Aturan itu mutlak
Dalam mendidik anak, aturan mutlak ada. Pola asuh permisif yang tanpa aturan, meski terlihat menyenangkan bagi anak, sesungguhnya malah menjerumuskan masa depannya.
Sebab lewat aturanlah anak dididik supaya kelak siap menghadapi kehidupannya yang mandiri.
Sedari kecil, anak harus diperkenalkan terhadap aturan.
Buatlah aturan yang konkret, komunikasikan secara jelas, lalu terapkan secara konsisten. Apabila anak tidak menjalankannya, tegur dan ingatkan.
“Misalnya anak lupa menaruh handuk sehabis mandi maka ingatkan saja, jangan lantas kita yang mengerjakannya,” ujar Handayani.
Kuncinya pada konsistensi.
Terkadang orangtua merasa kasihan pada si kecil sehingga sesekali ikut turun tangan mengerjakan.
“Kalau bolak-balik diingatkan, lama-lama anak akan terbiasa,” ujarnya lagi.
Menegakkan aturan tak akan lepas dari hukuman. Jika teguran berkali-kali tak juga mempan, orangtua bisa menghukum.
Untuk itu, menurut Handayani, orangtua tak perlu capek-capek tarik urat leher memarahi anak, mending kalau didengar.
“Anak kecil lebih mudah menangkap segala sesuatu yang sifatnya konkret, kalau dimarahi ia malah membentuk benteng sebagai pertahanan diri,” ujar Handayani.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR