Meski risiko cedera akibat olahraga sudah terpetakan, toh kita tak bisa menghindari dari rasa kelelahan akibat berolahraga. Terlebih mereka yang tak mau ribet dan telaten dengan latihan olahraga. Nah, mereka-mereka ini akan berurusan dengan asam laktat yang menumpuk dan tak bisa dilenyapkan oleh tubuh. Timbunan asam laktat ini akan menyebabkan badan terasa capai.
(Asam laktat merupakan sisa metabolisme tubuh yang dapat menumpuk ketika tubuh kekurangan oksigen. Apakah kondisi ini berbahaya? Jika kelebihan asam laktat diakibatkan oleh berolahraga, maka tidak berbahaya. Setiap orang punya ambang batas laktat, yang bisa meningkat seiring Anda melatih tubuh dengan berolahraga secara teratur. Semakin tinggi ambang batas, berarti kita tidak mudah capai setelah berolahraga keras.)
Nah jika merasa kecapaian seusai berolahraga keras dan ingin segera pulih, bisa menjajal Vacu Sport Regeneration System. Alat serupa juga dipakai klub sepakbola Spanyol, Barcelona. “Vacu Sport untuk mengurangi asam laktat yang ada di tubuh. Untuk pemulihan pascaaktivitas,” kata Anang. Hmmm… bisa membayangkan pemain FC Barcelona, Spanyol, memulihkan kebugaran badannya habis bertanding.
Dalam olahraga kompetitif ataupun rekreasi, fase regenerasi itu sama pentingnya dengan latihan. Bagi yang sedang euforia ikut lomba lari misalnya, tak sadar ada bulan-bulan ketika tiap minggu ikut lomba. Karena “gelap mata” saat mendaftar lomba sehingga tidak ingat secara detail tanggal-tanggal lomba. Pas mendekati hari-H baru sadar ternyata tanggal lomba itu berdekatan.
Penelitian dasar untuk metode Vacu Sport ini dilakukan di luar angkasa, yang bertujuan untuk meningkatkan aliran darah pada astronaut yang mengalami efek negatif dari periode tanpa bobot. Awalnya dikembangkan oleh Institut Kedokteran Ruang Angkasa Jerman pada tahun 1960-an.
Vacu Sport berwujud tabung tempat setengah badan kita (dari pinggang ke bawah) dimasukkan ke dalamnya. Kita harus copot alas kaki dan semua peralatan logam yang menempel di tubuh atau di saku celana harus dicopot atau dikeluarkan. Di ujung tabung ada “kain” penutup yang “menjerat” pinggang kita. Tubuh bagian bawah itu kemudian “ditembaki” tekanan negatif berselang-seling (intermittent negative pressure).
Setelah kita siap dalam posisi “tembak”, petugas kemudian mengeset lama alat ini bekerja. Ada delapan program yang telah ditetapkan. Program 1, regenerasi setelah pelatihan, pengurangan laktat, pendinginan, relaksasi selama 30 menit; Program 2, regenerasi setelah kompetisi; pengurangan laktat, pengurangan creatinkinase, pemurnian produk limbah di dalam otot, selama 30 menit; Program 3, peningkatan dan optimalisasi kinerja, sebelum atau sesudah kompetisi, selama 30 menit; Program 4, pelatihan pembuluh, kapilerisasi, optimalisasi jumlah darah, selama 30 menit; Program 5, rehabilitasi, cedera olahraga (hernia, memar, hematoma, strain, fisura tendon), selama 30 menit; Program 6, rehabilitasi, cidera olahraga (ligamen meregang, ligamen tertarik, patah tulang), selama 45 menit; Program 7, penyembuhan luka, lecet, selama 30 menit; Program 8, traksi untuk tulang belakang, selama 20 menit.
Intisari sempat mencoba merasakan keampuhan Vacu Sport selama sekitar 10 menit. Selama proses tubuh terasa rileks. Ketika ditanya petugas masih lanjut enggak, “Enggak Mbak. Entar bisa ketiduran aku.”
Nah, bagi yang ingin mengenal tubuh dengan lebih detail biar bisa tahu performa saat berolahraga, tidak usah ragu datang saja ke Sport Science Lab di RS Olahraga Nasional ini.
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | T. Tjahjo Widyasmoro |
KOMENTAR