Advertorial

Waspadalah! Duduk Lebih dari 9 Jam Sehari Dapat Picu Kematian Dini, Atasi dengan Cara Ini...

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Ade S

Tim Redaksi

Sebuah studi mengungkap bahwa duduk selama lebih dari sembilan setengah jam sehari dapat meningkatkan risiko kematian dini.
Sebuah studi mengungkap bahwa duduk selama lebih dari sembilan setengah jam sehari dapat meningkatkan risiko kematian dini.

Intisari-Online.com - Sebuah studi mengungkap bahwa duduk selama lebih dari sembilan setengah jam sehari dapat meningkatkan risiko kematian dini.

Secara teratur melakukan kegiatan dengan intensitas apa pun dikaitkan dengan penurunan risiko kematian dini.

Dan mereka yang paling aktif hingga 70% lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal dini.

Dilansir dari Mirror, Rabu (21/8/2019), para ilmuwan menganalisis data dari lebih dari 36.000 orang dewasa dengan usia rata-rata 62 tahun.

Baca Juga: Bukan Sekadar Nama, 'Irian' Ternyata Akronim dari Kalimat Ini! Pria dalam Uang Pecahan Rp10 Ribu Ini Pencetusnya!

Studi ini mengkategorikan tingkat aktivitas peserta dari yang paling aktif hingga yang paling tidak aktif.

Hampir 6% peserta meninggal selama masa lanjut rata-rata 5,8 tahun.

Ada sekitar lima kali lebih banyak kematian di antara yang paling tidak aktif, dibandingkan dengan mereka yang menghabiskan hidupnya dengan paling banyak bergerak.

Prof Ulf Ekelund di Sekolah Ilmu Olahraga Norwegia di Oslo memimpin penelitian ini, yang diterbitkan dalam British Medical Journal.

Baca Juga: Bocah Malang Ini Hampir Kehilangan Kaki Setelah Nenek Tirinya 'Didihkan' Kakinya Sebagai Hukuman Karena Membuatnya Kesal

Sebuah laporan penelitian mengatakan:

"Temuan kami memberikan bukti ilmiah yang jelas bahwa tingkat aktivitas fisik total yang lebih tinggi - terlepas dari tingkat intensitas - dan jumlah waktu menetap yang lebih rendah dikaitkan dengan risiko lebih rendah untuk kematian dini."

Para peneliti mengatakan bahwa hasil penelitian ini memberi data penting untuk kampanye kesehatan masyarakat.

Baca Juga: Alami Sakit Perut yang Begitu Hebat Usai Berhubungan dengan Suaminya, Ternyata Inilah yang Ada Dalam Perutnya

Pesannya adalah "duduklah lebih singkat, dan sering-seringlah bergerak."

Para ilmuwan menggunakan akselerometer - perangkat yang dapat dipakai yang melacak volume dan intensitas aktivitas selama jam bangun - untuk mengukur aktivitas peserta per menit.

Intensitas kegiatan dipisahkan menjadi cahaya, sedang dan kuat, dengan dihitungnya waktu yang dihabiskan untuk berkegiatan.

Baca Juga: Ditemukan di Israel, Helm Berusia 2.600 Berdaun Emas Berhias Ular Ini Masih Simpan Misteri Hingga Sekarang

Aktivitas intensitas cahaya termasuk berjalan lambat atau memasak.

Intensitas cahaya sedang, yakni termasuk kegiatan jalan cepat, menyedot debu atau memotong rumput.

Sementara cahaya kuat yakni joging dan membawa beban berat.

Baca Juga: Seorang Pria dalam Video ‘Vina Garut’ Positif HIV, Ini Gejala Seorang Pria Terjangkit HIV, Salah Satunya Terlihat di Mulut dan Hidung

Artikel Terkait