Intisari-Online.com – Masalah kebakaran hutan dan kabut asap menjadi perbincangan hangat di media sosial, terutama Twitter.
Apalagi bagi mereka yang tinggal di daerah yang rawan kabut asap seperti Pekanbaru dan Palangkaraya.
Sudah banyak dampak buruk yang terjadi akibat maraknya kabut asap. Seperti matinya hewan-hewan hingga jatuhnya korban jiwa.
Contohnya seorang bayi perempuan berumur 4 bulan di Kabupaten, Banyuasin, Sumatera Selatan, meninggal diduga akibat terpapar kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan, Minggu (15/9/2019).
Bayi perempuan bernama Elsa Pitaloka itu sebelumnya sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Ar-Rasyid Palembang karena mengalami sesak nafas.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuasin dr Mgs Hakim membenarkan kejadian tersebut.
Menurutnya, Elsa meninggal karena mengalami pneumonia atau penyakit infeksi yang menyerang paru, sehingga menyebabkan kantung udara di dalam paru meradang dan membengkak.
"Dari hasil kunjungan tim kesehatan Banyuasin ke RS Ar- Rasyid memang benar ada pasien bayi umur 4 bulan didiagnosa pneumonia, dan meninggal," kata Hakim seperti dilansir dari kompas.com pada Senin (16/9/2019).
Perlu Anda tahu bahwa semua jenis asap bisa menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Termasuk asap kebakaran hutan.
Sebab, asap kebakaran hutan memiliki bahaya yang jauh lebih besar karena kandungan berbagai zat kimia berbahaya di dalamnya.
Sebagian besar zat kimia pada asap kebakaran hutan berasal dari pepohonan, bangunan, kendaraan, fasilitas industri, dan permukiman di sekitar hutan.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR