Advertorial
Intisari-Online.com – Apakah Anda berencana liburan dengan keluarga ke luar negeri? Negara mana yang Anda pilih?
Jika Anda belum menentukan, cobalah berkunjung ke Arab Saudi.
Selain terkenal karena dua kota sucinya, Mekkah dan Madina, untuk ibadah Haji dan Umroh, Arab Saudi juga memiliki banyak tempat wisata menarik.
Tak heran, selama dua tahun terakhir, pemerintah Arab Saudi tengah gencar membangun sektor industri pariwisatanya.
Baca Juga: Kemarin Raditya Dika, Kini Ashanty, Mengapa Pasien Autoimun Semakin Banyak? Ini Jawaban Dokter
Pemerintah kerajaan Saudi bahkan tak ragu memberlakukan aturan khusus bagi wisatawan asing lepas dari syariat Islam yang selama ini diberlakukan bagi penduduknya.
Pariwisata memang menjadi salah satu program reformasi Visi 2030 dari Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman, dalam mempersiapkan perekonomian negaranya di era non-minyak.
Berikut ini cara-cara yang diambil pemerintah Arab Saudi dalam membangun sektor pariwisatanya:
1. Tawarkan visa turis
Arab Saudi sebelumnya hanya membatasi visa bagi warga asing untuk bekerja dan melakukan ziarah ke situs suci di Mekkah dan Madina, serta untuk ibadah haji dan umroh.
Meski tahun lalu, Riyadh telah mulai mengeluarkan visa sementara untuk pengunjung yang hendak menghadiri acara olahraga dan kebudayaan.
Namun sejak 27 September lalu, untuk pertama kalinya, pemerintah Arab Saudi menawarkan visa turis, yang menandakan mulai membuka negaranya untuk pariwisata.
Hasilnya, hanya dalam kurun waktu 10 hari, telah ada sekitar 24.000 turis mancanegara yang datang ke Arab Saudi untuk berwisata.
2. Turis wanita tak wajib kenakan abaya
Sebagai konsekuensi dari dibukanya pintu pariwisata, pemerintah Arab Saudi berusaha untuk menarik wisatawan sebanyak mungkin agar datang ke negaranya.
Para turis asing pun dibuat agar dapat senyaman mungkin saat berada di Arab Saudi.
Salah satunya dengan tidak mewajibkan wanita turis asing untuk mengenakan abaya di ruang publik.
Abaya adalah busana wanita khas Timur Tengah yang menutup hampir seluruh bagian tubuh dan memiliki potongan lebar untuk menutupi lekuk tubuh.
Meski tak wajib mengenakan abaya, turis wanita tetap diharapkan mengenakan pakaian sopan dan tidak terlalu terbuka saat berada di ruang publik.
3. Pasangan turis asing tak menikah boleh menginap satu kamar
Di antara aturan khusus wisatawan asing yang diberlakukan di Arab Saudi, barangkali ini yang paling menuai kontroversi karena sangat berseberangan dengan aturan syariah.
Pasangan turis asing yang tanpa ikatan pernikahan akan tetap diizinkan untuk dapat menginap dalam satu kamar di hotel atau penginapan.
Aturan ini hanya berlaku bagi turis asal luar Arab Saudi, sementara bagi warga lokal tetap diwajibkan menunjukkan bukti nikah.
4. Wanita Arab Saudi boleh menginap di hotel sendirian
Selain aturan bagi turis asing, pemerintah Arab Saudi juga membuat kelonggaran bagi wisatawan lokal, khususnya wanita, yang selama ini dinilai sangat ketat.
Salah satunya yakni, perempuan Arab Saudi akan diizinkan menginap di hotel tanpa harus didampingi wali pria.
Perempuan Arab Saudi dewasa yang hendak menginap di hotel hanya cukup menunjukkan kartu identitas yang masih berlaku dan akan diperbolehkan menyewa kamar.
5. Membangun obyek wisata
Pemerintah Arab Saudi telah menghabiskan anggaran sangat besar untuk membangun industri pariwisata dari nol.
Pada 2017, kerajaan mengumumkan proyek multi-miliar dolar untuk mengubah 50 pulau dan situs murni lainnya di Laut Merah menjadi resor mewah.
Tahun lalu, pembangunan "kota hiburan" Qiddiya diluncurkan di dekat Riyadh, yang akan mencakup taman hiburan kelas atas, fasilitas olahraga motor dan safari.
Pengembangan juga dilakukan pada situs bersejarah seperti Mada'in Saleh yang telah berusia berabad-abad, yang menjadi rumah bagi makam batu pasir dari peradaban yang sama yang membangun kota Petra di Yordania. (Agni Vidya Perdana)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Tawarkan Visa Turis hingga Izinkan Pasangan Tak Menikah Menginap Sekamar, Ini Cara Arab Saudi Genjot Sektor Pariwisata")