Intisari-Online.com - Diskusi atau bisa juga dibilang perdebatan terkait audisi pencarian bakat yang dilakukan oleh Persatuan Bulu Tangkis Djarum (PB Djarum) masih terus terjadi di dunia maya.
Ada beberapa pihak yang merasa setuju dengan sikap Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang menganggap ajang tersebut merupakan eksploitasi anak untuk mempromosikan merek Djarum yang identik dengan produk rokok.
Ada pula yang menentang penilaian KPAI karena menganggap ajang tersebut tidak mengeksploitasi anak atau memicu anak untuk menjadi perokok.
Mereka yang menentang KPAI juga melihat banyaknya prestasi-prestasi yang ditorehkan oleh atlet-atlet yang "lahir" di PB Djarum.
Polemik lebih lanjut meluas kepada benar atau tidaknya sponsor rokok pada kegiatan olahraga memicu orang, khususnya anak-anak, untuk mencoba rokok.
Selain itu, muncul pula pandangan tentang konsep CSR yang "benar".
Sebab, ada yang menganggap bahwa program CSR yang dilakukan oleh PT Djarum melalui Djarum Foundation (dimana PB Djarum menjadi bagian di dalamnya) tidaklah tepat.
Bahkan, sebuah penelitian menyebut bahwa program CSR tersebut justru "merekrut perokok baru". Benarkah?
KOMENTAR