Advertorial

Ritual Gendong Kambing, Cara Masyarakat Tulehu Merayakan Idul Adha

Mentari DP

Editor

Masyarakat Negeri Tulehu, Maluku Tengah, yang merayakan kaul dan abda’u sesaat setelah melaksanakan salat Idul Adha secara berjamaah.
Masyarakat Negeri Tulehu, Maluku Tengah, yang merayakan kaul dan abda’u sesaat setelah melaksanakan salat Idul Adha secara berjamaah.

Intisari-Online.com -Hari ini, seluruh umat Muslim di seluruh dunia akan merayakan Hari Raya Idul Adha 1440 H.

Seperti yang kita tahu bersama, bahwa Hari Raya Idul Adha dikenal sebagai Hari Raya Kurban.

Di mana akan ada pemotongan sapi atau kambing untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.

Di Indonesia sendiri, ada banyak cara dilakukan untuk memperingati Hari Raya Idul Adha.

Baca Juga: Perjuangan Enzo Zens Ellie, Remaja Blasteran Indonesia – Prancis yang Sangat Ingin Jadi Taruna Akmil, Bisa 4 Bahasa dan Buat Kagum Panglima TNI

Tak terkecuali dengan masyarakat Negeri Tulehu, Maluku Tengah, yang merayakan kaul dan abda’usesaat setelah melaksanakan salat Idul Adha secara berjamaah.

Ada adegan gendong kambing pula dalam rangkaian perayaan ini.

Kauldanabda’uadalah tradisi adat puncak dari serangkaian parade budaya yang dilakukan masyarakat Negeri Tulehu.

Tak hanya satu desa, tapi juga melibatkan masyarakat dari desa-desa sekitarnya.

Tradisi ini sudah berlangsung cukup lama. Tercatat sejak abad ke-17.

Tradisikaullazimnya prosesi penyembelihan yang banyak dilakukan di berbagai tempat.

Bedanya, di sini prosesi penyembelihannya dilakukan sebanyak dua kali. Yang pertama dilakukan selesai salat.

Yang kedua adalah penyembelihan khusus, di mana ada seekor kambing inti dan dua kambing pendamping.

Baca Juga: Pohon Tinggi Disebut Sebagai Penyebab Mati Lampu Serentak, Ini Penjelasan Polisi

Sebelum disembelih, ketiga kambing itu digendong dengan kain oleh pemuka adat dan agama untuk diarak keliling Negeri.

Diiringishalawatdan takbir, ketiga kambing itu dibawa menuju ke pelataran Masjid Negeri Tulehu.

Penyembelihan langsung dilakukan oleh imam besar Masjid Negeri Tulehu.

Dari atas masjid, kelompok ibu-ibu menabur bunga yang harum baunya.

Sementara darah cipratan kambing yang disembelih diperebutkan oleh pemuda anggota adatabda’u, simbol bahwa pemuda Tulehu rela berkorban untuk kebenaran.

Abda’usimbol kemakmuran

Pasca-penyembilan, prosesabda’u(ibadah) dilangsungkan.

Pesertanya sebagian besar adalah para pemuda. Mereka hanya berkaus singlet, berikat kepala warna putih, dan berjalan beramai-ramai menuju rumah imam Negeri Tulehu.

Baca Juga: Kabar Baik! PLN Akan Kurangi Tagihan Listrik Pelanggan Akibat Mati Lampu Serentak Kemarin

Setelah para pemudaabda’usampai, imam besar menyerahkan bendera hijau berenda benang bewarna kuning emas.

Hijau melambangkan subur, dan kuning adalah kemakmuran.

Bendera inilah yang nantinya bakal diperebutkan oleh ratusan pemuda yang mengikuti upacara ini.

Sekilas terkesan adachaos, karena mereka akan saling pukul, saling injak, dan saling dorong untuk memperebutan panji.

Tapi tak perlu khawatir, sebelum prosesi rebutan bendera dilakukan, para pemuda ini terlebih dahulu disiram air khasiat oleh Imam Besar yang konon membuat tubuh mereka kuat dan terbebas dari rasa sakit.

Tapi justru ini lah yang mencuri perhatian khalayak.

Orang-orang di sekeliling berteriak, menyoraki, sembari tetap memberi dukungan kepada para pemuda agar berhasil mendapatkan bendera lambang kesuburan dan ketentraman. (Moh. Habib)

Baca Juga: Kisah Haru Jodi, Bocah 7 Tahun ke Sekolah Pakai Baju Kotor dan Tanpa Alas Kaki, Serta Tinggal di Gubuk Kecil

Artikel Terkait