Dalam penelitian tersebut, peneliti mengambil gambar berbagai wajah wanita. Mereka kemudian meminta subyek dewasa untuk menilai mereka untuk daya tarik.
Subjek-subjek ini mencetak setiap wajah pada skala satu hingga lima.
Baca Juga: Kisah Ibu Pengganti Komersil Tertua, Siap Lahirkan Bayi ke-16, Dibayar Rp260 Juta Sekali Melahirkan
Selanjutnya, para peneliti mencari pasangan foto yang serupa dalam semua hal, seperti kecerahan dan kontras, tetapi berada di ujung yang berlawanan dari skala "daya tarik".
Setelah itu, mereka mempresentasikan foto-foto berpasangan ini kepada bayi yang baru lahir, mulai dari satu hingga tujuh hari.
Penelitian ini mencatat bahwa semua bayi dalam penelitian masih di rumah sakit setelah lahir.
Satu peneliti memegang setiap bayi tegak sekitar 30 sentimeter dari dua foto, sementara yang lain berdiri keluar dari pandangan dan mencatat di mana mata bayi diarahkan.
Menurut Slater, hampir semua bayi menghabiskan lebih banyak waktu melihat gambar-gambar yang dinilai orang dewasa lebih menarik.
Dia mempresentasikan hasilnya di Asosiasi Inggris untuk Kemajuan Festival Sains Sains di Exeter.
Slater menyarankan bahwa alasan mengapa bayi lebih suka orang "menarik" adalah karena mereka cukup banyak menunjukkan prototipe wajah manusia yang sempurna.
Tentu saja, gagasan bayi tentang daya tarik mungkin berbeda dari gagasan daya tarik manusia yang lebih dewasa.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR