendudukan Jepang.
Beruntung, terdapat salah seorang rekan Sudiro yang bisa mengendarai mobil tersebut.
Mobil inilah yang kemudian menjadi kendaraan kepresidenan Republik Indonesia untuk pertama kalinya.
Mobil ini juga menjadi saksi bisu yang menemani mobilisasi Soekarno menuju Yogyakarta saat mendaratnya pasukan sekutu pada era revolusi.
Sumber interaktif.kompas.id dengan judul "Sate Ayam dan Sedan Buick di Balik “Pelantikan” Presiden Soekarno"