Advertorial

Thoriq Ditemukan Tewas Setelah 12 Hari Hilang di Gunung Piramid, Ini Pesan Penting untuk Para Pendaki

Nieko Octavi Septiana
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Setelah 12 hari dinyatakan hilang di Gunung Piramid, Thoriq akhirnya ditemukan namun dalam kondisi meninggal dunia, ini pesan untuk para pendaki.
Setelah 12 hari dinyatakan hilang di Gunung Piramid, Thoriq akhirnya ditemukan namun dalam kondisi meninggal dunia, ini pesan untuk para pendaki.

Intisari-Online.com -Belakangan ini kasus Thoriq, pendaki yang hilang di Gunung Piramid menyita perhatian masyarakat Indonesia.

Akhirnya setelah 12 hari hilang, tubuh Thoriq berhasil ditemukan.

Namun sayang, nyawanya sudah melayang.

Jasad Thoriq Rizky Maulidan, pendaki yang hilang di Gunung Piramid, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, ditemukan pada Jumat (5/7/2019).

Baca Juga: Thoriq Meninggal saat Mendaki Gunung Piramid: Ini 4 Perilaku Buruk para Pendaki Gunung yang Bisa Berakibat Fatal

Thoriq ditemukan di wilayah yang dikenal dengan nama "punggung naga" Gunung Piramid sejak dinyatakan hilang sejak 12 hari lalu.

Thoriq Rizky dan tiga temannya, Rizki, Syafril, dan Pungki, memulai pendakian pada Minggu (23/6/2019) pagi.

Mereka berencana melihat sunset di gunung yang berada dalam kawasan Pegunungan Hyang Argopuro dengan melewati jalur Tegal Tengah.

Akan tetapi, di tengah perjalanan, Syafril memilih behenti karena kelelahan dan menunggu di bawah, sementara tiga rekannya meneruskan pendakian.

Baca Juga: Gambaran Mengerikan Punggung Naga, Lokasi Penemuan Jasad Thoriq: Lebar Hanya 40 Cm, Kemiringan Hingga 75 Derajat

Pada sore hari, Thoriq dan dua rekannya turun.

Pungki mengatakan, saat itu Thoriq berjalan di depan dan mereka tidak bisa melihat jelas karena wilayah di Gunung Piramid diselimuti kabut yang sangat tebal.

Saat tiba di bawah, Pungki dan Rizki kehilangan jejak Thoriq lalu melaporkan kejadian tersebut kepada warga sekitar.

Berkaca dari apa yang dialami Thoriq, anggota senior Mapala Universitas Indonesia Adi Seno Sosromulyono mengingatkan pendaki untuk mempersiapkan diri dengan matang sebelum melakukan pendakian.

Baca Juga: Kisah Pendaki Hilang di Indonesia, Ada yang Selamat dan Ada Juga yang Tak Pernah Ketemu Hingga Sekarang

Persiapan itu tak hanya fisik, tetapi juga pengetahuan mengenai gunung yang akan didaki.

"Lengkapi diri dengan pengetahuan navigasi, mitigasi, dan teknik pendakian," kata anggota Adi Seno Sosromulyono saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (6/7/2019).

Adi Seno, yang juga Dewan Penasihat Asosiasi Pendaki Gunung Indonesia (APGI), mengatakan, bagi para pendaki yang tidak terlalu mengetahui jalur gunung tersebut, dapat melakukan perjalanan dengan orang yang memang mempunyai kompetensi atau mountain leader.

"Pilihan lain ikut guide climb bersama pemandu pendaki kompeten," ujar dia.

Baca Juga: 'I Did', Pesan Terakhir Pendaki Irlandia pada Istrinya Saat Capai Puncak Everest Sebelum Akhirnya Jatuh dan Tubuhnya Tak Ditemukan

Adi juga mengingatkan, pendaki harus bersiap dengan kondisi alam yang tak bisa diprediksi.

Cuaca cerah saat mulai pendakian, bisa berubah tiba-tiba.

Seorang pendaki harus siap dengan segala situasi ini.

Kepanikan yang berujung keteledoran, kata dia, akan merugikan pendaki itu sendiri.

Baca Juga: Terlalu Lama Antri di Jalur Pendakian yang Macet, Dua Pendaki Kembali Jadi Korban Keganasan Gunung Everest

Menurut Adi Seno, meskipun dalam keadaan genting, keputusan matang menjadi kunci keselamatan para pendaki.

"Jika memiliki keterampilan, pengetahuan (navigasi, mitigasi dan teknik pendakian), serta sikap maka pendaki akan membuat keputusan untuk terus (melakukan pendakian), berhenti dan bertahan, atau kembali," kata Adi Seno.

Keputusan yang diambil tersebut tentunya tetap tergantung pada lokasi dan seberapa parah kondisi tak terduga ini.

"Biasanya kalau badai di ketinggian yang bisa dilakukan adalah bertahan, buka bivak dan menunggu perubahan membaik selama perbekalan mencukupi," papar Adi Seno.

Baca Juga: Cerita Mencekam Pendaki di 'Zona Kematian' Gunung Everest: 'Di Bawah Kaki Kita Ada Jiwa Tak Bernyawa'

"Syarat utama dapat memisahkan diri dari elemen luar (cuaca atau alam)," lanjut dia.(Mela Arnani)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulBerkaca dari Kasus Thoriq di Gunung Piramid, Ini Pesan untuk Para Pendaki

Artikel Terkait