Advertorial

11 Takhayul dari Berbagai Negara, Mengelabui Iblis hingga Pengantin Wanita Tenggelam di Lumpur

Nieko Octavi Septiana
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Banyak sekali mitos atau takhayul mengenai kehidupan sehari-hari di Indonesia.  Begitu juga di negara-negara lainnya.
Banyak sekali mitos atau takhayul mengenai kehidupan sehari-hari di Indonesia. Begitu juga di negara-negara lainnya.

Intisari-Online.com -Banyak sekali mitos atau takhayul mengenai kehidupan sehari-hari di Indonesia.

Misalnya saja kepercayaan mengenai kupu-kupu masuk rumahpertanda akan ada tamu.

Ada juga mitos yang beredar jika duduk di ambang pintu maka akan susah mendapat jodoh.

Bukan hanya di Indonesia, takhayul juga banyak berkembang di negara-negara lain.

Baca Juga: Mengaku Aktivis AIDS, Seorang Miliarder Ternyata Rekrut Banyak Gadis di Bawah Umur dan Dieksploitasi Secara Seksual

Berikut 11 takhayul dari berbagai negara dilansir dari Toutiao.

Rusia: Kejatuhan kotoran burung berarti rezeki

Meski kejatuhan kotoran burung sudah pasti menjijikan, namun orang Rusia percaya itu mendatangkan rezeki. Mitos ini juga sama seperti kepercayaan beberapa suku di Indonesia.

Prancis: Tak sengaja menginjak kotoran hewan di kaki kiri berarti keberuntungan, menginjak di kaki kanan artinya akan sial

Padahal kalau menginjak kotoran hewan di jalan sudah bisa dipastikan aromanya membuat tidak nyaman. Tapi orang Prancis percaya itu mendatangkan keberuntungan, tapi jika menginjaknya di kaki kiri.

Baca Juga: Kerap Dianggap Remeh, Asam Lambung Sebabkan Ade Juwita Meninggal di Usia 49 Tahun, Ini Gejala dan Cirinya!

Dagestan: Lalat jatuh ke dalam sup maka keinginan akan terpenuhi

Hampir semua orang merasa tidak nafsu makan lagi jika makanannya kejatuhan lalat. Tapi adatakhayul yang beredar di Dagestan bilangkalau lalat jatuh di sup maka keinginan akan terpenuhi.

Yunani: Ada seseorang yang berbicara tentang Anda ketika Anda bersin

Takhayul ini juga terkenal di Indonesia, padahal bisa saja ya bersin ketika banyak debu.

Baca Juga: Mitos Kupu-kupu Masuk Rumah Bakal Ada Tamu Datang? Ini Beberapa Arti Rumah 'Kedatangan' Kupu-kupu Menurut Primbon

Denmark: Piring pecah adalah simbol keberuntungan

Orang Denmark percaya kalau piring atau alat makan pecah adalah pertanda keberuntungan, bahkan bisa dijadikan sebagai hadian Natal. Kalau begini tak perlu repot menyiapakan hadiah untuk diberikan ke orang lain.

Jerman: Kucing melintasi jalan pertanda sial atau kebahahagiaan

Takhayul yang beredar di Jerman adalah jika ada kucing yang melintasi jalan kita dari kiri ke kanan berarti pertanda sial. Sedangkan dari kanan ke kiri adalah kebahagiaan.

Jepang: Jangan melihat cermin di malam hari

Takhayul yang ini berhubungan dengan hal mistis, kalau melihat cermin di malam hari bisa-bisa malah yang muncul hantu.

Baca Juga: Pernah Ngaca Saat Makan Lemon? Inilah Alasan Kenapa Wajah Kita Mengernyit Saat Makan Asam

Malta: Jam di gereja untuk membingungkan iblis

Iblis memang dikenal banyak beraktivitas pada malam atau dini hari. Orang Malta punya cara agar iblis tidak bisa mengganggu manusia, mereka akan memasang jam yang tidak sesuai di gereja sehingga akan membingungkan iblis.

Qatar: Membunuh laba-laba adalah tabu

Orang Qatar tidak berani membunuh laba-laba, mereka percaya bahwa laba-laba akan melindungi rumah dari kebakaran.

Baca Juga: Bukan Lagi karena Takut atau Dipaksa, Ternyata Ini Alasan Orang Zaman Dulu Tidak Senyum Ketika Difoto

Italia: Pujian membawa bencana

Biasanya orang akan senang jika dipuji, tapi bagi orang Italia, pujian adalah awal dari bencana.

Skotlandia: Mempelai wanita tenggelam di lumpur berarti keluarga bahagia

Kalau yang ini agak aneh, biasanya setiap pengantin akan berdandan cantik dan rapi di hari pernikahan. Tapi orang Skotlandia percaya kalau pengantin wanita tenggelam di lumpur maka kehidupan pernikahan mereka akan bahagia.

Meski begitu, takhayul tidak bisa dijadikan ukuran untuk menentukan nasib seseorang. Banyak pula takhayul yang telah ditinggalkan.

Baca Juga: Gerindra Ingin Nilai Tukar Rupiah Kembali Jadi Rp6.500 Seperti Zaman Habibie, Ekonom Sebut Itu Tak Rasional

Artikel Terkait