Advertorial
Intisari-Online.com – Tragedi 11 September 2001 sepertinya tidak akan pernah dilupakan Amerika Serikat.
Bahkan bisa dibilang tragedi ini merupakan salah satu tragedi paling kelam negara Adidaya di dunia tersebut.
Tak heran, walau sudah 18 tahun berlalu, AS sangat sensitif terhadap terorisme. Terutama Osama bin Laden.
Sebab, diduga mantan pemimpin Al Qaeda tersebut disebut sebagai dalang tragedi 9/11.
Sepuluh tahun setelah tragedi 9/11, pasukan khusus Amerika Serikat berhasil menangkap dan menembak mati Osama bin Laden.
Kejadian tersebut terjadi pada tanggal 2 Mei 2011 di Abbottabad, Pakistan.
Operasi tersebut sekaligus mengakhiri perburuan terhadap Osama bin Laden yang telah berlangsung selama 10 tahun.
Lalu setelah hampir 18 tahun tragedi 9/11 dan 8 tahun pasca kematian Osama bin Laden, AS kembali mengkonfirmasi kematian putra Osama bin Laden, Hamza.
Dilansir dari foxnews.com pada Minggu (15/9/2019), Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengkonfirmasi bahwa Hamza bin Laden, putra mantan pemimpin Al Qaeda dan dalang 9/11 Osama bin Laden, telah terbunuh.
Sebelumnya, Hamza bin Laden kerap dijuluki dengan sebutan putra mahkota jihad atau pewaris gerakan ekstremisme di masa depan.
Bahkan Washington menawarkan hadiah sebesar 1 juta dollar AS atau sekitar Rp14 miliar untuk informasi yang bisa mengarahkan pada lokasi keberadaan Hamza bin Laden pada Maret 2019.
Namun kini hadiah tersebut tak lagi berguna, sebab, Hamza telah tewas dalam operasi rahasia.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih pada Sabtu (14/9/2019) pagi waktu setempat, tiga hari setelah peringatan 18 tahun teror 11 September, Presiden Trump mengatakan Hamza, seorang anggota tinggi Al Qaeda telah "tewas dalam operasi kontraterorisme Amerika Serikat di Afghanistan / wilayah Pakistan”.
"Tewasnya Hamza bin Laden tidak hanya merampas keterampilan penting kepemimpinan Al Qaeda dan hubungan simbolis dengan ayahnya, tetapi juga melemahkan kegiatan operasional penting kelompok itu," lanjut pernyataan itu.
"Hamza bin Laden bertanggung jawab untuk merencanakan dan berurusan dengan berbagai kelompok teroris."
Tidak jelas kapan operasi berlangsung.
Sebab pernyataan Gedung Putih tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Sebelumnya, laporan kematian Hamza pertama kali muncul pada bulan Juli, namun rinciannya tidak segera tersedia.
Pejabat Presiden Trump dan pemerintah AS menolak untuk mengomentari kematian sang puta mahkota sampai Sabtu kemarin.
"Putra Osama bin Laden tersebut adalah pewaris takhta,” ucap Brett Bruen, mantan direktur keterlibatan global Gedung Putih.
“Bahkan jika dia tidak melakukan kontrol operasional, namanya dan tindakan-tindakan akan tetap dihormati di Al-Qaeda,” tutupnya.