Advertorial
Intisari-Online.com – Sebuah video menjadi viral di Facebook.
Dilansir dari hot.grid.id pada Minggu (11/8/2019), video tersebut menampilkan seorang perempuan muda tewas di salah satu diskotek di kota Medan.
Dilansir dari akun Facebook Mas Fery, Jumat (9/8/2019),korbantewas diduga karena overdosis obat terlarang berjenis ekstasi.
Menurut informasi,korbandatang kediskotekpada hari Kamis (8/8/2019) dan ditemukan meninggal duniapada Jumat (9/8/2019) sekitar pukul 05.00 WIB.
Jenazah korban lalu diautopsi di RS Djoelham pada Jumat (9/8/2019).
Namun, pihak keluarga korban tidak terima atas kejadian ini dan memohon visum ke Polres Binjai.
Oleh karenanya, saat ini keluarga dan polisi sedang menunggu hasil visum.
Di luar apakah benar korban tewas karena overdosis ekstasi atau hal lain, tetap membuat kita harus tahu bahwa ada bahaya besar di balik mengonsumsi ekstasi.
Dilansir dari kompas.com pada tahun 2011 silam, di balik kenikmatan sesaat yang ditawarkan pil ekstasi ternyata dampak kerusakan otak sudah mengancam.
Peneliti dari Australia bahkan menemukan pil ekstasi sering dicampur dengan berbagai jenis obat lain sehingga dampak kerusakannya lebih buruk.
Baca Juga: Ritual Gendong Kambing, Cara Masyarakat Tulehu Merayakan Idul Adha
Penelitian ini menyebutkan para pengguna ekstasi berpontensi lebih besar mengalami kerusakan otak.
"Penelitian tersebut melihat toksisitas pada manusia atau hewan percobaan menggunakan obat tunggal.”
“Tentu dampaknya lebih parah jika obatnya sudah dicampur dengan berbagai obat lain," kata Dr.Thomas Newton, profesor dari Baylor College of Medicine.
Penelitian dilakukan terhadap 56 orang yang pernah mengonsumsi ekstasi sedikitnya 5 kali sebelumnya. Kemudian mereka diminta mengonsumsi ekstasi satu kali lagi.
Para peneliti lalu mengumpulkan contoh pil dan mengukur kadar MDMA, zat kimia dalam ekstasi dari contoh darah para responden tiap 5 jam pasca mereka menenggak ekstasi.
Pada beberapa orang, jumlah MDMA dalam tubuh mereka sudah mencapai level yang bisa membahayakan atau mematikan bagi primata.
Para peneliti juga menemukan hanya sebagian pil ekstasi yang seluruhnya berisi MDMA.
Baca Juga: Masih Berkonflik, Warga di Gaza Tak Mampu Beli Hewan Kurban Untuk Idul Adha Tahun Ini
Sisanya ada yang mengandung metampetamine atau zat kimia yang mirip dengan MDMA. Bahkan ada pil yang tidak mengandung MDMA sama sekali.
"Mengonsumsi beberapa butir pil ekstasi akan meningkatkan konsentrasi zat berbahaya dalam darah dan ini bisa berbahaya.”
“Hal ini karena minum satu pil saja konsentrasi MDMA dalam darah terus meningkat selama 5 jam," kata Dr.Rod Irvine, ketua penelitian ini.
Kadar MDMA yang terlalu tinggi akan menyebabkan kerusakan sel otak dalam hewan percobaan.
Meski begitu seluruh responden dalam penelitian ini tidak dilaporkan mengalami gangguan kesehatan.
Menurut National Institute on Drug Abuse, ekstasi bisa mengganggu detak jantung, pengaturan suhu tubuh serta kerusakan otak.
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Bahaya Kerusakan Otak di Balik Ekstasi")
Baca Juga: Dapat Daging Berlebih? Begini Tips Memasaknya yang Mudah dan Sehat