Anak yatim
Sobirin, Bapak kandung Jodi telah meninggal dunia beberapa tahun lalu karena terserang penyakit. Sementara ibu kandungnya, Ita sudah kembali berkeluarga.
Lima orang itu, Jodi, Sati, Rakun, Dayat dan Mulya, tinggal di satu rumah. Ada tiga ruang di dalamnya.
Masing-masing ruang hanya disekat menggunakan triplek. Tidak ada besi, melainkan kayu untuk penyangga tiap sudut rumah dan juga plafon.
Bagian atap yang berbahan genting bercampur asbes pun banyak yang tampak rusak. Angin dan air pada saat musim hujan, mudah masuk hingga menggenangi permukaan lantai tiap ruang.
Terlebih kamar tidur Jodi yang dekat dapur.
Namun bukan dapur seperti umumnya, melainkan ruang kecil beralaskan tanah untuk menyimpan tumpukan bata menyerupai tungku dan beberapa potong kayu bakar untuk memasak.
Andalkan bantuan untuk bertahan hidup
Selama 12 tahun, Rakun dan Sati menjaga anak cucunya di rumah sederhana itu.
Setiap hari, mereka harus saling berbagi kesempatan istirahat di dalam bangunan sekitar 3 X 6 meter persegi.
Rakun seorang diri yang menjadi tulang punggung keluarga. Dia pun berkerja serabutan dengan penghasilan yang jauh dari kebutuhan.
Selama ini mereka hanya mengandalkan bantuan pemerintah setiap bulan untuk dapat makan nasi.
"12 tahun di sini. Pokoknya kerja apa aja yang ada untuk makan.”
“Jadi ga ada punya kerjaan yang matok. Makan-nya pun seadanya, kalau asin ya asin (ikan asin), kalau garam ya hanya garam, kalau cabe, ya cabe, ya gitulah," kata Rakun kepada Kompas.com di rumahnya.
Baca Juga: Bocah 9 Tahun Tewas Karena Tersedak Pentol Bakso: Ini Alasan Tersedak Bisa Sebabkan Kematian
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR