Intisari-Online.com – Hari ini, Selasa tanggal 23 Juli 2019 merupakan Hari Anak Nasional.
Bicara soal anak, ada beberapa permasalahan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Yang paling menjadi sorotan adalah pernikahan diri antara anak dan anak atau antara anak dan orang dewasa.
Namun selain itu, masalah membesarkan anak juga menjadi pembicaraan. Sebab, tidak mudah membesarkan anak.
Apalagi anak zaman sekarang. Bahkan kata orang, anak zaman sekarang mah, beda sama anak zaman dulu. Begitu kata orang.
Tapi ada satu hal yang tak berubah.
Yaitu anak selayaknya tetap dibesarkan dengan cinta kasih tanpa syarat dan penerimaan seutuhnya.
Simak tulisan Rahmi Fitria, bagaimana Mengasuh Anak dengan Cinta, seperti pernah dimuat di Majalah Intisari Extra Warna-warni Dunia Anak 2012 berikut ini.
Di sebuah mailing list, seorang ibu berkisah tentang pengalamannya membawa anaknya yang bernama Dika ke psikolog.
Gara-garanya, menurut pihak sekolah, Dika tercatat sebagai anak bermasalah, padahal anak itu ditempatkan dalam kelas unggulan khusus anak berprestasi.
Dika kerap terlihat murung dan melamun di kelas, prestasinya pun terus merosot.
Pemeriksaan psikologi membenarkan bahwa Dika memang anak cerdas.
Skor rata-rata kecerdasannya 147 alias amat cerdas. Namun kemampuan verbalnya “cuma” 115.
Karena nilai yang jomplang itu maka psikolog menyarankan agar Dika menjalani tes kepribadian.
Hasilnya sungguh mengejutkan sang ibu. Rupanya masalah bukan ada pada diri si anak, melainkan ibu dan ayahnya.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR