Advertorial

Thoriq Meninggal saat Mendaki Gunung Piramid: Ini 4 Perilaku Buruk para Pendaki Gunung yang Bisa Berakibat Fatal

Ade S

Penulis

Berikut hal-hal buruk yang dilakukan pendaki saat mendaki gunung yang bisa menimbulkan hal fatal seperti yang dialami Thoriq Rizki Maulidan.
Berikut hal-hal buruk yang dilakukan pendaki saat mendaki gunung yang bisa menimbulkan hal fatal seperti yang dialami Thoriq Rizki Maulidan.

Intisari-Online.com -Setelah 12 hari menghilang saat mendaki Gunung Piramida, Bondowoso, Jawa Temur, jasadThoriq Rizki Maulidan akhirnya ditemukan, Jumat (5/7/2019).

Penemuan jasadwarga Desa Sukowiryo, Kecamatan Bondowoso, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, menjadi kabar gembira sekaligus kabar duka.

Ya, Thoriq memang berhasil ditemukan, tapi sudah dalam kondisi tak bernyawa, dengan tubuh tersangkut pohon.

Thoriq dinyatakan hilang saat turun dari Bukit Piramid. Thoriq mendaki Gunung Argopuro bersama tiga temannya, Minggu (23/6/2019).

Baca Juga: Gambaran Mengerikan Punggung Naga, Lokasi Penemuan Jasad Thoriq: Lebar Hanya 40 Cm, Kemiringan Hingga 75 Derajat

Kasus meninggalnya Thoriq kembali menjadi pelajaran penting tentang bahaya di balik seru dan asyiknya mendaki gunung.

Sampai saat ini, masih banyak para pendaki gunung yang melakukan hal buruk ketika mendaki.

Kelakuan buruk itu mungkin tetap dilakukan karena keterbatasan ilmu atau etika tentang mendaki gunung.

Berikut hal-hal buruk yang dilakukan pendaki saat mendaki gunung seperti dirangkum KompasTravel dari berbagai pemberitaan.

Baca Juga: Viral Video Minta Tolong Pendaki Hilang di Gunung Bondowoso, Ini 4 Cara Temukan Jalan Saat Tersesat Tanpa Ponsel dan GPS

1. Mendaki tanpa persiapan

Mendaki gunung merupakan aktivitas outdoor atau luar ruangan yang tidak bisa dilakukan secara sembarangan.

Perlu persiapan, mulai fisik, peralatan, hingga pengetahuan mengenai jalur agar pendakian berjalan dengan lancar.

Namun saat ini, ada banyak pendaki yang langsung memutuskan untuk mendaki gunung begitu saja hanya karena ajakan teman atau melihat postingan pendakian di media sosial. Mereka kemudian memulai pendakian tanpa persiapan yang matang.

Hal ini tentunya berisiko. Tanpa persiapan memadai, fisik tidak akan siap untuk mendaki sehingga bisa menimbulkan cedera atau kecelakaan. Selain itu, risiko tersesat juga semakin besar.

2. Memakai setelan pakaian yang tidak cocok untuk mendaki

Sebagai sebuah aktivitas fisik, tentu mendaki gunung juga memerlikan setelan pakaian yang sesuai.

Setelan pakaian yang nyaman tidak hanya membantu pendaki untuk nyaman bergerak, tetapi juga ketika menghadapi kondisi cuaca di gunung seperti panas dan dingin.

Baca Juga: Suhunya Capai 1.100 Celsius dan Meroket 15 Kilometer ke Angkasa, Gunung Ini Kembali Erupsi

Tak sedikit pendaki sekarang yang mengacuhkan perihal setelan pakaian pendakian. Banyak yang masih mengenakan pakaian yang tak cocok untuk mendaki seperti celana jeans, jaket tipis, dan sepatu kasual.

Tentu setelan pakaian yang tak sesuai untuk mendaki membuat pendakian semakin berbahaya. Hal itu juga menyebabkan risiko kecelakaan semakin tinggi seperti hipotermia.

Tentu sepatu sekolah rawan membuat penggunanya terpeleset saat melewati jalut pendakian yang cukup licin dan tak melindungi kaki dari cedera.

Contoh lain adalah, mengatasi udara dingin di gunung tentu butuh jaket yang standar. Jaket dengan lapisan yang tipis jelas tidak akan mampu melindungi tubuh dari udara dingin.

3. Membuat api unggun

Banyak pengelola basecamp pendakian yang melarang pendaki gunung membuat api unggun atau perapian, khususnya ketika musim kemarau. Hal itu karena perapian rawan membuat gunung mengalami kebakaran hutan dan lahan.

Namun, pendaki terkadang tetap nekat membuat api unggun saat mendaki. Biasanya, alasan tujuan api unggun tak lain adalah untuk menghangatkan diri dari dinginnya udara gunung.

Api unggun juga berbahaya karena bara api bisa tertiup angin dan mengenai semak kering sehingga memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Baca Juga: Bisa Menyaingi Taj Mahal, 'Gunung Everest' Sampah India Tumbuh Menjulang Begitu Cepat

4. Meninggalkan rekan tim

Saat mendaki bersama tim, idealnya anggota tim harus berjalan berdekatan. Tak boleh ada satu orang yang memisahkan diri dengan berjalan terlebih dahulu atau tertinggal di belakang.

Hal itu agar semua anggota tim bisa selamat hingga sampai basecamp kembali.

Dari beberapa kasus kecelakaan mendaki gunung, salah satu faktornya adalah terpisah dari rekan pendakian. Hal itu menyebabkan tak terpantaunya pergerakan anggota tim.

Sebagian artikel ini sudah tayang dikompas.com dengan judul "6 Hal Buruk yang Dilakukan Pendaki Saat Mendaki Gunung".

Baca Juga: Menengok Rishikesh, Ibu Kota Yoga Dunia di Kaki Pegunungan Himalaya

Artikel Terkait