Advertorial
Intisari-online.com - Selama ini mungkin kita sering mendengar bahwa mencukur rambut kemaluan berbahaya.
Karena hal itu bisa menyebabkan risiko infeksi menular seksual (IMS) yang membahayakan bagi pasangan suami istri.
Meski selama ini menjadi perdebatan para ilmuwan, peneliti akhirnya memberikan penjelasan tentang waxing atau mencukur rambut kemaluan.
Menurut Daily Mirror pada Rabu (4/9/19), para peneliti dari Ohio State University, mengungkapkan bahwa tidak ada hubungan antara perawatan dengan klamidia/gonore.
Dalam studi tersebut, para peneliti melihat kemungkinan hubungan antara hair removal publish dan IMS pada 214 partisipan wanita.
Para wanita itu menyelesaikan kuesioner tentang kebiasaan seksual dan perawatan mereka lalu menyelesaikan tes IMS.
Kuesioner mengungkapkan bahwa hampir semua peserta melakukan perawatan.
Sementara itu, 54% lainnya melakukan perawatan ekstrem.
Baca Juga: Hari Olahraga Nasional : Lima Manfaat Olahraga untuk Kesehatan Tubuh
Hasil tes IMS tersebut mengungkapkan bahwa 10% wanita dites positif untuk klamidia atau gonore.
Namun, para peneliti menemukan bahwa groomers ekstrem tidak cenderung menyebabkan IMS daripada mereka yang melakukan perawatan.
Menurut Maria Gallo, rekan penulis dalam studi ini temuan ini meningkat dan gagal mempertimbangkan faktor kunci.
Dia menjelaskan, "Yang paling mengkhawatirkan adalah pekerjaan sebelumnya yang tidak menyesuaikan frekuensi seksual."
"Bisa jadi wanita yang berhubungan intim dengan banyak orang mungkin tertular infeksi," katanya.
"Lebih mungkin untuk melakukan perawatan," tambahnya.
Sebelumnya ada teoriyang menyatakan bahwa rambut kemaluan untuk wanita mirip dengan silia di hidung (rambut/bulu hidung) dan bulu mata.
Dalam hal ini, rambut kemaluan mencegah kotoran dan partikel memasuki organ kewanitaan.
Baca Juga: Meski Masih Miliki 18.000 Pejuang yang Tersisa, ISIS Gunakan 2 Ekor Sapi untuk Bom Bunuh Diri
Namun, satu masalah dengan teori ini adalah bahwa pria tidak memiliki kunci pelindung serupa di sekitar pembukaan uretra mereka.
Kembali, teori ini pun tidak bisa mewakili dan menjawab mengenai rambut kemaluan manusia.