Open-source protest
Gelombang protes saat ini di Hong Kong tidak memiliki pemimpin (leaderless). Ini juga merupakan hasil dari taktik organik online.
Para pengunjuk rasa menggunakan forum online seperti grup chat Telegram.
Fungsi polling yang ada memungkinkan peserta untuk memberikan suara pada langkah-langkah selanjutnya: haruskah para pemrotes tetap atau bubar? Pengunjuk rasa memilih di tempat, dan bertindak.
Profesor Francis Lee dari Universitas Cina Hong Kong menyebutnya protes "sumber terbuka".
Relawan dengan megafon atau walkie-talkie membantu mengumumkan dan berkoordinasi, tetapi mereka bukan "pemimpin".
Penggunaan fitur AirDrop
Demonstran menggunakan teknologi alternatif peer-to-peer, khususnya fitur "AirDrop" yang dilengkapi dengan setiap ponsel Apple (AirDrop memungkinkan pengguna iPhone untuk saling mengirim gambar tanpa koneksi ponsel).
Para pengunjuk rasa telah menggunakan AirDrop baik untuk berbagi pesan dengan peserta dalam proses protes, dan untuk menyebarkan berita di kalangan masyarakat yang lebih luas.
Bahasa isyarat
Source | : | Kompas.com,CNN,Channel News Asia,Sripoku.com |
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR