Intisari-Online.com – Ketika pertama kali rokok elektrik ini muncul hingga menjadi semakin populer, tetap saja diklaim bahwa rokok ini lebih aman daripada rokok tradisional.
Namun, banyak dokter dan pakar masalah kecanduan mengeluarkan peringatan tentang potensi bahaya bagi kesehatan dari kebiasaan nge-vape.
Jadi, apakah itu berarti vape tidak lebih aman dari rokok tradisional yang mengandung tembakau dan nikotin?
Vape adalah jenis penghantar nikotin eletronik. Vape atau rokok elektrik ketika dihisap akan menghasilkan uap air, alih-alih asap seperti pada rokok konvensional.
Disebutkan, selain ada sifat adiktif nikotin, rokok elektrik atau vape juga mengandung bahan kimia yang digunakan untuk penyedap, dan berpotensi merusak paru-paru.
Kini, di Amerika Serikat, ketika marak muncul masalah paru-paru akut yang melibatkan anak-anak muda pengguna vape, peringatan tersebut kembali didengungkan.
Kemudian, muncul pembatasan-pembatasan baru terkait penggunaan vape.
Michigan menjadi negara bagian pertama di AS yang melarang rokok elektrik, pada awal bulan September 2019 ini.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, masalah ini kembali menyedot perhatian ketika ada 27 pasien di Illinois, yang mengalami kerusakan paru-paru dalam rentang beberapa minggu terakhir.
Bahkan, satu di antara 27 pasien tersebut akhirnya meninggal dunia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR