Pada 4 Mei 1945, di usia 25 dengan pangkat mayor, Sweeney menjadi Komandan Skadron Bombardemen ke-393, sebuah unit B-29 yang tujuh minggu kemudian terbang ke pangkalan di Tinian, Mariana Islands.
Tanggal 6 Agustus, Sweeney menjadi pilot B-29 yang mendampingi pesawat legendaris “Enola Gay” yang dipiloti sahabat Sweeney, Paul Tibbets.
Pesawat B-29 yang diterbangkan Sweeney bertugas mengintai dan mengambil gambar.
Dalam misi tersebut, Enola Gay berhasil menjatuhkan bom atom di Hiroshima.
Namun Jepang tidak langsung menyerah. Misi pengeboman kedua pun dijalankan.
Kali ini Sweeney ditunjuk menjadi pilot pesawat pengebom dengan sasaran Nagasaki.
Pada serangan kedua ini Sweeney ternyata tidak hanya mendapat masalah cuaca tapi juga masalah mekanis yang menyebabkan Sweeney kehabisan bahan bakar.
Ia kemudian terpaksa memompa bahan bakar ke mesinnya dari tanki khusus anjungan bom.
Berkat latihan khusus bagaimana memadatkan rute hingga bisa memanfaatkan bahan bakar yang tersedia. Sweeney berhasil mempertahankan pesawat.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR